1. Lost and Found

423 83 14
                                    

***

Setiap bulan September, area Student Centre akan mulai dipenuhi mahasiswa-mahasiswa baru yang datang untuk melihat-lihat UKM yang menarik untuk mereka masuki, membuat tiap-tiap sekret sibuk unjuk gigi bahwa UKM mereka benar-benar layak untuk menjadi pertimbangan.

Salah satu yang begitu sibuk adalah UKM Seni. Sebuah kesatuan UKM yang berorientasi pada bidang seni, dimana di dalam sekretnya pun diselingi oleh sekat-sekat pembatas antara bidang seni tari, seni musik, dan seni rupa. Tiga sudut ini sibuk mondar mandir mempersiapkan penampilan terbaik mereka di hadapan para maba yang sekarang sudah berjejer rapi di dalam sekret.

Diantara ketiga bidang tersebut, bidang seni rupa menjadi satu-satunya yang masih sibuk merakit easel dan mengatur cat-cat akrilik di atas meja. Sekitar 8 orang di sudut tersebut memiliki hal tersendiri untuk dilakukan, seperti Kal yang merakit easel, Aji yang mengatur cat akrilik dan palette, Freya yang menyusun kanvas polos, Saras yang sibuk dokumentasi, serta empat lainnya sedang meletakkan kanvas yang telah mereka siapkan dari jauh-jauh hari untuk dipertunjukkan hari ini.

Kesibukan mereka ini mendapat curi-curi pandang dari para maba yang lewat, ingin tahu apa yang dilakukan para senior mereka ini dengan semua alat lukis yang begitu banyak.

Kal mendongak sekilas saat dua mahasiswa baru berdiri tidak jauh di depannya, menontonnya yang sedang merakit easel. Hal tersebut membuat Kal tersenyum tipis—bangga karena hal remeh yang ia lakukan hampir setiap hari ini berhasil menarik perhatian.

Aji yang menyaksikan perubahan raut Kal itu mendengus kecil. "Asli ya elo senyum-senyum gitu bikin orang ngeri tau gak? Kayak pedo."

Kal yang rasa percaya dirinya masih membumbung tinggi itu segera melempar pensil ke arah Aji. "Pedo palalo peyang. Elu pedo."

Aji baru akan melemparkan kembali pensil tersebut saat Saras memekik sebal. "Ih! Bisa gak, sih, kalian berdua akur dikit? Ini gue lagi snapgram kan jadi rusak!"

"Yaelah Ras, perasaan daritadi lo snapgram kagak kelar-kelar dah," ucap Kal.

Saras memutar matanya. "Gimana mau dapat hasil yang bagus kalau lo sama Aji gak bisa diem? Lo mau maba-maba yang nonton snapgram UKM kita itu jadi mundur mau daftar gara-gara lo berdua?"

"Nah, kan, lebay," dengus Aji yang mendapat anggukan Kal.

Saras menghentakkan kakinya sebal. "Lo berdua gak malu apa, diantara semua UKM Seni tuh kita yang pendaftarnya paling dikit???"

Aji dan Kal kompak berdiri dan mendekati Saras, membuat Saras tersentak ketika dua lelaki tinggi itu berdiri menjulang di depannya. Aji menekan telunjuk di bibirnya sendiri, mengode Saras untuk merendahkan nada suaranya. " Ssst! Lo gak lihat apa ada maba yang lagi singgah?"

Kal mengangguk. "Elo ngomel-ngomel gini tuh malah bikin maba takut kali, Ras. Diem."

Saras mengernyitkan kening, kemudian menoleh ke belakang dua teman UKMnya ini, mencari siapa maba yang dimaksud. Kemudian Saras terkikik kecil saat menyadari bahwa yang Kal dan Aji maksud hanya dua orang maba yang memang sedaritadi berdiri disana.

Saras menarik nafas pelan dan memutar tubuh Kal dan Aji hingga menghadap pada dua sekat lainnya, bidang seni tari dan seni musik yang kini benar-benar dibanjiri puluhan maba. Dentuman lagu dan instrument musik hampir memenuhi seluruh ruang sekret, memperjelas perbandingan minat maba pada tiap bidang, dimana UKM seni rupa tahun ini sepertinya akan mendapat gelarnya kembali.

'UKM tidak laku'.

Iya, jika dibandingkan dengan bidang seni tari dan seni musik, bidang seni rupa menempati peringkat paling bawah dalam menarik minat para mahasiswa baru. Walau dari tahun ke tahun pendaftar mereka jumlahnya stabil, tetap saja tidak akan sebanyak yang mendaftar di seni tari dan seni musik. Paling tidak, setiap mereka open recruitment, dari 40 formulir pendaftaran yang mereka sebar, hanya sekitar 15 saja yang kembali.

REKSA | seulminWhere stories live. Discover now