49. BYE WORLD

5.4K 490 106
                                    

HAPPY READING

"Maaf ... aku lelah dan izinkan aku menyerah."

—Mars Sanjaya Alexion—
Karya || Ummu Fatimah

SPAM KOMEN DI SETIAP DIALOG!

Sebulan sudah Mars tidak sadarkan diri, sementara keluarga Aldebaro sudah tenang di balik jeruji besi. Sementara anak-anaknya—Bara dan Vanya memilih untuk tinggal bersama dengan kakek serta neneknya.

Sebuah video penyiksaan dan rekaman CCTV rumah memperlihatkan detik-detik Sella dan Hendra yang menghukum Mars dengan mencambuk dan menendang tubuh anak itu.

Akhirnya sepasang suami-istri itu terkena pasal 351 KUHF yang menyatakan bahwa penganiayaan disamakan dengan sengaja merusak kesehatan arau merugikam kesehatan orang lain.

Serta Sella dan Hendra terkena pasal 76C Undang-undang 35 tahun 2014 tentang penganiayaan terhadap anak. Hal itulah yang menyebabkan keduanya harus bertahan di balik jeruji besi.

Kembali ke rumah sakit, Anggara—selaku kepala keluarga memutuskan untuk membawa Mars ke luar negeri. Ia pun juga memutuskan untuk berhenti menjadi tentara dan melajutkan merintis perusahaan yang telah ia dan Rey bangun bersama.

"Mas ... kamu yakin akan membawa Mars keluar negeri?" tanya Hanna memastikan. Kini keduanya tengah duduk di bangku taman memandang pada sebuah danau buatan di depannya.

"Yakin sayang, aku ingin yang terbaik untuk Mars. Aku ingin menebus segala dosa dan kesalahanku bertahun-tahun ini." Anggara menatap kosong pada hamparan danau itu.

"Baiklah jika itu keputusan Mas Angga, aku akan mendukungmu selalu, Mas." Hanna mengusap punggung tangan Anggara dengan lembut.

"Mama ... Papa ... keadaan Mars memburuk!" Dari kejauhan Devan meneriaki kedua orang tuanya bahkan nafasnya pun memburu karena berlari dari ruang rawat Mars sampai di taman belakang rumah sakit.

Hanna begitu pun dengan Anggara terkejut bukan main. Keduanya lantas berjalan cepat ke ruang rawat sang putra. Sudah sebulan ini mereka tempati untuk bolak-balik menjenguk putranya.

"Key ... gimana keadaan Mars?" Hanna menatap sang adik dengan air mata yang berlinang.

"Mbak yang sabar ya!" balasnya kemudian Keysha memeluk tubuh kakaknya—saling menguatkan hanya demi kesembuhan Mars.

Hingga beberapa menit kemudian pandangan mereka terarah pada sebuah pintu yang terbuka. Seorang dokter dengan pandangan kosong menatap ke arah seluruh keluarga pasien.

"Rey! Gimana kondisi anak saya?" tanya Anggara dengan penasaran.

" ... " Rey hanya diam dengan pandangan kosongnya. Ia bingung harus mengatakan apa kepada mereka. Jujur saja ia merasa gagal menjadi seorang dokter saat ini.

"Dad ... jawab pertanyaan Papa?!" bentak Glen, ia tidak peduli jika sikapnya ini keterlaluan. Sekarang ia panik namun, kenapa ayahnya itu justru diam dengan seribu bahasa?

Karena masih tak ada jawaban dari Rey. Keysha pun berinisiatif untuk bertanya, "Mas ... gimana keadaan Mars?" tuturnya.

"Keadaan Mars——" ucapan itu terpotong oleh sebuah teriakan dari seorang perawat di dalam ruang rawat Mars.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MARSWhere stories live. Discover now