ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।
"Bub," Mattew merasa sedikit terkejut saat Fora tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Yes, what's wrong beb?" Mattew menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari game pada ponselnya.
"Kamu ga bosen gitu di rumah terus?"
"Ga sih, pokoknya selama ada kamu sama game dirumah, aku ga bakalan pernah bosen."
Fora mengerucutkan bibirnya sebal, "ish, tau deh! Kamu mah gitu, ga pernah bisa peka," kemudian gadis itu melangkah pergi meninggalkan Mattew dikamar lelaki itu.
Merasa sang kekasih merajuk, Mattew langsung menghentikan permainannya, dan langsung mengambil kunci motor beserta jaket kulit miliknya.
Sedangkan diruang tamu, Fora sudah menggerutu kecil dan mengumpati Mattew yang tidak peka akan keinginannya.
"Nyebelin banget sih Mattew itu! Orang lagi ngode buat keluar juga, malah gaada peka-pekanya sama sekali." Gerutu Fora kembali.
Saat kembali ingin mencibiri kelakuan tak peka Mattew, tiba-tiba sebuah jaket kulit sudah melingkar sempurna pada pundak Fora.
"Udah jangan ngomel mulu, ayo kalo emang mau keluar."
Seketika itu juga senyuman Fora terbit, dan mengangguki ucapan Mattew.
➖➖
Kini mereka berdua sedang berada di atas motor Mattew yang terus melaju. Mereka berdua memutuskan untuk berkeliling kota saja guna menghilangkan jenuh.
Fora sendiri sedang menikmati semilir angin yang menyapa rambut hitam legamnya.
Ia pun kian mengeratkan pelukannya pada Mattew, saat merasa udara malam semakin menghujamnya, kemudian kembali menyenderkan kepalanya pada punggung sang lelaki.
"By, kamu laper ga?" Tanya Mattew.
"Iya sedikit."
"Kalau gitu nanti kita berhenti di warung nasi goreng biasanya, mau?"
Fora mengangguk antusias, "iya mau, udah lama juga kita ga kesitu."
"Kalau gitu kita langsung meluncur!" Mattew menambah kecepatan motornya, yang langsung membuat Fora terkekeh senang.
Melihat gadis mungilnya yang begitu antusias, membuat perasaan Mattew juga menghangat pada saat itu.
