1. Welcome home

2.1K 94 3
                                    

Author POV
.

.

.

.

Tulip's Bar

Malam ini suasana Tulip's bar begitu ramai, sama seperti sebelumnya. Para pengunjung setengah sadar yang menari asal di lantai dansa terlihat liar, musik yang berdentum keras, tak lupa para stripper yang melenggak-lenggok diatas panggung menambah panasnya suasana lantai dansa. Dibawah panggung para pria hidung belang menghamburkan berlembar-lembar uang mereka hanya untuk kesenangan.

Para tamu VIP di lantai dua memandangi tingkah para pengunjung di lantai bawah dengan segala hiruk pikuknya. Sesekali dari mereka memicingkan senyumnya kemudian kembali menikmati waktu dengan para lady yang akan menemani mereka menghabiskan waktu untuk malam ini.

Dari pintu masuk terlihat seorang wanita jangkung bertubuh kurus namun terlihat fit yang memakai pakaian cukup rapi, rambut panjangnya dikuncir tinggi ke belakang. Setelan jas hitam menutupi badannya, matanya kini terlihat celingukan seolah mencari seseorang.

"Lalisa"

Tepukan di pundaknya cukup mengejutkan, segera ia menoleh, dan ya, itu adalah sahabatnya, Kang Seulgi. Yang lebih memilih tempat seperti ini untuk menyambut kedatangannya, wanita bernama Lalisa itu menghela nafas kasar dan memutar matanya malas setelah temannya itu memasang poker face seolah tak bersalah setelah datang terlambat.

"Yuk" ucap gi singkat

"Jangan lama-lama, aku sibuk"

Ucap Lisa menimpali, Gi tersenyum dan sedikit mengangguk ke arah Lisa. Ia berjalan di depan Lisa, mengarahkan kemana mereka harus menempatkan diri, keduanya melewati kerumunan manusia manusia yang sedang asik di lantai dansa menuju lantai dua. Tempat yang lebih eksklusif kelihatannya daripada lantai di bawahnya, hanya member yang bisa naik ke atas sana, bahkan mereka harus melewati beberapa penjaga hanya untuk mencapai lantai atas. Tak lepas Lisa sesekali melihat ke arah para penari diatas panggung dengan pakaian yang begitu minim, bahkan diantaranya sudah menanggalkan seluruh pakaian mereka, melenggak-lenggok seakan tak ada lagi hari esok.

Meja 13, disana lah akhirnya mereka duduk dan bergabung dengan Irene, kekasih Gi yang terlihat begitu menawan malam ini. Dress hitam dengan glitter dan dandanan tipis membuat kecantikannya semakin memancar.

"Hi Rene, apa kabar?" Sapa Lisa pada Irene.

"Hey, selamat datang nyonya besar Manoban" Sapa Irene ramah.

Senyumnya terpancar saat keduanya bersalaman singkat kemudian Lisa membuang tubuhnya begitu saja di depan dua pasangan ini.

"Bagaimana rasanya kembali ke kota ini? setelah setahun tepat kau tinggalkan, apa masih sama?" Celetuk Irene lagi, menyesap minuman bening dari gelasnya.

"Berbeda, semuanya berbeda, banyak kenangan buruk di kota ini, banyak yang ingin aku lupakan, but here I am" Lisa menghela nafasnya sedikit kasar setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Kalau bukan daddy yang memutuskan pensiun dari perusahaannya, aku lebih memilih mengurus cabang kami di Thailand, itu lebih menenangkan bagiku, hiruk pikuk manusia disini membuatku sedikit pusing, belum lagi tentang satu masalah itu" Lisa menghentikan ucapannya, menghela nafas kasar dan menyambar minuman di depannya. Menyesapnya perlahan dengan tatapan jauh dan kembali lagi.

Irene menatap nanar ke arah Lalisa, ia seperti banyak tau kemana arah pembicaraan ini, masih jelas tergambar disana. Banyak yang masih belum ia selesaikan dengan kota ini, begitupun dengan sisa ceritanya.

"Jadi, sudah siap malam ini?" Ucap Gi memecah keheningan.

"Yah! dia baru saja datang dan kau langsung seperti ini?!" Irene menyipitkan matanya, ia bergantian menatap Gi dengan tatapan yang cukup tajam.

"Hahaha, tenang sayang, cuma menemani kok" Sahut Gi yang kini sudah merangkul kekasihnya.

Irene menoleh ke arah Lalisa dan Gi, ia menyipitkan matanya kemudian bertanya "Kalian kapan berhenti kaya gini?"

Ucapan Gi benar-benar sangat bisa diartikan langsung oleh Irene, siap yang mereka maksud adalah kembali menyewa wanita di tempat ini. Bersenang-senang dengan mereka dan kemudian meninggalkannya dengan sisa berlembar uang di keesokan paginya.

Bergonta-ganti pasangan hampir tiap malam. Mari kita sebut mereka dengan one night stand buddy, Gi tersenyum dan mengeratkan pelukan pada kekasihnya.

"Selagi masih sempat, kenapa engga, lagian Lisa kan sudah lama jomblo" Ucap Gi dengan santainya.

"Sebenarnya aku sudah punya yang baru" sahut Lisa menatap ke arah Gi.

"Oh iya? kapan? kenapa tidak mengenalkannya padaku?" Mata Gi terlihat memancarkan kekecewaan. "Yaa aku sudah siapkan yang terbaik untukmu malam ini"

Lisa tersenyum, "Simpan saja untuk nanti" ia beranjak dari tempatnya.

"Mau kemana?" Tangkas Gi saat melihat Lisa akan pergi.

"Toilet" Ucapnya singkat kemudian berjalan menjauh dari tempat asalnya.

Tanpa ia sadari sepasang mata sedari tadi setia memperhatikan dirinya dari kejauhan, perlahan mengikuti langkahnya, tetap dalam jaraknya.

.

.

.

.

Night Partner (Jenlisa) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang