Chp. 38

264 53 2
                                    

Happy Reading<3

DETIK-DETIK ENDING GUYS!! NYESEK BANGET GABISA KETEMU KALIAN LAGI. HUHUU.
- OIK🐷

🌸🌸🌸

"Shh.. perih.." lirih Name mulai sadar dari tidurnya.

"Name?"

"Chi.. gue dimana? Gue di surga?" tanya Name membuat Yachi memukul pelan kepala Name dengan rasa kesal.

"Rumah sakit goblok!" sentak Yachi dengan air matanya yang turun dari tadi.

"Lo kenapa nangis?" tanya Name dengan suara serak.

"Karena lo. Lo tu jangan suka ambil resiko yang terlalu besar bisa gak, sih! Gue takut lo pergi ninggalin gue kayak kak Teru," ujar Yachi membuat Name tersenyum tipis.

Name berusaha menggapai wajah Yachi dan mengusap air matanya yang terus turun, "Tenang, gue gak akan ninggalin lo kok. Udah dong jangan nangis terus, jelek tau."

Yachi pun mengusap air matanya dan mencoba tersenyum untuk Name.

"Lo sendirian disini?"

"Tadi sama Atsumu. Tapi dia lagi ngurusin administrasi lo biar segera di pindahin ke Medika Jakarta."

Belum sempat Name berbicara lagi, 2 suster datang untuk membantu perpindahan Name ke Medika Jakarta.

"Pasien atas nama Semi Name akan di pindahkan ke Medika Jakarta, ya," ujar salah satu suster tersebut.

"Iya, Sus."

Kedua suster itu pun mendorong brankar Name keluar untuk di pindahkan ke dalam ambulans. Tentu saja Yachi dan Atsumu ikut menemani Name dalam ambulans. Setelah di pindahkan, ambulans pun pergi meninggalkan halaman rumah sakit.

"Name, tadi Oik nelpon," ujar Atsumu.

"Hp gue mana?" Atsumu pun memberikan ponsel Name yang di bawanya tadi.

Name pun dengan segera menelpon Oikawa karena takut laki-laki itu memikirkan hal yang tidak-tidak di sana. Telepon tersambung dan yang pertama kali ia dengar dari Oikawa adalah beberapa pertanyaan mengenai keadaannya.

'Tsum, gimana keadaan Name? Dia udah sadar belum? Apa yang dokter bilang? Tsumu?'

"Tooru.."

'Name kamu gapapa, kan!? Apanya yang sakit?'

Name tersenyum simpul kala mendengar betapa paniknya Oikawa tentang keadaannya.

"Gue gapapa kok. Lengan gue cuman kena pecahan kaca sampek kekurangan darah doang kok. Nggak parah banget."

'HAH?! NGGAK PARAH LO BILANG! Astaga lo ngapain aja, sih. Banyak tingkah banget deh jadi bocah. Gue khawatir banget sama lo di sini anjir.'

"Maaf kalo gue bikin lo khawatir di sana. Tapi sekarang lo udah tenang, kan?"

'Dikit. Jangan banyak gerakin dulu ya lengannya. Takut kesenggol sesuatu dan bikin lukanya kebuka lagi. Ihh serem.'

THE KADEKARPET✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang