"Terimakasih banyak Vi, kamu udah bersedia membawa aku dalam hidup kamu."
Aku membalas tatapan teduhnya, "Terimakasih juga menjadi lelaki paling mengerti dan paling menerima aku, bahkan di titikku yang paling buruk. Terima kasih karena memberikan aku kesempatan menjadi wanita yang mungkin akan kenyang dengan rayuan dan strategi kamu tiap harinya!"
Akmal kembali tertawa dan kini memelukku lagi. "I love you to the moon and back, and back to the moon, and back again..."
YOU ARE READING
Informed Consent
General Fiction"Setiap hal yang terjadi atas persetujuan kita, ada andil kita di dalamnya. Jangan mudah menyalahkan takdir jika ada yang tidak sesuai keinginan, jangan buru-buru menyebutnya ujian, karena bisa saja yang sedang terjadi adalah ganjaran dari apa yang...