19. HEXAGON - Hari ke 10

58 60 12
                                    

Setelah senja menyakitkan kemarin, Avi lebih banyak diam di kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah senja menyakitkan kemarin, Avi lebih banyak diam di kelas. Ia juga jarang keluar kelas bergabung dengan yang lain sekedar makan siang. Avi membatasi jam keluar menjenguk Elang di rumah sakit yang belum sadar di hari ke 10.

Datang ke sekolah langsung duduk di bangku paling pojok dekat jendela kebun, menyalakan musik dan mendengarkan lewat headphone.

Jika jam istirahat berbunyi, ia memilih melakukan hal yang sama sampai jam pulang. Terkadang ia memilih tidur di bangku menutupi kepalanya dengan tas.

Tentu saja teman-teman Avi mencari. Mereka tidak akan menginjak gedung biologi karena guru di sana terkenal rapi, ketat. Mereka melintas saja sudah akan dipanggil oleh pengawas, bagaimana jika memasuki area gedungnya.

"Lo gak makan?" tanya Dimas yang duduknya di depan Avi. "Temen Lo nyari di bawah."

"Gue mau tidur." balas Avi malas.

"Lo lagi marahan sama Hafa? kok gak kelihatan uwu." pertanyaan yang membuat telinga Avi memanas, bahkan tatapannya berubah menjadi tajam.

"Oke." jawab Dimas seolah paham dengan mata itu.

"Avi, sini foto yuk." teriak Via mengajaknya. Dengan ramah dan senyum manisnya Avi membalas dengan gelengan kepala.

Avi sudah bersiap dengan memasukkan kepala ke dalam tasnya untuk tidur, tapi suara gebrakan keras dari luar membuatnya terbangun.

GRAGHK

"Mana Hafa?"

Ah Rama sudah berdiri dengan seragam tidak karuan. Gaya preman dan menunjukkan otot lengannya sudah membuktikan kalau Rama sednag marah.

Rama menendang meja di bangku depan agar semakin ricuh. Siswa dari kelas lain juga ikut datang melihat keributan.

"Mana Hafa?" tanya Rama emosi.

"Ngapain Lo cari Hafa?" tanya Avi masih santai duduk dengan wajah mengantuk.

"Kenapa Lo gak cerita ke kita hah?" Rama bertanya sambil emosi. "Lo anggep kita apa?"

nafas Avi sudah naik turun melihat emosi Rama. Ia juga bisa melihat Dika, Abib, Teguh dan Nizar berdiri di belakangnya dengan tatapan kecewa.

"Karena ini kesalahan Gue." balas Avi tenang.

"Terus apa gunanya kita?" emosi Rama memuncak. Matanya melotot ingin keluar menatap Avi.

"Tuh Hafa." suara Aga memecah.

"Jadi Lo Hafa? yang udah sakiti adek Gue?" Rama langsung mencengkeram seragam Hafa dengan kasar. Hafa yang mendapat serangan itu juga terkejut tidak bisa apa-apa.

"Jawab." bentak Rama.

Sepertinya kesulitan bernafas, wajah Hafa biru sambil menepuk tangan Rama agar menyingkir dari lehernya.

HEXAGON - SEGI ENAM (End)Where stories live. Discover now