11 - HUKUMAN BERHADIA MANIS✓

45.1K 6K 998
                                    

Kini sidang sudah selesai. Rafa dan Jihan harus menerima hukuman yang sudah di kasih oleh Raka dan Fahmi. Zahra sedari tadi menangis di pelukan Raka. Seperti tidak Nerima apa yang di bilang Raka. Rafa mendapatkan 10 Cabuk dan Jihan mendapatkan 30 cabuk. Maka di neraka pun lebih.

Kini Rafa sudah berjongkok di tengah tengah orang dengan matahari yang begitu panas. Sedangkan di sampingnya Jihan sedari tadi menangis. Membuat Rafa muak melihatnya. Kini dia melihat Ziya memberi semangat dan Rafa tersenyum dengan Ziya. Kini semua orang sudah melihat wajah Rafa gimana.

"Gila aku baru tau Gus Rafa mukanya ganteng banget"

"Iya, aku aja sampe pangling"

"Pantes ustadzah Jihan kek gitu rupanya obsesi"

"Gak bisa hilangin obsesi itu"

"Udah ganteng kaya kali Emng top"

Dan masih banyak lagi. Ziya, memang kuat di luar tapi anaknya malah membuat diri menangis. Anak yang ada di kandungannya ini merasa tidak suka dengan Abi nya yang akan di hukum

BES!

Satu cabukan

BES!

dua cabukan yang di dapatkan oleh Rafa. Yang mencabik Jihan adalah Fahmi sedangkan Rafa adalah Raka sendiri.

BES!

tiga cabukan

Ziya menangis menjadi-jadi. Dia benar-benar tidak tahan dan menutup mata. Dia tidak sanggup oleh hukuman yang di beri oleh Raka untuk Rafa.

BES!

Empat cabukan, Jihan sudah tumbang tidak sanggup sedangkan Rafa masih tetap bertahan dan menatap datar. Saat ingin di cabuk ada seseorang yang menahan Tali Cabukan itu.

"CUKUP!" Ziya langsung memeluk tubuh suaminya. Tumbang, iya Rafa tumbang di pelukan Ziya. Ziya maupun Rafa menangis.

"Hiks hiks sakit hiks hiks"nangis Rafa.

"Husss, cup cup jangan nangis hiks yuk berdiri"ucap Ziya. Rafa menggeleng, Rafa tidak kuat untuk berdiri. Semua badannya merasa sakit.

"Hiks hiks sakit"

"Udah dong, masa udh jadi Abi malah nangis sih"ucap Ziya lalu menghapus seluruh air mata Rafa dan mencium kedua mata Rafa.

"A-abi?"

"Iya, Abi Rafa hiks udh yuk Bismilah"ucap Ziya lalu mereka berjalan menuju Ndalem.

Hukuman Jihan tetap masih berjalan sedangkan Rafa tidak bisa karna sudah ada perintah dari Menantunya. Sedangkan Jihan kurang 6, dia hanya mendapatkan 10 cabukan saja.

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

Di dalam kamar Rafa. Rafa sedari tadi diam dan tak bergeming. Dia menatap Ziya, Ziya biasa saja tidak seperti orang lain yang akan menangis jika dia hamil muda. Tidak, Rafa tidak marah kalo Ziya hamil. Dirinya malah bahagia, dia akan menjadi ayah dari Ziya. Tapi kenapa Ziya malah biasa saja tidak ada rasa takut.

"Kamu kenapa?"

"Kenapa Habibati ku ini berbeda"ucap Rafa seraya menyingkirkan rambut yang berada di mata Ziya.

"Berbeda gimana?"Bingung Ziya.

"Jika semua orang yang nikah muda takut hamil kamu malah biasa aja"ucap Rafa.

"Hehe, ngapain aku takut? Toh juga dia anaknya udh ada Abi sama umi nya. Ya harus takut itu, hamil di luar nikah. Abinya gak mau tanggung jawab"Jelas Ziya. Rafa merasa kagum dengan Ziya.

"Subhanallah, Beruntung sekali hambamu ini mendapatkan istri sebaik dirimu wahai Habibati"ucap Rafa.

"Terima kasih Habibi"

"Sama-sama Humairah"

"Jadi? Habibati? Humairah? Atau zawjati?"Tanya Ziya.

"Semuanya"dengan wajah yang lucu. Ziya terkekeh melihat suaminya ini. Lalu dia mengompres punggung suaminya yang sangat merah.

Karna posisi kepala Rafa ada di dada Ziya. Rafa dengan sigap mengelus perut Ziya dengan lembut. Ziya tersenyum melihat tingkah Rafa. Lalu Ziya berdiri dan meletakkan kainnya di nampan. Rafa masih setia mengelus perut Ziya. Padahal masih datar, kenapa di elus.

"Udah di bagi tau sama Abi umi?"tanya Rafa.

"Belum, entar aja. Entar malam, kita pulang! Sekalian beli tahu berontak"ucap Ziya.

"Siappp Apapun untuk umi Ziya. Abi Rafa beliin ngidamnya"keduanya sama tertawa. Dan mulai terlelap begitu saja.

Kini pagi sudah berganti dengan sore. Ziya masih didalam kamar mandi sedangkan Rafa masih tertidur di kasur. Rasa, males bangun dan ingin tertidur saja.

Pintu kamar mandi terbuka dan Ziya melihat Rafa yang masih tertidur. Entah kenapa kemauan anaknya ini menyuruh dirinya duduk di punggung Rafa. Tidak banyak bicara, Ziya langsung duduk di punggung Rafa. Ziya memikirkan, apa entar punggung nya akan sakit? Ziya benar-benar takut.

"Nghhh"tidur Rafa terganggu gara-gara punggung dia basah dan dingin. Rafa tidak memakai baju, dan membuat Rasa perih itu menjadi nikmat akan dinginnya.

Saat Rafa melihat siapa yang duduk di atas. Ternyata, Ziya lah yang duduk. Lalu, Rafa ambil badannya Ziya lalu membalikkan ke perutnya. Rafa yang matanya masih tertutup tidak kuat untuk membuka matanya lagi. Ziya itu langsung saja memeluk leher suaminya. Rafa tersenyum kecil lalu memeluk pinggangnya Ziya agar semakin dekat. Rafa, merasakan aneh di perutnya. Kenyal kenyal dan basah. Dengan jahil, Rafa colek bagian Ziya membuat pipi Ziya merah padam.

"biii ngapain?"

"Lagi ngelus"memang iya sih, Rafa mengelus itu membuat Ziya menahan hasrat nya. Rafa yang melihat itu, malah semakin menjadi-jadi. Rafa mengeluarkan Smirk nya. Salah sendiri, kenapa menjahili dirinya yang duduk di punggung nya yang masih sakit.

"Mphh"

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

Kini Ziya dan Rafa sudah berada mobil. Karna mereka akan pulang ke Mension. Sebelum ke Mension, Rafa dan Ziya mampir ke tahu berontak terlebih dahulu.

Saat sudah sampai di toko tahu berontak. Ziya dan Rafa keluar dari mobilnya dan berjalan kearah penjual tersebut. "Mau isi apa?"

"Coklat"

Rafa terkejut, yang benar saja coklat mana enak. Rafa kini punya ide agar Tahu berontak ini akan menjadi coklat. "Yang bener?"tanya Rafa.

"Iyah"

"Ya udh kamu masuk kedalam mobil aku mau beli tahu berontak dulu"ucap Rafa, Ziya mengangguk paham dan berjalan menuju mobil.

"Bang, beli tahu berontak 20 yah isinya campur"ucap Rafa.

"Siap"

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Rafa. Rafa udh pakek sorban loh, masa orang itu gak tau kalo kenal Rafa harus ngucapin salam.

"Assalamualaikum, Rafa betul?"Ucap seseorang. Rafa yang mendengar itu langsung berbalik. Rafa terkejut, di belakangnya adalah gadis yang sama seperti indah. Mengejar dia karna harta, Rafa dulu pernah jatuh cinta ke dia tapi tidak sekarang.

"Wallaikumsalam, betul"

"Kamu masih inget aku gak? Aku Fiza loh, aku tau! Pasti kamu gak lupa kan!!"ucap Fiza dengan antusias. Rafa hanya mengabaikan saja dan menerima tahu berontak dan langsung membayar nya.

"Terimakasih"

"Sama²"

"Saya pamit dulu, Assalamualaikum"ucap Rafa. Tangan Rafa di tahan oleh Fiza dan Rafa langsung menghempaskan.

"Bukan mahram"

"Aku boleh ikut gak? Soalnya aku sendirian nih"

RAFAIZAN [SUDAH TERBIT!]Where stories live. Discover now