1. paket

19 7 2
                                    

Tok tok tok

"Paket!"

Cklek

"Atas nama Ramayena Agnesia?"

"Iya, bener."

"Tanda tangan disini,"

"Terimakasih."

Yena menutup pintu setelah sang Kurir pergi dari hadapannya, tatapannya fokus ke paket yang barusan ia dapat.

Paket itu datang lagi.

Yena sekarang bingung harus membukanya atau membuangnya, satu sisi ia penasaran, sisi lain ia takut isinya sama seperti  paket-paket sebelumnya.

Lima menit berlalu Yena masih meneliti kotak dengan balutan lakban itu.

"Oke! Semangat Yena! Harus buka paketnya, siapa tahu isinya beda dari yang kemarin kemarin!" Monolog Yena berusaha meyakinkan diri.

Akhirnya Yena memutuskan membuka paket misterius itu, dibawanya paket itu ke meja ruang keluarga lalu tangannya meraih gunting yang ada di sampingnya,

Yena membuka paket itu dengan gerakan pelan penuh waspada.

Sedikit lagi! Paket itu sudah akan terbuka! Kardus dari paket itu sudah terlihat, tinggal Yena membuka tutup kardusnya maka isi paket itu akan ketahuan.

Yena memejamkan matanya, perlahan tangannya membuka tutup kardusnya.

"Yena?" Gerakan Yena terhenti saat mendengar suara familiar memanggilnya, Yena menolehkan kepalanya menatap si penanya.

Ternyata itu Ayahnya, Ayah Yena yang selama ini merawat Yena dari kecil.

Yena menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyuman manis, "Kenapa, Yah?" Tanya Yena masih dengan senyumannya.

Ayah Yena mendekat,

"Lagi ngapain sih? Serius banget." Ayah Yena bertanya setelah sampai di samping Yena.

"Ohh enggak, ini Yena dapet paket lagi." Yena menjelaskan sambil menunjuk paket itu.

Tatapan Ayah Yena berpindah ke paket yang sudah setengah terbuka itu, ditatapnya intens sampai-sampai Yena bingung sendiri.

Yena menghela nafas berat, "Yena bingung, Yah. Dari kemarin banyak kotak kaya gini dimana-mana." Yena bercerita sambil ikut menatap intens paket itu, membuat Ayah Yena menoleh menatap Yena.

"Buka aja coba, siapa tau isinya beda." Usul sang Ayah.

Yena mengangguk menyetujui sambil tangannya membuka penutup kardus,

"Ayo Yena! Jangan takut!" Yena terus merapalkan kata itu didalam hati.

Akhirnya tangan Yena berhasil menyentuh si tutup kardus, dengan tangan semakin gemetar Yena membuka tutup kardus itu.

"AAAAAAAAA!"

Ternyata isinya sama dengan paket-paket sebelumnya, foto Yena dengan banyak darah yang berlumuran, boneka Annabelle disampingnya, serta ada surat yang terselip di sela-sela foto dan boneka.

Air mata Yena mengalir deras dari kedua matanya, ini yang ditakutkan. Sudah sekitar satu bulan ini banyak paket misterius berdatangan, dan sebagian besar isinya sama.

Ayah Yena masih diam mematung disampingnya, entah apa yang difikirkannya.

Tangan bergetar Yena kembali bergerak mengambil surat yang terselip, di bacanya surat itu,

Haii!

Gimana? Seneng nggak dapet paket lagi? Cuman mau bilang, aku sayang kamu! Ditunggu ya kejutan selanjutnya!

-A


Yena meremas-remas kertas itu hingga tak berbentuk lalu ia melemparkannya ke sembarang arah, tak memperhatikan ekspresi Ayahnya yang berubah masam. 

"Ayah keatas, Yen. Nanti biar mbak aja yang bersihin."

*****

29 jul, 2021

Secret StalkerWhere stories live. Discover now