Menjemput Risaka

98 24 1
                                    

Chapter dua puluh empat; Menjemput Risaka.

Candra menuruni tangga dengan tergesa, mengabaikan keributan kecil di ruang tengah. "Ayah gua kemana?"

"Tuh teras depan, ngajarin Clara baca kayaknya"

Candra mengangguk, berlalu begitu saja mengabaikan tawaran makan teman-temannya, dia menghampiri Ayahnya yang sedang mengeja huruf untuk membantu Clara. "Ayah maaf Can ganggu."

Ayah joni mendongak, membenarkan kacamata nya sejenak, "Kenapa bang?"

"Abang boleh minjem mobil ga?"

Ayah joni mengangkat alis, "Mau dibawa main?" Candra segera menggeleng ribut. "Bukan, mau jemput temen, kesasar kayaknya dimana ya, sebentar yah"

Candra membuka room chat Saka yang mengiriminya lokasi. "Di kampung Rambutan"

"Saka ngapain ke kampung rambutan?" Candra merapatkan bibir, memandang Ayahnya dengan pandangan polos. "Kok tau temen Can yang kesasar itu Saka?"

Kekehan berat Ayah Joni mengalun membuat Clara yang di pangkunya mendongak dan menutup mulut Ayahnya yang terbuka, "Emang abang punya temen lain lagi?" katanya sembari menangkup tangan mungil Clara, kemudian mencium pipi anak nya gemas.

"Ya ga ada sih, jadi ini boleh ga minjem mobil?" kata Candra tiba-tiba sewot.

"Ada di kamar ayah kuncinya, ambil aja"

Candra segera bangkit berdiri kemudian masuk dengan tergesa, Aji yang baru membuka mulut ingin kembali menawari makan jadi memandang arah jalan Candra yang cepat berlalu, dia kembali menghadap depan. "Buru-buru banget kenapa tuh?"

"Mana gua tau, makan aja makan" Kata El dengan kembali menyendok lauk pauk untuk Aji.

Aji jadi mengedarkan pandangan kearah teman-temannya yang sedang asik makan, dia melihat piring nya sendiri yang masih banyak isinya, rasanya sungkan jika mereka makan tapi tuan rumah tidak. Lelaki kurus itu bangkit kemudian berjalan kearah teras tempat ayah Joni dan Clara berada. "Misi om, Aji numpang makan disini ya." Katanya sembari meletakan piring di samping tubuh Joni.

Ayah Joni menoleh, kemudian menggeser tubuhnya sedikit. "Duduk nak, duduk"

"Om ga ikut makan?"

"Nanti aja sama bocah-bocah"

Aji mengangguk bingung ingin membuka obrolan seperti apa lagi, aura Ayah Joni begitu dominant, Aji jadi gemetar.

"Mau kemana Za?" Aji yang sedang makan dalam diam tersedak mendengar teriakan itu. Ayah joni yang merasa bersalah pun menepuk pundak Aji pelan kemudian menggendong Clara. Aji terus memerhatikan nya dari dia memakai sandal hitamnya hingga dia membuka pintu pagar, Aji menepuk pelan dadanya, terasa perih karna tersedak.

Dia butuh air!

Aji buru-buru bangkit ingin mengambil air minum di dapur.

"Mau kemana rapih bener?" tanya Ayah Joni sembari mendekat.

"Jemput si Saka, katanya nyasar dia" balas Reza dengan buru-buru.

"Lah itu si Candra mau Jemput anak lu" kata Ayah Joni menoleh kedalam rumah. Reza yang mendengarnya jadi menoleh kaget kini mereka jadi kompak menoleh saat melihat Candra keluar dari pintu utama.

"Ayah, ayo" Ayah Reza berbalik, melihat sang istri yang mendekat dengan pakaian rapihnya, memang tadi dia menunggu sang istri yang berganti baju.

"Itu anak nya Joni mau jemput anakmu" tunjuk Ayah Reza pada Candra yang sibuk mengeluarkan mobil dari garasi.

"Loh ngapain?" Mama Reva menyerngit bingung, "Ya ga tau, biarin aja lah anak muda"

"Ngerepotin nanti, gausah-gausah"

[✔️] paket! || Lee Haechan Where stories live. Discover now