18

541 61 1
                                    

Jagan lupa Vote sebelum membaca........

Happy reading readers.......

***********





















Author POV.
Liam mengajak Ruby makan malam di restoran berdua, bukan karna apa, Liam ingin ia bisa mengenal Ruby.

"Gimana? Bagus gak tempatnya?" Tanya Liam, saat ini mereka berdua berada di restoran mewah yang sudah Liam menyuruh orang mendekor ruang VVIP yang ia pesan se indah dan seromantis mungkin.

"Silahkan duduk, Princess" Liam menarik sedikit kursi ke belakang dan Ruby tersenyum lalu duduk.

"Maaf kalok gak romantis, aku gak suka main kata-kata romantis tapi cuma angin doang tapi aku ingin langsung melakukannya tampa kata-kata tidak berguna itu. hufft, aku ingin kita memulai dan mau menikah dengan ku tampan paksaan, Will you be mine?" Liam berjongkok di depan Ruby dengan tangan yang memegang kotak merah berisi cincin pertunangan.

"Aku sudah memilih satu wanita dan itu sampai akhir" ucap Liam tersenyum menatap Ruby yang mulai menangis.

"Hiks yes, I will hiks" ucap Ruby, Liam tersenyum dan memakaikan cincin di tengah Ruby.

"Thank you, I love you"

"I love you too" balas Ruby membalas pelukan Liam tak kalah erat merasa bahagia.

Lama mereka berdua berpelukan, Liam melepaskan pelukan dan menangkup kedua pipi Ruby yang gembul.

Cuppp.

Liam menempelkan bibirnya di bibir ranum Ruby dan melumatnya dengan lembut.

"Cupp, kita makan sekarang" ucap Liam memutuskan pangutan bibirnya dan mengecup bibir Ruby.




















*Ke esokan harinya*

Jensoo dan Chaelisa sedang berada di mall, mereka tengah berada di toko perhiasan.

"Gue pikit mereka bakal nolah, eh malah langsung cinta" ucap Lisa membuat Jisoo, Jennie dan rosè tertawa mengingat Ruby dan Liam yang berciuman di balkon kamar mereka.

Liam dan Ruby di suruh satu kamar agar mereka bisa aktab dan saling mengenal satu sama lain, tapi tidak seperti yang mereka pikirkan, Liam dan Ruby sudah terlebih dahulu tunagan dan Liam yang menyiapkan sendiri.

"Ya, kau benar hyung, ku pikir mereka akan bertengkar seperti kebanyakan orang kalau di jodohkan" Jisoo tertawa melihat anaknya yang akhir-akhir ini selalu tersenyum dan ia meminta boddygard mencari tau apa yang membuat Ruby selalu tersenyum manis akhir-akhir ini.

"Kau benar, bahkan aku melihat Ruby tersenyum sendiri, aku meminta boddygard mencari tau apa yang membuat putri ku tersenyum sendiri, eh yang kudapatkan malah Liam" mereka berempat tertawa dan membayar cincin yang sudah di pesan dan keluar dari toko perhiasan.

"Kita akan ke mana setelah ini?" Tanya Jennie.

"Pulang aja l-"

Drettttt drettttt.

"Angkat ponselmu dulu, Chaeng" Rosè mengangguk lalu mengangkat ponselnya.

*Telefon*

"Halo, ada apa Saè?" Rosè.

".................."

"MWO!, baiklah, Mommy kesana sekarang" Rosè.

Tut tut tut.

"Eon, kita harus ke kampus, Liam berkelahi dan ia tidak mau berhenti" ucap panik Rosè mengingat pasal Liam yang pernah membuat teman sekelasnya koma selama enam bulan karna membuat masalah dengannya bahkan hampir di bunuh oleh Liam.

"Baiklah, ayo cepat hon, aku takut dia membunuh anak yang berkelahi dengannya" ucap Rosè sembari berlari ke parkiran.

"Apa maksudmu, Chaeng?" Tanya Jennie bingung.

"Nanti ku jelaskan di perjalanan" Jennie mengangguk dan masuk ke dalam mobil.








Sedangkan di kampus, Liam tengah mengajak seorang Moss Wanted karna berani membuat Ruby sang tunangan menangis.

"Brengsek, berani sekali kau membuat Ruby menangis" ucap Liam yang sudah di kendalikan oleh amarahnya sambil terus memukul, Kim Taehyung atau V secara beruntun.

Bugg, bugg, bugg.

Liam membabi buta V, membuat seisi kantin takut melihat Liam yang terus memukul V walau V sudah mengeluarkan banyak darah, Liam menarik ramput V dan menendang tubuhnya dengan kuat hingga terlempar ke dinding kaca kantin, Ruby yang melihat itu menangis takut melihat Liam yang lebih terlebih seperti Iblis.

Prangggg, buggggg.

V terlempar ke luar dindin kaca kantin yang hancur menuju lapangan basket.

"Liam, hentikan!" Teriak Saè, tapi ia takut mendekati Liam yang sudah bukan Liam lagi, melainkan seekor Iblis yang berwujud manusia tampan.

Sedangkan Ruby menangis dan berada di pelukan ke dua sahabatnya, Minju dan Karina.

Ruby berdiri dan berlari memeluk Liam yang ingin menginjak kepala V yang sudah berlumuran darah tapi masih sadar.

"Hiks...hiks...boo, berhenti hiks....baby....hiks takut" Liam menghentikan langkahnya merasakan pelukan dan ucapan Ruby yang menangis dan memeluknya dari belakang.

Liam membalikkan tubuhnya dan melihat Ruby yang menangis membuat hatinya sesak.

"Hufft, boo udah berhenti, baby jagan nagis ya" Liam menghembuskan nafas kasar dan menggonggong Ruby ala koala.

"Jagan sampai lo ganggu Ruby lagi, kalok lo gak mau Mati." ucap Liam dan menekan kata Mati.

"Astaga, apa yang kamu lakukan Li......























Gantun dulu yaken, gak tau aja si Liam tu bisa bunuh orang tampa kasian, malah si Ruby di ganggu.

See you

**********

Psychopath Mafia 2 And 3 || JENSOOWhere stories live. Discover now