7 • exasperation

36 3 0
                                    

exasperation; the feeling of being annoyed, especially because you can do nothing to solve a problem

"Nilu?"

Tepat setelah Gara pergi dari ruangan Nalerio, Leyna dan Zidan datang dengan rasa penasaran ketika melihat Nilu seperti sedang menahan amarah.

Benar sekali, kini Nilu melampiaskan amarahnya dengan menyingkirkan barang-barang di meja panjang itu sambil berteriak.

"Lo kenapa sih, Lu?" tanya Leyna merasa khawatir setelah melihat kemarahan Nilu ditambah dengan telapak tangannya yang baru saja terluka.

"Kalian nggak sama Arsen?" tanya Nilu mengalihkan pembicaraan.

"Kita tadi bareng sama Arsen kok. Cuma tadi kita ketemu sama Gara dan dia ngajakin Gara pergi gitu, nggak tau kemana," jelas Zidan yang merasa aneh dengan gelagat Arsen hari ini.

"Lo yang bawa Gara ke ruangan kita, Lu?" tanya Leyna.

Nilu hanya mengangguk. Ia penasaran apa yang Arsen bicarakan dengan Gara. Padahal sebelumnya Arsen tidak pernah berinteraksi dengan Gara, hanya sebatas tau dan Arsen tidak berniat menjadikan Gara temannya.

"Apa yang lo bicarain sama Gara di ruangan ini?" tanya Zidan.

"Gue sama dia buat kesepakatan."

"For what?" Kening Leyna berkerut.

Zidan teringat dengan petisi online yang sampai saat ini belum Gara unggah ke website murid-murid SMA Erudite, "Masalah petisi online bukan?"

Nilu kembali mengangguk. Ia membiarkan Zidan dan Leyna menebaknya sendiri daripada mereka berdua harus tau tentang rahasia yang selama ini ia simpan sedangkan beberapa orang yang tau pun tidak bisa ia percaya selamanya akan menjaga rahasianya.

"Kesepakatan yang kayak gimana? Cerita dong!" desak Leyna.

"Lo akan tau besok," kata Nilu kemudian ia pergi dari ruangan Nalerio meninggalkan Leyna dan Zidan yang penuh tanda tanya di kepalanya.

Entah kenapa, Nilu merasa ada yang tidak beres antara Arsen dan Gara. Ia semakin merasa aneh karena ia masih belum tau mengapa telapak tangannya diperban.

Ia sedikit berlari kecil sambil mencari keberadaan Arsen. Ia pun bertanya kepada siapapun yang melewatinya, tetapi hasilnya nihil. Tiba-tiba ia teringat dengan danau belakang sekolah yang jarang dilewati.

Sesampainya di daerah danau, sepertinya tebakan Nilu benar. Ia melihat beberapa murid yang bergerombol seperti sedang menyaksikan sesuatu. Ia berlari mendekat.

Melihat kemarahan yang tercetak di wajah Arsen membuat Nilu ingin segera memisahkan mereka sebelum terjadi baku hantam yang akan membuat masalah menjadi rumit.

Melihat kemarahan yang tercetak di wajah Arsen membuat Nilu ingin segera memisahkan mereka sebelum terjadi baku hantam yang akan membuat masalah menjadi rumit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sociopath GirlWhere stories live. Discover now