08| Strawberry Flavor

1.4K 224 74
                                    

Jalan enam bulan pernikahan mereka dan segalanya berjalanan dengan sangat baik. Segalanya, termasuk pekerjaan Youra dan pekerjaan Seokjin yang masih belum Youra ketahui. Han Seokjin menyimpan rahasia itu dengan sangat apik.

Seharusnya Youra gembira hari ini, tetapi semuanya berketerbalikan. Youra resah sambil mengenggam test pack dengan dua garis merah. Melihat wajah pria yang duduk di sisi kemudi membuatnya tambah resah dan ingin menangis.

Pagi ini Youra mengambil cuti dari tempat kerja karena insiden sakit perut yang tidak tertolong, berakhir dengan Han Seokjin yang mengantar Youra ke klinik dengan mobil pinjaman dari Kakek Dominique.

Selama perjalanan pulang dari klinik, atmosfir keresahan memenuhi diri Youra. Han Seokjin hanya diam, mimiknya seperti menahan emosi, entah apa yang dipikirkan pria itu. Han Seokjin tak terlihat senang ketika dokter mengatakan bahwa sang istri mengandung. Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke empat. Youra tak berani membuka suara selama perjalanan pulang, mungkin Seokjin perlu waktu sendiri.

Youra tahu benar kehamilannya tak direncanakan. Bukannya tidak bersyukur, Youra begitu ingin menimang bayi buah pernikahan mereka berdua. Namun, perkataan Seokjin tentang belum siap memiliki buah hati dan belum siap menafkahi, ada benarnya juga.

Ketika sampai di rumah Han Seokjin mengurus Youra. Membantu berbaring di ranjang karena Youra masih merasakan sedikit nyeri di perutnya, kemudian Han Seokjin menyelimuti Youra, menyuruh wanitanya untuk istirahat.

Han Youra yang sudah berbaring dengan selimut menutupi pinggang ke bawah masih tak mengalihkan pandangan dari sang suami yang kini mengambil duduk di sisi ranjang. Pria itu juga menatapnya, Youra bisa menangkap Seokjin menarik senyuman, tetapi senyuman itu mengapa terasa hanya sekedar untuk menenangkan? Youra merasa Seokjin menyembunyikan perasaan pria itu yang sebenarnya.

"Coba bicara," ucap Youra kemudian, masih menatap Seokjin yang duduk di tepi ranjang. "Kau marah?"

Seokjin kembali menarik senyum, sedikit lebih lebar. Jemarinya mengusap lembut surai Youra. "Tidur, Sayang. Istirahat. Dokter bilang Han kita lemah. Jangan banyak pikiran."

"Benar tidak marah?"

Perasaan resahnya sedikit sirna ketika Seokjin mendekat untuk memberikan kecupan cukup lama di kening.

"Tidak," balas Seokjin setelah menjauhkan diri.

Youra ingin tahu, sangat ingin tahu apa yang sesungguhnya Seokjin rasakan. Jemari Seokjin di sebelah pinggangnya digenggam.

"Kau menyembunyikan perasaanmu yang sebenarnya. Kalau tidak mau cerita sekarang, aku mau dengar ceritamu saat aku bangun nanti," ucap Youra menatap ke dalam mata sang suami.

Han Seokjin melihat genggaman tangan mereka, pria itu menarik tangan mereka ke udara. Memberikan kecupan singkat di punggung tangan wanita yang terkasih. Terasa sangat tulus.

"Ya, Sayang. Sekarang istirahat dulu," ucap Han Seokjin dengan senyuman.

🍰

Ketika Youra terbangun dari tidurnya, pemandangan lewat jendela kamarnya menyuguhkan langit senja. Han Seokjin sudah tak ada di rumah, pria itu pergi ke universitas dan akan kembali petang nanti.

Youra merasa jauh lebih baik setelah tidur siang, hanya perutnya terasa keroncongan. Kaki-kakinya yang berbalut sandal rumahan sudah melangkah di lantai yang dingin untuk sampai ke dapur.

Langkah Youra terhenti di ambang pintu dapur ketika menemukan banyak belanjaan di atas meja dapur. Perlahan Youra mendekat dan kini bisa melihat dengan jelas apa saja yang mengisi meja dapur.

One Spoon Of Paris [Seokjin]Where stories live. Discover now