"Nae pulang" pekik Nae memasuki rumahnya, di sambut oleh seorang perempuan yang tingginya sama dengannya lalu tersenyum ke arahnya,
"Mba meimei" ucap Nae lalu memeluk tubuh perempuan itu dan terkekeh "ih mba ko ga ngabarin mau balik kesini, gimana ibunya mba udah sembuh?" Nae melepas pelukannya lalu bertanya sembari tersenyum kepada art nya
"Hehe iya maaf ga ngabarin, tadi cuma ngabarin Bu bos aja, Alhamdulillah udah"
"Alhamdulillah deh, Yaudah aku masuk dulu mba, mau mandi gerah"
"Okeh siap"
Nae melangkahkan kakinya hendak menuju ke kamarnya namun suara bundanya menghentikan langkahnya.
Ia berbalik lantas melihat kedua orang tuanya yang tengah berbincang di ruang tamu dengan sepasang suami istri yang ia duga adalah teman bunda dan ayahnya.
"Eh sayang udah pulang, sini" tanya bunda Nae tersenyum melihat putrinya
"eh bunda, iya baru aja" Nae mendekat ke ruang tamu dan mencium kedua tangan orang tuanya bergantian diteruskan dengan mencium kedua tangan teman ayah dan bundanya.
"Sudah besar ya sekarang, masih inget Tante ga?" Tanya teman bundanya Kepada Nae
"Lupa kali Vi, udah lama banget terakhir ketemu dia masih umur lima tahun kan" jawan bunda Tea
"Haha iya, dulu kamu itu suka banget main sama anak Tante, kamu sukanya manggil dia jesh" teman bundanya menceritakan sedikit masa kecilnya bersama anaknya
"Lupa Tante hehe" ucap Nae sembari duduk di samping bundanya
Mahesa memasuki rumah keluarga Nae, ia mendapati suara keramaian orang-orang, sepertinya ada tamu lain selain dirinya, lalu ia mendekat ke arah ruang tamu dan sedikit terkejut saat melihat siapa yang berada di sana.
"Lho mama, sama papa ko disini?" Tanya Mahesa heran
"Lhah kamu juga ngapain disini?" Tanya mama aliv
"La ini rumah temen aku, tu orangnya" Jawab Mahesa menunjuk Nae yang tengah duduk
"Ini juga rumah temen lama papa" papa Adi menyahut
"Jadi Mahesa anak kalian, gua ga inget?" Tanya ayah Bara
"Iya bar ini anak gua, yang suka main sama anak lu dulu" jawab papa Adi menggunakan bahasa lesformal karena ayah Bara dan bunda tea adalah temannya dari jaman SMA
"Sini sayang duduk samping mama" mama Aliv menyuruh Mahesa duduk di sampingnya "ini si dedek itu lho, yang ada di foto kemaren itu" sambungnya
"Ha?, Iya mah?, Masa?" Mahesa melongo sembari bertanya
"Iya, dan sekarang malah kalian udah ketemu lagi dan berteman baik, atau malah udah pacaran" canda mama Aliv sembari terkekeh
"engga ko Tante, kita cuma temen" Sergah Nae cepat sebelum pembicaraan terlalu jauh.
Nae tidak akan menduganya jika teman ayah dan bundanya ini adalah orang tua Mahesa, ia lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa Mahesa adalah teman kecilnya.
Mahesa dan Nae masih sama-sama bingung di posisi masing-masing.
"Oh ya bar, gimana keputusan rencana kita?" Tanya papa Adi membuat semuanya menoleh ke arahnya
"Kita bicarakan sekarang aja?" Tanya ayah Bara
"Boleh aja si, mumpung anaknya ada disini" jawab papa bara menoleh bergantian ke arah Mahesa dan Nae
Perasaan Nae mulai tidak enak, dengan expresi ayahnya dan Om Adi berubah serius serta membawa kata anak dalam pembicaraannya.
Sepertinya ada sesuatu yang serius yang tidak diketahui oleh nya.
Nae mengode dengan kepalanya kepada Mahesa sembari mengernyitkan dahinya.
Nae mencoba mengode dengan maksud bertanya ada apa?.
Mahesa yang juga tidak mengetahui hanya menjawab dengan mengangkat bahu dan alisnya tanda ia juga tidak mengetahuinya
Suasana menjadi serius di ruang tamu keluarga Erlangga.
Karena penasaran Nae mendekat kepada bundanya lantas berbisik pelan "ada apa Bun?"
"Udah dengerin aja" jawab bundanya juga berbisik
Mahesa memperhatikan Nae sedari tadi terlihat tidak tenang, Nae terus-terusan menggigit bibir bagian bawahnya.
Perasaannya tidak tenang sekarang.
TBC
-
-
-
-
-
-
Ku gantung 😚
Dikit aja ku ngetik
Udah ketebak pasti?
Keliatan banget alurnya
Udah dulu ya gua capek ngetik
VOTEMEN NYA JANGAN LUPA
—
—
—
—
see you in the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA with Nae [END]
Teen FictionTernyata memang benar, dunia itu sangat sempit, hal yang tak terduga banyak terjadi disini. Bahkan kini mereka percaya, bahwa sang pencipta mudah membolak-balikkan hati makhluknya. Jangan terlalu serius, kami banyak membawa tawa, jadi tertawalah sel...