2. Datang lagi

12 7 0
                                    

Pagi ini Yena sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat cantik di tubuhnya. Hari ini adalah hari terakhirnya sekolah karena sekarang hari Jum'at yang berarti Sabtu dan Minggu libur.

Yena melangkah santai menuruni satu persatu anak tangga sambil bersenandung ria.

Netranya menangkap Sang Ayah yang sedang duduk manis di kursi makan sambil fokus ke laptop. Senyum Yena melebar mendapati itu.

"Pagi Ayah." Sapa Yena girang, membuat Ayah Yena menoleh kaget ke arah Yena, tapi tak berselang lama ekspresi kaget itu digantikan dengan senyum lebar.

"Pagi, Cantik." Balasnya.

Akhirnya Yena sampai didepan Ayahnya, lalu Yena mulai sibuk menyiapkan makanan untuknya dan juga Ayahnya.

Salah satu rutinitas Yena yaitu merawat Ayahnya menggantikan Ibunya yang sudah lama dipanggil Tuhan.

Yena masih sibuk menyiapkan makanan sampai tak menyadari tatapan Ayahnya yang seolah ingin mengurungnya dikamar.

"Ini Yah." Yena menyodorkan piring yang sudah lengkap dengan nasi beserta lauknya membuat Ayah Yena buru-buru mengalihkan pandangannya.

****

Scarlett High School sudah sangat ramai padahal jam sekarang baru menunjukkan pukul setengah tujuh.

Yena melangkah riang sambil sesekali menyapa ramah orang yang berlalu lalang di depannya.

"Yena." Panggil seseorang membuat fokus Yena teralihkan, ditatapnya orang yang tadi menyapanya membuat senyum Yena semakin melebar.

"El?" Cicit Yena.

El semakin mendekati Yena.

"Tadi ada mas-mas yang nanyain lo." Kata El sambil menyodorkan sesuatu yang Yena tak tahu apa, "ini tadi dari dia." Lanjut El.

Dahi Yena mengernyit dalam, lalu tangannya terulur mengambil kotak yang disodorkan El,

"makasih." Kata Yena.

El mengangguk sambil tersenyum, "Gue duluan ya, ketemu di kelas."

Yena melambaikan tangannya saat El beranjak dari tempat. Fokusnya kembali ke kotak yang tadi diberikan El.

Perlahan tangannya membuka kotak berukuran se telapak tangan itu,

Yena hari ini terlihat biasa saja mendapat paket misterius itu lagi, tidak seperti beberapa hari lalu yang selalu histeris ketakutan. Entahlah, mungkin Yena sudah terbiasa?

Akhirnya kotak itu terbuka sempurna.

Kali ini isinya berbeda, kotak ini berisi cincin emas yang sepertinya bukan emas murahan, dan kertas yang sudah dibalut cantik dengan pita pink.

Yena mengambil cincin emas itu lalu mengamatinya, tak sadar jika sekarang ia masih berada di pinggir lapangan sekolah.

Yena membuka kertas tadi dan membacanya, lagi-lagi berbeda. Jika biasanya kertas itu ditulis dengan tinta merah, maka kali ini ditulis dengan tinta emas.

Haiii!

Gimana? Seneng nggak sama hadiahnya? Cincin itu bakal aku pake lamar kamu nanti ... Tunggu aku Yena!

-A

Sudahlah! Yena benar-benar depresot sekarang!

****

29 Jul, 2021

Cape bgt, tadi udah nulis susah-susah ehh ... Malah ilang Sianjir.

Secret StalkerWhere stories live. Discover now