07. Request

308 97 0
                                    

"Celestia Agung berkata kau akan terlahir kembali, tapi bukan di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Celestia Agung berkata kau akan terlahir kembali, tapi bukan di sini. Dia bilang kau ada di tempat yang tidak bisa kujangkau, sejauh apa pun aku berkelana. Selama belasan tahun aku dan para pendeta mencoba membawamu kembali, dan hari ini aku berhasil.”

Penjelasan Arkyn memancing puluhan pertanyaan baru di kepalaku. Namun, kali ini aku tidak menyela. Hujan kembali berwujud gerimis, mungkin akan teduh sebentar lagi. Kuda yang kami tunggangi melaju cukup pelan dan aku hanya bisa memandangi punggung Arkyn sambil tetap pasang telinga.

"Ada sesuatu di ingatanmu. Aku butuh itu."

"Ingatan apa?" Aku bahkan nggak bisa mengingat sarapanku kemarin dan sekarang aku disuruh mengingat kehidupan sebelumnya? Yang benar saja! "Bisa jadi kau salah orang."

“Aku tidak akan lupa wajahmu.”

Tanganku refleks terangkat menyentuh muka.

"Kalau ceritamu benar, seharusnya sekarang usiaku sekitar 13 tahun." Aku mencoba mencari celah. "Tapi kenyataannya aku sudah melewati kepala dua."

"Aliran waktunya berbeda. Kami tidak akan bisa memanggilmu kalau kau tidak punya hubungan apa-apa dengan tempat ini. Sadar atau tidak, takdirmu masih terikat di sini, Valda. Ada urusan yang belum kau selesaikan.” Arkyn mulai terdengar putus asa. “Tolong ingatlah.”

Selama sisa perjalanan aku tidak mengatakan apa-apa dan lebih banyak melamun. Cerita ini terlalu tidak logis untuk dicerna akal sehat. Begitu sadar, tahu-tahu kami sudah keluar dari hutan dan memasuki kawasan pemukiman. Aku terkesiap mendapati bangunan abu-abu kokoh yang berdiri tidak jauh. Beberapa menara tampak mengelilinginya.

"Kastil?"

"Benar. Selamat datang di rumah."

Arkyn membawa kami tepat ke arah kastil. Sepanjang jalan, semua orang yang melihat otomatis membukakan jalan, tersenyum, dan membungkuk hormat. Aku refleks merapatkan tudung jubah. Semua perhatian ini membuatku risi. Beda sekali dengan Arkyn yang tampak begitu terbiasa.

"Apa kau semacam idola di sini?" tanyaku pelan. "Atau mungkin pejabat penting?"

Untuk pertama kalinya, aku mendengarnya tertawa. "Anggap saja begitu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] Turning Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang