3. El

10 7 0
                                    

"Bisa kan?"

Hari ini El mengajak Yena ke kafe yang berada dekat sekolah untuk membahas sesuatu yang Yena belum tahu apa.

Sebenarnya Yena malas, karena waktu menonton Drakor nya jadi berkurang karena ajakan El, tapi demi kuota yang dijanjikan El, Yena rela.

Yena menghembuskan nafas kesal, "Yaudah." Katanya sok malas padahal aslinya bahagia luar biasa dapat kuota gratis.

El berjingkrak kesenangan ditempatnya, sedangkan Yena tersenyum geli menanggapi.

"Sekarang ayo!" Kata El semangat,

Yena hanya bisa pasrah saat ditarik El menuju parkiran, El sibuk berceloteh tak jelas sedangkan Yena hanya sesekali menanggapi.

DrttDrttDrtt

Deringan ponsel Yena membuat mereka berdua menghentikan langkah, Yena mengambil hpnya di tas dengan gerakan cepat, lalu mengangkat telfonnya setelah mengetahui siapa penelfonnya.

"Halo?" Kata Yena sambil melirik El.

Yang dilirik hanya acuh seolah tak peduli, padahal aslinya menguping pembicaraan Yena.

"Udah?"

" ... "

"Oke, gue udah mau kesana."

" ... "

"Yoi, Thnks."

Yena memasukkan hpnya setelah panggilan terputus, lalu tangannya menggandeng tangan El membuat si empunya jelad terkejut setengah mampus.

"Kenapa?" Tanya Yena saat merasa di tatap intens.

El hanya menggeleng cepat lalu mempercepat langkahnya membuat Yena kesusahan menyamakan, "Santai napa si El!"

El mengabaikan perkataan Yena, dan masih terus berjalan dengan tatapan yang teramat tajam membuat Yena bergidik ngeri melihatnya.

"El? Kenapasi?"

El menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Yena yang tidak siap menabrak punggung kokoh El.

"Lo kenal sama orang itu?" Tanya El serius.

Yena mengernyitkan keningnya tak paham, "Siapa? Yang jelas ih!" Tanyanya sambil memukul-mukul lengan El, tapi si empunya tetap dengan ekspresi datarnya seolah tak merasakan apa-apa padahal Yena memukulnya kencang.

"Yang di telpon."

Deg.

****

29 Jul, 2021

Suka bgt nulis pendek ...

Secret StalkerWhere stories live. Discover now