Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Begitu sampai di cafe milik Mama Mattew, Fora mengernyitkan dahinya tak mengerti.
Ia merasa bingung, mengapa cafenya sangatlah sepi. Walaupun cafe Mama Mattew tidak memiliki kaca dan cukup tertutup untuk dindingnya, tetapi seharusnya pada saat itu cafe sudah terlihat ramai akan para pelanggan.
Dengan langkah pelan dan ragu, Fora mulai memberanikan diri untuk bergerak maju membuka pintu.
Begitu pintu cafe Fora buka, ia merasa terkejut bukan main dengan kondisi didalam cafe.
Didalam cafe sudah ramai akan para saudara Fora dan saudara Mattew, bahkan keluarga inti kedua belah pihak pun sama adanya.
Hanya satu yang tidak ada, ia adalah Mattew.
Lelaki itu bahkan tidak ada di antara kerumunan saudara-saudara lainnya.
Kemudian Fora menanyakan segala kebingungannya pada Mama Mattew, "ini ada apa ma, kok rame sama saudara Fora juga saudara Matt?"
Mama Mattew mengulas senyum dan membelai lembut rambut Fora, "gaada apa-apa kok nak. Cuma acara untuk menyatukan 2 keluarga saja."
"Hah? Maksudnya gimana ma? Fora ga paham deh."
"Kan kalau aku nikahi kamu, otomatis kita menyatukan dua keluarga kan, by?" Sahut seseorang dari belakang tubuh Fora.
Mendengar suara yang sangat familiar di belakangnya, membuat Fora seketika menengok. Dan gadis itu segera pergi memeluk Mattew, merasa rindu pada lelakinya. Bahkan ia masih belum terlalu terkonek dengan maksud ucapan Mattew barusan.
"Jadi kamu mau ga?" Tanya Mattew di sela-sela pelukannya dengan Fora.
"Mau apa emang?"
"Aku mau menyatukan 2 keluarga ini dengan cara aku nikahi kamu," ucap Mattew dengan telak.
"Hah?" Fora masih berusaha mencerna semua ucapan Mattew, saat Mattew sendiri sudah mulai memasangkan sebuah cincin pada jari manis Fora.
"Sekarang kita udah resmi tunangan by," ucap Mattew yang setelahnya langsung mengecup lembut bibir Fora.
Tak lama dari aksi Mattew itu, membuat para saudara yang menonton berteriak ricuh tak karuan.
Sedangkan Fora, gadis itu masih terdiam bingung dengan otak yang masih berusaha memproses semuanya.
