Mencari Tahu

16.1K 1K 16
                                    

Sebuah kepuasan tersendiri bagi Lauryn saat melihat wajah Anna yang memerah padam di depannya.

"Kenapa? Marah ya jaketnya ketua REXITER's gue pakai?" tanya Lauryn memanasi.

"Jangan mancing," tegur Oriel.

"Gue gak mancing, cuma manas-manasin aja kok," balas Lauryn santai.

"ORIEL! MAKSUD KAMU APAAN SIH?!" geram Anna, "MAU KAMU AKU BILANGIN KE PAPA KAMU?!" ancamnya.

Ini kalau Oriel tidak memegang tangannya Lauryn. Sudah Lauryn pastikan, akan habis boneka Annabele di depannya ini.

"Jangan suka ngadu jadi orang. Oriel bebas milih kemauannya," nasihat Deren.

"Aduin aja," ucap Oriel, "gak takut." Ia berlalu pergi meninggalkan Anna dan teman-temannya.

"Sukurin lo, wle." Lauryn menjulurkan lidahnya melewati Anna.

***

"Lo mau ajak gue kemana?" tanya Lauryn saat duduk di atas motor. Ini bukan kearah basecamp REXITER's maupun rumahnya.

"Diam aja terus. Emang dasar manusia patung," ucap Lauryn, kesal, "ohh, gue ada panggilan baru buat lo," ucap Lauryn senang, "boneka manekin. Yap. Itu cocok sama lo."

Lauryn menatap heran saat keduanya memasuki kawasan perumahan elit.

"Makhluk asing dilarang masuk! Kawasan perumahan elit ada di depan!" ucap Lauryn membaca peringatan di gerbang masuk.

Lauryn tertawa. "Itu siapa yang bikin tulisan begitu. Nyindir gue banget," kekeh Lauryn.

Motor sport Oriel berhenti di depan sebuah rumah yang terbilang cukup wah dipandang mata.

"Turun."

"Iya sabar." Lauryn turun dari motornya Oriel. "Rumah lo?" tanya Lauryn basa-basi sekali.

Oriel menggelengkan kepalanya pelan. "Rumah gue yang itu." Oriel menunjuk salah satu rumah yang masih terlihat dari perkarangan rumah dimana mereka berada sekarang.

Uh! Untung Lauryn bertanya tadi, kalau tidak sudah kegeeran duluan nanti.

"Lah terus ini rumah siapa?" tanya Lauryn.

"Kakek," jawab Oriel seadanya. Ia kembali mengajak Lauryn untuk ikut dengannya.

"Kakek Zack?" tanya Lauryn. Takut kalau yang dimaksud Oriel kakeknya dari orangtuanya yang lain.

"Hm." Oriel melepaskan pegangannya pada Lauryn. "Tunggu sini," pinta Oriel.

"Okay." Lauryn duduk dengan tenang di sofa ruang tamu sambil melepaskan jaket milik Oriel.

Ralat. Gadis itu tidak bisa diam. Walaupun duduk manis di sofa, tapi Oriel tidak yakin jika gadis itu mau menuruti perkataannya.

"Kenapa natap gue kayak gitu? Gue bakal diem disini," ucap Lauryn meyakinkan Oriel yang melihatnya dengan ragu.

"Jangan bandel," nasihat Oriel.

"Iya. Gue gak akan bandel, untuk sekarang tapinya," balas Lauryn. Ia dengan santainya merebahkan tubuhnya di sofa. Tangannya mengambil sebuah bantal untuk kepalanya.

FATE (END)Where stories live. Discover now