[Follow author terlebih dahulu sebelum membaca]
Bercerita tentang seorang gadis yang jiwanya memasuki tubuh orang lain akibat kecelakaan, yang mana tubuh yang ditempati itu tidak dikenalinya sama sekali.
Ini cerita tentang Utara Freyanika yang bertr...
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Tok! Tok! Tok!
"Ra bangun!" suara ketukan disusul suara teriakan membuat Tara terusik dari tidurnya.
Dengan ogah-ogahan Tara bangun, turun dari ranjang berjalan ke arah pintu dengan sempoyongan.
"BANGUN RA!! GAK BANGUN GW DOBRAK NI--"
Kriet
Brakk
Selatan terjatuh kedepan dengan tidak elitnya. "Asu sakit anying jidat gw!" ujarnya sambil mengaduh kesakitan karena jidat mulusnya mencium lantai kamar Tara.
"Ngapain?" tanya Tara menatap kembarannya yang masih tengkurap di atas lantai.
"Renang ra udah tau jatuh malah nanya!" ketus Selatan bangkit dari tengkurapnya.
"Oh."
"Untung sayang." batin Selatan.
"Kebawah makan." ucap Selatan kemudian melengang meningalkan Tara.
Tara berjalan memasuki kamar mandi untuk mencuci wajah, nggak mandi? Enggak hemat air.
Selesai mencuci wajah, Tara berjalan keluar kamar menuju ruang makan untuk makan malam bersama.
"Tara mana sih lama banget!" kesal Ilham karena sedaritadi Tara belum juga turun padahal ia sudah lapar.
"Sabar ham, bentar lagi Tara turun kok." ucap Tasya menenangkan Ilham yang terlihat kesal.
"Malam." sapa Tara sambil mendudukan bokongnya di kursi dekat Gio.
"Lama banget sih! Gak ngerti apa kalau kita udah lapar!!" ketus Kevin.
"Siapa suruh nungguin gw." sahut Tara santai sambil mengambil sup.
"Lo?!"
"Apa? Mau ribut? Pending dulu gw lagi ga mood." jawab Tara acuh.
"Makan." ucap Angkasa datar. Setelah itu mereka makan dengan tenang dan khidmat.
"Enak." gumam Tara saat memakan ayam.
"Jelas lah yang masak aja Tasya sam Leta." sahut Kevin menatap Tara sengit.
Dahi Tara mengernyit kemudian dia tersenyum penuh arti. "Widihh pinter banget masaknya, bisa dong ajarin gw masak besok." seru Tara sambil menatap ke arah Tasya dan Leta yang pucat.
"Cih, ngajarin lo? Bukannya masak malah ngerusuh." sinis Kevin.
"Ada masalah apa sih lo sama gw heh?!"
"Masalah ya?" Kevin terkekeh kemudian menatap Tara sinis.
"Banyak sampai gak bisa kehitung." lanjutnya.
"Yaudah gausah dihitung kalau banyak." sahut Ilham sambil memakan paha ayam.
"Iya juga ya! Ngapain gw hitung tuh masalah gabakal ada habisnya." Kevin terkekeh pelan.
"Gimana sya? Bisa kan besok ajarin gw masak?" tanya Tara sekali lagi.
Tasya menunduk sambil mengigit bibirnya agar tidak memaki Tara. "Bisa kok ra." balasnya sambil tersenyum manis.
"Kamu beneran sya? Mau ngajarin dia?" Angkasa menatap pacarnya meminta penjelasan.
Tasya mengangguk. "Gak ada salahnya kan bantuin Tara." ucapnya sambil tersenyum manis.
Angkasa mengangguk kemudian diusapnya rambut Tasya dengan sayang.
"Ehem, disini masih ada orang oy!" sindir Ilham menatap kesal dua sejoli yang asik bercengkrama didepannya itu.
"Dunia serasa milik berdua, kita mah apa atuh?" celetuk Kevin.
Tasya langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Angkasa karena malu sedangkan Angkasa menatap dingin kedua sahabatnya.
Selesai makan mereka semua kumpul di ruang tengah.
"Mereka nginep sini." Selatan menatap wajah Tara.
"Terus?" tanya Tara.
"Tasya sama Leta tidur bareng dikamar lo!" titah Angkasa.
"Loh nggk bisa dong! Kamar tamu kan banyak?!" protes Tara dengan wajah kesal.
"Tapi mereka nggk mau tidur di kamar tamu."
"Yaudah tidur di kamar bareng lo aja!" ketus Tara tanpa melihat wajah Angkasa yang merah padam.
"Apa?" tanya Tara saat dipelototi Bara dan Gio. Mereka berdua kemudian menggeleng.
"Cuma tidur doang ribut!" ketus Kevin sembari mengupas kulit kuaci.
"Udah lah aku tidur di kamar tamu aja gapapa kok, ya kan ta?" ucap Tasya dan diangguki oleh Leta.
"Tapi sya--"
"Ck drama, fine lo berdua tidur di kamar gw. Awas lo sampai megang barang-barang berharga gw! Gw gorok tuh leher biar mampus." ucap Tara kemudian berlalu meningalkan ruang tengah menuju kamar diikuti Tasya dan Leta dibelakang. Berasa punya babu.