2030Z Part 10. Warning alarm

19 13 4
                                    

Keesokan hari nya Yogi mengumpulkan mereka kembali, Yogi ingin memberitahu apa yang akan dia lakukan untuk melindungi camp dan teman teman nya.

"Oke guys, di sini gue ngumpulin kalian lagi, karena gue mau ngasih tau ke kalian kalau gue ada rencana baru buat ngelindungin camp kita." Yogi.

"Kalian udah tau, kemarin kelompok zombie berhasil masuk ke kota ini, mereka udah makin deket dengan camp kita." Lanjutnya.

"Jadi gue mau buat sesuatu agar kita tau pergerakan zombie." Yogi.

"Ohh, gue tau, semacam alarm keamanan, biar tau kalau ada zombie yang datang ke sini." Valdy.

"Nah bener apa kata valdy. Jadi hari ini gue mau kita nyari beberapa barang, untuk membuat alarm zombie. Dan ingat selalu berhati hati." Yogi.

"Bagi kelompok lagi?" Tanya sindi.

"Enggak. Kita cari bareng bareng." Jawab yogi.

Mereka pun bersiap untuk berangkat, dan setelah membawa perlengkapan untuk berjaga jaga dari serangan zombie, mereka mulai bergerak.

Mereka sudah berada di jalan utama yang menghubungkan kota dan tempat kecil yang mereka tinggali. Karena keadaan kota sepi dan sudah hancur, mereka bisa leluasa untuk mengambil apa saja dan masuk ke dalam gedung dan toko yang sudah di tinggal oleh pemilik nya.

"Kita mulai dari toko eemmm..." Yogi berfikir.

"Perkakas." Kata ari.

Yogi menoleh ke arah ari. Lalu ari mulai berjalan ke arah toko perkakas, mereka lalu mengikuti ari. Tapi mereka juga selalu berhati hati dari zombie.

Setelah masuk ke dalam toko perkakas, yang sepi dan sudah berdebu, mereka langsung mencari alat yang pas untuk membuat alarm, mereka mengambil barang barang yang penting saja.

"Berdebu banget sih tempat nya." Keluh difya.

"Lo komen aja dif." Feri.

"Aaaaaaaaaa...!!!!" Difya menjerit keras.

Jeritan difya membuat semua teman teman nya mengarahkan senjata pada difya, mereka mengira ada zombie yang menyerang nya dan ternyata.

"Aaaaaa!!! Fer ada kecoa terbang ferrr!!!" Difya ketakutan lalu bersembunyi di belakang feri.

"Ihhh.. Difya apaan sih! Bikin kaget aja!" Desi kesal.

"Iya nih! Gue kira ada zombie!" Sindi.

"Lebay!" Diah.

Yang lain nya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah difya yang selalu membuat darah naik.

"Ya maaf, gue kan takut sama kecoa." Difya.

Lalu mereka melanjutkan kembali pekerjaan mereka. Setelah di rasa cukup mereka pun pergi dari tempat itu.

"Yog, kita lanjut ke toko elektronik, kita butuh speaker sama beberapa kabel, dan masih banyak lagi." Valdy.

Lalu mereka bergerak ke tempat selanjutnya. Di toko elektronik terlihat sangat berantakan, pintu yang rusak, halaman yang penuh rumput, dan tanda buka yang masih terpampang.

"Lo yakin mau masuk ke sana?" Tanya desi pada yogi.

"Yah. Ayo masuk." Perintah yogi.

Mereka melangkah maju dengan hati hati, dan mereka juga sudah siap dengan senapan masing masing. Sebenarnya ada rasa ragu di hati mereka untuk masuk ke dalam, tapi mereka harus mengambil apa yang mereka butuhkan di sana.

Mereka masuk dengan hati hati, melihat ke sekililing, dan mulai mencari.

"Perasaan gue gak enak nih." Bisik sindi pada diana.

"Gue juga sama, kita hati hati aja." Bisik diana.

Valdy mulai mencari apa yang di butuhkan, dia adalah salah satu di antara mereka yang paling handal dan tau soal teknologi. Dengan sigap ia masukan barang barang yang ia cari ke dalam tas nya. Setelah selesai ia langsung memakai tas itu. Tapi sayang nya ketika valdy berbalik, tas nya tak sengaja menyenggol botol kecil di atas rak.

Botol itu jatuh dan menimbulkan suara, dan secara tiba tiba, datang segerombolan zombie dari luar. Mereka semua segera berlari dan mencari tempat sembunyi.

Akhirnya mereka masuk kedalam sebuah ruangan, zombie itu mengejar mereka, mereka segera menutup dan menahan pintu, kelompok zombie mulai mendorong dorong pintu, mereka kesulitan dan kewalahan menahan pintu. Diah, sindi, dan yang lain nya membantu untuk menahan dengan sebuah rak besi.

Dengan susah payah akhirnya pintu itu tertahan oleh sebuah rak besi yang mereka dorong sebagai penahan. Mereka panik dan berdiskusi untuk mencari cara agar mereka bisa keluar dari ruangan itu.

"Gimana nih, kita kejebak di sini!" Panik diah.

"Tenang kalian jangan panik dulu, kita cari cara agar bisa keluar." Ari.

"Tenang gimana sih ri, lo gila ya! Kita kejebak!" Sindi.

"Kita bisa keluar lewat loteng, tapi kaya nya di sini gak ada pintu loteng." Valdy.

"Ide yang bagus, tapi gimana caranya kita masuk ke loteng kalau gak ada pintu loteng?" Tanya feri.

Mereka semua berfikir, lalu ari punya ide, ia langsung menarik sebuah tangga, lalu ari naik tangga tersebut.

"Eh, eh, mau ngapain lo?" Tanya melva.

"Ari, lo ngapain?" Tanya diana.

Ari tidak menggubris pertanyaan mereka, ari kemudian menggunakan ujung senapan nya untuk menghancurkan plafon. Kini mereka atau apa yang akan ari lakukan.

"Ide bagus." Puji feri.

Setelah selesai, ari turun dari tangga.

"Kita akan lewat lubang ini, ini cukup buat kita masuk, tapi kayanya kedaaan di atas gak memungkinkan buat kita masuk bareng bareng. Jadi gue mau hanya beberapa orang doang yang masuk." Jelas ari.

Keadaan loteng memang sangat tidak memungkinkan untuk mereka masuk secara bersamaan, karena loteng sudah rapuh, bisa saja mereka akan terjatuh ketika plafon sudah tidak sanggup lagi menahan berat badan mereka.

"Jadi? Siapa yang ingin ke atas?" Tanya valdy.

"Gue yang bakal pilih." Jawab ari.

"Nandang, feri, kalian tetap di sini jaga yang lain. Gue, valdy sama yogi bakal ke atas, setelah itu kita bakal membunuh gerombolan zombie itu, dan setelah selesai kita bakal bukain pintu ini, Kalian faham?" Lanjut ari.

Mereka semua mengangguk, ari, Yogi dan valdy bersiap untuk naik ke atas, nandang dan feri bertugas untuk menjaga di dalam.

"Kalian hati hati." Ucap diana.

Lalu ari, valdy, dan yogi, mulai naik ke atas. Gerombolan zombie mulai menggila dan mereka terus menerus mendorong pintu yang sudah terhalang oleh rak besi.

2030Z [WE ARE THE LAST]Where stories live. Discover now