8 ~ Pengakuan Shandy

1.4K 235 26
                                    

Dengarkan penjelasan rumit ini
Kamu boleh marah tapi jangan benci
Kamu boleh memaki tapi jangan pergi

~ author

Saat ini Shandy sudah mendapat perawatan dari dokter Ricky sahabatnya sendiri, luka pada perut Shandy juga sudah dijahit rapi yang kini hanya menyisakan nyeri. Ricky, Gilang dan Fenly masih berada di ruang perawatan Shandy untuk memastikan keadaannya sudah baik. Fenly menghubungi kedua orangtuanya jika ia akan pulang terlambat, ia tak ingin membuat kedua orangtuanya itu khawatir.

" Lukanya ga begitu dalem sih Shan, tapi tetep harus Lo jaga, jangan macem-macem selama sakit " kata Ricky memperingatkan yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Shandy.

" Jangan ngangguk doang Lo, dilakuin bener-bener Shan ! " Imbuh Gilang yang sudah hafal kebiasaan Shandy

" Iya nyet, bawel banget elah "

Sementara Fenly hanya diam mendengar pembicaraan mereka, awalnya ia ingin berpamitan pulang tapi ia merasa tidak enak dengan Shandy, karna dalam hati ia masih sanggat merasa bersalah. Ricky yang sedikit paham situasi menepuk bahu Gilang.

" Lang ada yang mau gue omongin sama Lo, ke ruangan gue yuk " kata Ricky, ia tahu Fenly dan Shandy butuh ruang untuk bicara empat mata

" Ummm... Ayo kalau gitu, Fen jagain Shandy bentar ya "

" Iya bang "

Setelah kepergian Gilang dan Ricky suasana ruangan mendadak sunyi, baik Fenly maupun Shandy enggan untuk membuka percakapan. Sesekali Shandy melirik Fenly yang tengah memainkan jemarinya.

" Fen.... " Panggil Shandy sambil menatap Fenly ragu

" Iya kak... "

" Maafin kakak ya baru bisa nemuin Fenly sekarang " kata Shandy yang buat Fenly bertanya-tanya apa maksud dari ucapan Shandy

" Ngga tahu berapa lama waktu yang kakak habisin cuma buat cari Fenly,  cuma buat kembali liat Fenly lagi, kakak kangen banget sama Fenly, jangan jauh dan jangan pergi lagi ya Fen "

Fenly makin bingung dengan apa yang Shandy ucapkan, harusnya dokter tadi juga memeriksa keadaan kepala Shandy, siapa tahu tadi terbentur atau semacamnya.

" Kenapa diem aja Fen ? "

" Fenly ngga ngerti kak Shandy lagi ngomong apa "

" Emang masih kurang jelas ya ? Fen ini kak Shandy kakak Fenly... "

" Kakak ? Maaf kayanya kak Shan salah orang deh, Fenly ngga punya Kakak, Fenly anak tunggal dari mama Rita sama papa Nuraga "

" Kalau dari papa Wijaya ? "

" Papa Wijaya ? " Fenly makin bingung dengan apa yang Shandy katakan

" Tante Rita sama om Nuraga bukan orangtua kandung Fenly kan ? "

" Dari mana.... " Fenly menjeda ucapannya, kini tatapan penasaran dan penuh tanya yang tadi terpancar dari wajah Fenly berganti dengan tatapan benci dan penuh amarah. Fenly terkekeh sekials dan kembali menatap Shandy dengan tatapan benci.

" Jadi Lo keluarga yang udah buang gue ? Segitu ngga mau direpotinnya kalian sama gue ya waktu itu ? Belasan tahun kalian buang gue tanpa alasan dan sekarang kalian kembali tanpa rasa bersalah mau ambil gue dari papa sama mama ? Ngga.... Gue ngga mau, gue ngga punya papa yang namanya Wijaya, dan gue ngga punya kakak kaya Lo "

" Fen... Ngga gitu ? "

" Belasan tahun kalian ngga peduli apa gue masih hidup atau udah mati, dan sekarang apa yang kalian mau dari gue ha ? Apa ? "

KOMA || Un1tyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz