4. terungkap

8 7 0
                                    

Setelah kejadian tadi, Yena dan El langsung bergegas ke kafe karena waktunya yang sudah mepet. Sekarang saja sudah jam tujuh malam, dan Yena tidak boleh keluar lebih dari jam sembilan malam.

"Mau bahas apa, El?" Tanya Yena memecahkan keheningan.

El akhirnya hanya bisa menghela nafas berat, "Gue tau apa yang lo rencanain." Kata El tiba-tiba,

Yena mengepalkan tangannya, tapi masih tetap mempertahankan ekspresi tenangnya.

"Rencana? Maksud lo?" Tanya Yena masih tetap dengan topengnya.

El berdecih dalam hati, ternyata Yena tidak hanya licik, tapi juga bermuka dua. Itu yang ada dipikiran El sekarang.

El mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, membuat mata Yena sukses membola. "Sekarang lo jujur ke gue, apa yang ngebuat lo ngelakuin ini?" Tanya El menyodorkan foto yang tadi ia ambil dari tas.

Yena menelan salivanya dengan susah payah, kepalan tangannya semakin mengerat tapi Yena tak tahu harus melakukan apa sekarang.

Yena seakan terjebak dengan rencananya sendiri.

"Dapet darimana ... El?" Yena bertanya dengan sedikit kesusahan akibat terkejut berlebihan. El masih menatap Yena tajam, sedangkan tangan Yena berusaha meraih hp yang ada di meja.

El yang lebih dulu menangkap pergerakan Yena, mengambil hp Yena membuat siempu yang punya hp mengumpat dalam hati.

"Jujur, Yena."

nyali Yena menciut sebenarnya, melihat El seperti ini. El yang biasanya humoris kini berubah menjadi monster yang siap menerkamnya kapan saja.

Yena masih diam sambil menunduk ketakutan.

Brak!

Sepertinya kesabaran El sudah benar-benar habis, El menggebrak meja kafe dengan sangat kencang membuat beberapa atensi menatap mereka.

"Jangan buat gue kasar sama lo ya." Desis El mencengkram dagu Yena kencang. Membuat air mata Yena menetes deras.

Netranya melirik ke samping saat melihat seseorang melangkah dengan kasar, dalam hati terus bersyukur karna Ayahnya datang diwaktu yang tepat. Yena semakin terisak, yang sebenarnya hanya dibuat-buat.

"APA YANG KAMU LAKUIN SAMA ANAK SAYA?!"

"Selamat, Yena ..." Yena bergumam dalam hati.

El melepaskan cengkraman kasar lalu menepuk kedua tangan seolah membersihkan debu yang menempel. Ditatapnya tajam Ayah Yena yang tadi berteriak lantang didepannya, lalu El melangkah tegas meninggalkan kafe.

Ayah Yena cepat-cepat menghampiri Yena yang sudah menunduk sambil sesenggukan, lalu dipeluknya anak kesayangannya itu.

"No problem, Yena. Dad is here."

Dilanjut kata-kata menenangkan lainnya.

"Eloka Segara ... target selanjutnya." Kata Yena dalam hati dengan tangan terkepal penuh dendam.

****

29 Jul, 2021

Gatau lagi ah.

Vote yu ...

Secret StalkerWo Geschichten leben. Entdecke jetzt