14. HILANG KONTAK

484 71 4
                                    

"Kakak, ayo! Udah ada yang jemput!" seru Sintya dari ambang pintu kamar.

"Heh? Dijemput siapa?"

Kalian sedang bersiap untuk pergi ke sekolah setelah kemarin ia izin tidak masuk karena butuh waktu menenangkan diri pasca pelecehan yang ia alami. Kening gadis berseragam SMA itu  berkerut, ia tak merasa memesan ojek online atau janjian dengan seseorang.

"Hmm ... pura-pura! Siapa lagi kalau bukan dokter spesialis cinta," goda Sintya.

"Mas Surya?"

"Yup! Udah ayo buruan, Kak. Kapan lagi kita ke sekolah di anter mobil bagus. Cepetan!"

Sintya sudah menarik tangan kakaknya yang masih sibuk menyisir rambut. Sementara Kalia merasa enggan untuk berangkat ke sekolah di antar oleh Surya.

"Apa sih, Dek? Nggak usah ditarik gini juga dong!"

"Selamat pagi, dokter cinta. Pasien dokter sudah siap di antar ke ruang hati," cengir Sintya.

Surya terbahak melihat kelakuan gadis SMP yang menarik paksa kakaknya. Ia pun menggeleng keheranan dengan perbedaan sifat keduanya. Menurut Surya, Sintya tumbuh dewasa sebelum waktunya.

"Udah siap? Ayo!"

Surya membukakan pintu mobil untuk Kalia. Sementara Sintya mendorong kakaknya agar cepat masuk ke dalam mobil.

"Sintya!" Kalia terlihat kesal.
Sintya tak menanggapi, gadis SMP itu malah terkikik dan membuka pintu penumpang belakang.

"Silakan masuk, Tuan Putri," goda Surya.

Kalia masih berdiri mematung, "ngapain kamu ke sini lagi?"

Sintya yang melihat dari balik jendela ikut kesal dengan sikap jutek kakaknya.

"Kan mau anterin kamu berangkat sekolah," jawab Surya dengan senyum.

"Kayaknya nggak perlu repot-repot, Mas. Saya sama Sintya biasa naik angkot."

Surya menghela napas, "Kalia, denger ya. Sejak kejadian kemarin malam, aku kan udah janji bakal jagain kamu termasuk buat anter jemput kamu."

Kalia akan menjawab lagi, tetapi suara Sintya lebih dulu menggema.

"Kakak! Udah dong debatnya, udah mau jam 7 nih!"

Surya mengangguk, "Sintya benar, ayo masuk biar nggak kesiangan. "

Kalia akhirnya menurut dan masuk ke dalam mobil. Rasanya sekuat apa pun ia menghindari Surya, bahkan sampai berbohong, Semesta tetap akan mempertemukan mereka.

"Pokoknya selama aku nggak sibuk, lagi nggak ada jadwal jaga, pasti aku antar jemput kalian. Kalau kalian mau jalan-jalan juga bilang aja yah?"

"Asyik! Siap, Bang!"

Sintya malah antusias, tidak dengan sang kakak yang masih diam seribu bahasa. Kembali pejalanan dimeriahkan dengan celoteh Sintya.

"Oya, Abang udah kerja di rumah sakit?"

"Iya udah, lagi koas."

"Wah sama dong kayak Kak Kalia, dia juga lagi kerja part time di rumah sakit."

"Oya? Serius? Di rumah sakit mana?"

Mata Surya berbinar, Kalia justru menunduk malu, satu kebohongannya kembali terungkap.

"Jangan-jangan di rumah sakit yang kemarin kita ketemuan?" tebak Surya.

"Betul! Dokter dapet nilai 100!" Sintya kegirangan.

SURYA DI SURALAYA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang