Chp. 22

604 124 3
                                    

Keesokan harinya pemakaman Terushima berlangsung lancar. Dan tentunya diiringi dengan tangisan dari beberapa orang.

Semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing kecuali anak Kadekarpet. Ketiga perempuan itu masih tak bisa menerima salah satu rekan seperjuangan mereka sudah tiada karena kecelakaan konyol.

Mereka semua tadi malam tidak tidur sama sekali karena bermalam dirumah Terushima. Mereka benar-benar kehilangan sosok Terushima dalam hidup mereka. Itu karena Terushima anak yang humble, humoris, dan juga penyayang meskipun sifatnya fu*ckboy seperti itu.

"Kita pulang sekarang. Kalo kita nangis-nangis kayak gini, Teru nggak bakal tenang disana. Dia nggak hilang dari kita. Tapi pergi dan menjauh sampai akhirnya kita nggak akan bisa menggapai dia sampai masa yang akan mendatang," ujar Kuroo dengan suara dingin dan berat

"Kak Eita, kita langsung balik ke rumah aja," ujar Name menggandeng tangan Alisa dan Yachi

"Habis ini tidur kalian harus istirahat. Tidur. Semalam Lo semua nggak tidur," ujar Bokuto dengan suara datarnya

Bagi Bokuto, ia sangat merasa kehilangan teman sejatinya. Namun Bokuto juga harus ikhlas akan semuanya. Ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan.

"Kuroo, gue balik duluan ya," ujar Alisa mencoba tersenyum tipis

Semi, Name, Alisa, dan Yachi pun kini perjalanan menuju ke rumah mereka. Alisa duduk di depan dengan Semi. Name masih mencoba menenangkan Yachi yang menangis. Sampai akhirnya Yachi terlalu lelah dengan semua ini dan akhirnya ia tertidur. Berharap saat bangun nanti ini hanya sekedar mimpi panjang yang buruk baginya.

"Udah tidur," ujar Name menyandarkan kepala Yachi ke bahunya

Sesampainya dirumah, Semi mengangkat tubuh Yachi dan menidurkannya di kamar Name. Sedangkan Name mendorong kursi roda Alisa dan mulai memasuki kamarnya. Mereka berdua perlahan mengganti pakaian yang melekat di tubuh Yachi dan berusaha agar tidak membangunkan nya. Setelah itu, mereka berganti pakaian dan sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Name membuka room chat nya yang sudah ramai berita kematian Terushima di grup kelas, sekolah, dimana-mana. Ia tertarik dengan grup yang ia sematkan paling atas. The Kadekarpet. Name membuka grup itu dan mulai mengetikkan pesan.

The Kadekarpet

Kurtet~•
| Ini nomernya Teru kick apa biar disini aja?

Mai Brader~•
| Terserah

Sasa~•
| Serah

Bokutod~•
| Terserah aja

Jamet Oren~•
| Ngikut aje lah serah

You
Gausah deh Kur, hpnya Teru juga masih di konter |

Kurtet~•
| Hmm, oke
| Yachi gimana?

Sasa~•
| Udah pules

Jamet Oren~•
| Dia kecapean banget itu. Semalem nangis terus, mana nggak tidur lagi. Secara kan dia yang paling deket sama Teru

Bokutod~•
| Gue juga sedih tauuu

Tooru~•
| Kok lu berdua gak tidur? @You @Sasa~•
| Tidur cepet.

Kurtet~•
| Kalian semalem nggak tidur loh

You
Iya bawel |
Dah yuk Sa. Tidur yuk betiga |

THE KADEKARPET✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang