5. target selanjutnya

8 7 0
                                    

Yena sedari tadi mondar-mandir di kamarnya sambil tangannya terus berusaha menelpon seseorang diseberang sana.

"ARGHHH!" Teriak Yena kesetanan,  tangannya melempar hp yang sedari tadi digenggamnya ketembok membuat hp mahal itu hancur berkeping-keping.

Tatapan nya berubah menajam, tangannya terkepal erat, nafasnya ngos-ngosan, persis seperti orang yang sedang kerasukan setan.

"Eloka ..." Gumam Yena terus menerus, ia semakin mengeratkan kepalan tangannya.

"Lo udah tahu rencana gue!" Katanya lagi, kali ini dengan emosi menggebu-gebu.

Jika seseorang melihat Yena saat ini pasti akan mengira Yena gila, karena tampilan Yena saat ini memang sangat mirip orang gila.

"Dia kemana sih, ditelponin daritadi nggak bisa-bisa." Monolog Yena lagi.

"Shit."

Yena melangkahkan kakinya menuju ranjang, didudukkannya diri kasar lalu tatapannya tertuju ke sudut kamar, dimana banyak sekali tumpukan kotak dengan berbagai ukuran,







Kotak yang ternyata selama ini ia gunakan untuk meneror dirinya sendiri.

Sudah jelas, selama ini tidak ada yang meneror Yena, tidak ada Secret Stalker seperti yang selama ini Ayahnya kira, tidak ada Secret Admirer seperti di novel-novel kebanyakan.

Semua ini rencana Yena.

Agar semua orang simpati padanya,

Tapi nyatanya tidak ada yang peduli.

*Flashback saat Yena pertama kali dapat paket misterius*

"Mas, bisa tolongin saya nggak?" Sore ini Yena mendatangi sebuah rondan, yang ia ketahui perkumpulan tukang ojek.

Salah satu diantara mereka bangkit mendekati Yena, membuat senyum Yena mengembang,

"Kenapa, Mbak?" Tanya Mas-Mas yang mendekati Yena.

"Anu ... Mas bisa kan pura-pura jadi kurir?"

Tukang Ojek itu nampak bingung, untuk apa gadis SMA ini mendatangi pangkalan nya dan meminta tolong seperti ini? Anak sekolah jaman sekarang ... Terlalu nekat.

"Aduh, Mbak, maaf. Nggak bi-" Ucapan Mas-Mas itu terhenti ketika Yena menyodorkan sebuah amplop coklat, yang sudah pasti isinya uang. Matanya terlihat berbinar.

Tidak ada manusia yang tidak butuh uang, realistis aja. Kita tidak bisa hidup tanpa uang. Oleh sebab itu manusia berusaha mati-matian mendapatkan uang bahkan dengan cara haram sekalipun. Omongan tidak sesuai dengan kelakuan.

"Bisa Mbak, bisa."

*Off

Huruf 'A' yang selama ini selalu tertera di kertas, ber arti 'Agnesia' nama akhir Yena.
Ramayena Agnesia.

Yena sesenggukan sambil memeluk lututnya yang ditekuk. Memikirkan bagaimana nasibnya nanti membuatnya ingin pergi sejauh-jauhnya dari sini. 

Sekarang El sudah mengetahui semuanya, Yena sudah tidak bisa mengambil simpati orang-orang lagi.

Yena sendirian.

Tidak punya temen apalagi sahabat.

"Eloka ... Lo harus mati." Tekan Yena disela-sela tangisannya.

Yena masih sibuk meredakan tangisnya hingga tidak sadar jika ada seseorang yang menguping pembicaraannya dari awal hingga akhir.

****

29 Jul, 2021

Ya Allah, gatau lagi mau nulis apa... Berasa ga guna banget dah ini pendek-pendek.

Secret StalkerDove le storie prendono vita. Scoprilo ora