17. Voice

246 82 4
                                    

Setelah sepenuhnya kembali ke kenyataan, barulah aku menyadari telapak kakiku yang lebam dan penuh luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sepenuhnya kembali ke kenyataan, barulah aku menyadari telapak kakiku yang lebam dan penuh luka. Sakitnya menyusul sejurus kemudian, membuatku jatuh terduduk di tempat. Langit masih gelap. Kulihat kastil di kejauhan, beberapa cahaya tampak mengintip samar dari balik celah jendela.

Tanpa sadar aku berjalan sejauh ini.

Tanpa alas kaki.

Betapa bodohnya!

Dan tempat ini jadi semakin aneh saja. Bisa-bisanya aku dengan sukarela mengikuti suara yang entah siapa pemiliknya. Sepertinya semua hal di tempat ini mulai berkonspirasi demi membuatku kehilangan kewarasan.

Susah payah aku beringsut ke pohon terdekat dan bersandar di batangnya yang besar. Gaun tidurku mulai lusuh ternoda tanah. Bahannya yang cukup tipis tidak bisa melindungiku dari dingin. Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa—tidak dengan kondisi kaki begini. Mungkin aku akan beristirahat sebentar untuk meredakan perih. Pepohonan ini masih termasuk wilayah kastil. Seharusnya sih tempat ini aman. Seharusnya.

Aku memeluk lutut untuk menghalau dingin. Di saat seperti ini, pikiranku memutuskan untuk berkelana jauh menembus batas dunia dan realitas.

Seingatku, aku datang ke sini di pertengahan bulan Agustus. Baru minggu pertamaku di semester 5. Saat itu aku seharusnya berada di kelas mencatat silabus dari dosen dan setelahnya mengikuti seminar kemerdekaan yang diadakan di auditorium kampus. Namun yang terjadi aku malah tersadar dalam lingkaran pemanggilan iblis dan tersesat di dunia ini.

Arkyn bilang ada perbedaan aliran waktu antara dua dunia. Sekarang di Bumi sudah bulan apa? Atau jangan-jangan baru sedetik berlalu? Bagaimana kabar keluargaku? Apa mungkin saat ini selebaran orang hilang bergambar wajahku sudah tersebar di seluruh negeri?

"Tolong." Aku terisak.

Sudah selama ini, tapi tidak ada ingatan masa lalu yang menghampiri. Mungkin inilah batasku. Mungkin Arkyn salah. Mungkin aku memang bukan Valda.

"Aku mau pulang."

Sekonyong-konyong terdengar suara. Suara yang sama yang menuntunku ke sini.

"Kau yakin?"

Aku terkesiap.

"Tanpa mengetahui rahasia masa lalumu? Kau yakin, Fiona?"

"Tanpa mengetahui rahasia masa lalumu? Kau yakin, Fiona?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] Turning Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang