02 - Tetangga yang Aneh

247 102 148
                                    

Bukannya sombong, tapi memang kenyataannya begitu, tinggi Jihoon terbilang ideal untuk ukuran pemuda berumur duapuluh tahun keatas. Tapi tidak semua orang sama, tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur bukan berarti kekurangan kalsium, ada gen gen yang menentukan tinggi badan seseorang.

Tidak usah jauh-jauh, contohnya kakak laki-lakinya yang mempunyai tinggi badan jauh lebih pendek daripada Jihoon—yang menurun dari Ibunya. Saking pendeknya Jihoon sampai menjulukinya peri 13 cm.

Ya, intinya tinggi badan tidak menentukan umur seseorang.

Seperti pemuda mini yang sedang reunian dengan Yoonbin ini.

"Kak Hyunsuk? Ngapain di sini?" tanya Yoonbin setelah selesai dengan acaranya terkejutnya itu.

Pun pemuda di hadapannya sama. "Lha, rumahku di sini."

Dilihat dari cara berbicara mereka, sepertinya mereka saling mengenal satu sama lain.

"Rumah Kak Hyunsuk di sini? Di mana?"

Pemuda bernama Hyunsuk itu menunjuk salah satu rumah yang berada tepat di hadapan rumahnya Jihoon, dan Jihoon baru tahu jika pemuda itu tinggal di sana yang artinya pemuda ini tetangganya. Wajar sih, Jihoon baru pindah tadi malam sekitar pukul delapan dan keadaan lingkungan sedang sepi. "Terus kamu juga ngapain di sini?" tanya balik Hyunsuk.

"Bantuin teman beresin barang-barangnya, baru pindah ke sini dia," jawab Yoonbin menunjuk Jihoon.

Bohong! Mana ada Yoonbin membantunya, malah menyusahkannya. Jihoon bercibir di dalam hatinya.

"Oh! Ini Kak Hyunsuk, kakak tingkat di jurusanku." Yoonbin memperkenalkan pemuda di hadapannya setelah mengerti tatapan bingung dari kedua temannya. "Ini temanku, Yoshi, dan satunya Jihoon yang baru pindah ke sini tadi malam."

Perkenalan itu diawali dengan Hyunsuk yang mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Yoshi diikuti Jihoon yang melakukan hal yang sama juga. Kemudian dilanjutkan dengan basa basi Hyunsuk yang bertanya mereka mau kemana, dan berakhir dengan ajakan bertamu di rumahnya.

Luas tanah satu unit perumahan sebenarnya sama, hanya saja bentuk dan arsitektur rumahnya yang dibangun sesuai keinginan pemilik unit itu berbeda-beda. Rumah Hyunsuk memiliki luas dan besar yang sama dengan rumah Jihoon dan di sekitarnya, hanya saja arsitektur rumah itu yang terlihat paling mencolok dengan cat putih bercampur hitam.

Saat memasuki pekarangan rumah, Jihoon sudah merasakan aura kemewahan. Belum sampai di situ, saat masuk ke dalam pun ia sedikit takjub dengan isi dalam rumahnya yang tak kalah mewah. Sepertinya si Hyunsuk Hyunsuk ini berasal dari keluarga berada yang status sosialnya tinggi.

"Enggak apa-apa nih Kak? Kita masuk ke rumah Kakak?" tanya Yoonbin untuk kesekian kalinya, wajahnya tampak segan menatap seisi rumah Hyunsuk yang terlihat bak istana.

"Ya enggak apa-apa lah, masuk aja gak usah takut. Lagipula, Mama enggak ada di rumah." Pendengaran Jihoon yang tajam dapat menangkap ucapan terakhir Hyunsuk yang seperti berbisik itu, dan helaan nafas lega Yoonbin sedikit aneh menurut Jihoon. Yoonbin yang jika bertamu di rumahnya berbuat seenaknya malah bersikap tidak enak ketika bertamu di rumah Hyunsuk.

Sungguh enggak adil!

"Ahjumma!" seru Hyunsuk pada pelayan rumahnya.

Selama Hyunsuk berbicara dengan para pelayan Jihoon memperhatikan seisi rumah itu di setiap sudut. Sebuah foto berukuran besar menarik pehatian Jihoon. Hyunsuk duduk di tengah dan diapit oleh dua pria dan wanita yang rambutnya hampir memutih, di belakangnya ada dua pria dan wanita paruh baya yang berdiri memegang bahunya, dan beberapa orang di samping pria dan wanita paruh baya itu.

EQUANIMITY | TREASUREWhere stories live. Discover now