Tertuduh

15.7K 999 15
                                    

Guys, thanks buat vote dan komennya di chapter sebelumnya 🙏

Padahal Ay gak bikin konten karena kena pelanggaran, tapi Ay gak tau kenapa bisa pelanggaran hehe...

Walau gitu pembaca Ay bertambah, Ay senang...

Ay update karena kalian minta next, biasanya Ay update pasti malam, jadi ditunggu aja ya...

-Happy Reading-

Zain menghela nafas pelan. Ia melirik sebentar kearah jam tangan hitamnya.

"Lauryn, udah larut. Katanya lo mau balik kalau udah tengah malam," ucap Zain.

Lauryn berdecak kesal. "Gue lagi malas balik. Mending numpang di kantor ruangan lo," balas Lauryn. Ia kembali mengambil kaleng minuman soda yang entah ke berapa hari ini.

"Jangan nyari penyakit! Lo dari tadi belum makan sama sekali." Zain mengambil minuman kaleng dari tangan Lauryn. Ia tahu mood Lauryn sedang tidak bagus hari ini. Merayu Lauryn juga bukan perkara yang mudah.

Lauryn tidak mengindahkan perkataan Zain. Ia mendongak menatap langit-langit ruangan Zain. "Ada job?" tanya Lauryn pelan.

Ia sudah mulai merasa lelah hari ini. Pulang sekolah ia jalan-jalan bersama kedua sahabatnya untuk menghilangkan kepenatan pikiran. Tapi tidak berhasil. Pikiran tentang kejadian tadi sore di sekolah masih jelas ia ingat. Akhirnya Lauryn mengeluarkan semua unek-uneknya pada Zain yang sudah ia anggap seperti abangnya sendiri.

"Kalaupun ada gak akan gue kasih. Pikiran lo sekarang belum tenang," jawab Zain. Ia meminum kaleng soda yang sempat Lauryn buka, tapi belum gadis itu minum.

"Gue bingung bang," lirih Lauryn, "sebenarnya apa yang gue cari sampai sekarang?"

"Gue yakin lo pasti bisa ketemu sama mereka," balas Zain. Ia menarik pelan kepala Lauryn agar bersandar di dadanya.

"Sebelum itu terjadi, gue kayaknya bakal ketangkep lagi sama dia," balas Lauryn, "gue takut bang," lirihnya.

Zain mengusap-usap puncak kepala Lauryn lembut. Sesekali merapikan anak rambut Lauryn yang menutupi wajah gadis itu. "Apa lo akan pergi, kalau dia tau dimana lo sekarang?" tanya Zain.

Dengan mata terpejam, Lauryn mengangguk pelan. "Hm. Demi kebaikan kalian."

Zain tersenyum kecil saat mendengar nafas Lauryn yang cukup teratur. Gadis itu sudah tertidur sekarang. Ia menatap ke arah depan ruangannya.

"Satu tahun gue lindungin lo dari dia. Jangan sampai lo jatuh lagi ketangannya. Jangan," lirih Zain.

***

Hari mood Lauryn telah kembali. Ia diizinkan membawa mobil kepunyaan Zain ke sekolah, setelah 3 hari bolod. Bibirnya tidak henti menyenandungkan sebuah lagu dari salah satu earphone yang terpasang di telinganya.

Lauryn menginjak rem saat lampu berubah merah.

"Patuhi aturan berlalu lintas, agar semua selamat. Kalau sekolah kayaknya gue masa bodoh ya," ucap Lauryn bermonolog.

Ia membuka jendela mobilnya saat melihat seorang anak kecil yang berjualan minuman.

"Minumannya kak?" tawar anak laki-laki itu.

Lauryn mengangguk mengiyakan. "Air mineralnya satu," ucap Lauryn, "bonus permen lo satu ya," lanjutnya, bercanda.

Si anak tersenyum simpul. Ia memberikan sebotol minuman mineral pada Lauryn, ditambah dua bungkus permen karet. "Ini kak."

FATE (END)Where stories live. Discover now