45 27 172
                                    

🍓 HAPPY READING 🍓

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Hai Nadya," sapa seorang cowok yang berdiri di belakang Nadya. Gadis itu lantas menoleh.

"Kak Reza?"

"Gue boleh minta bantuan, lo?" tanya Reza sambil tersenyum.

"Bantuan apa kak?"

"Bisa nggak, lo geser sedikit. Gue mau duduk."

Nadya terdiam beberapa menit, lalu mengangguk."Boleh kok kak."

Seperti biasa, Reza tersenyum lalu duduk di samping Nadya.

"Wah ... lo suka pedas, ya?" Reza menatap bakso Nadya yang dipenuhi dengan sambal. Air bakso gadis itu bahkan sampai merah.

"Iya," jawab Nadya seadanya. Sebenarnya dia malas menjawab pertanyaan Reza, karena dia sedang makan.

"Nggak boleh loh, terlalu banyak makan makanan pedas. Nanti asam lambung lo naik, akhirnya tenggorokan lo jadi panas. Bukan hanya itu, dinding lambung lo bisa iritasi trus rusak." Reza menjelaskan.

"Hm." Nadya mengangguk. Dia juga tau akan hal itu. Lagipula dia makan makanan pedas karena sedang kesal saja.

"Itu Kak Reza, 'kan?" Popon membisik Yuni.

Yuni mengangguk sambil mengunyah cireng. "Manis banget kalau dilihat dari dekat."

"Ho'oh, gue bisa diabetes kalau lihat senyum dia terus." Popon kembali membisik Yuni.

Reza dan mendengar Yuni dan Popon yang berbisik tentangnya.

"Gue belum kenalan sama kalian. Nama kalian siapa?" tanya Reza.

"Aku Popon kak!" jawab Popon semangat. "Popon Princess Elgoland."

"Hmm ... lo emang cantik kayak princess. Muka lo juga imut." Reza tersenyum manis pada Popon.

Popon yang mendengar Reza memujinya, tersipu malu. "Makasih kak."

"Aku Yuni kak. Yuni Shara, tapi bukan penyanyi itu. Hehehe ... ." Yuni terkekeh kecil.

"Gue pikir penyanyi itu. Poni lo lucu banget. Bikin gemes orang yang lihat," ucap Reza.

"Ah, Kak Reza bisa aja. Aku jadi malu dengarnya." Yuni menyelipkan rambutnya ke telinga.

Nadya melirik Reza dengan curiga. "Ada udang dibalik air laut, nih."

"Ehekm!" Budi berdehem di belakang Nadya dan Reza, membuat kedua manusia itu menoleh. "Permisi, Nadya ... ." Budi duduk di samping Nadya.

"Lo ngapain duduk di samping gue?" tanya Nadya dengan raut wajah kesal.

"Emm ... nggak ada kursi kosong. Lagipula gue pengen duduk di samping lo." Budi melirik Reza. "Gue takut ada yang ngambil lo dari gue."

"Lo pikir gue apaan?"

"Gue pikir lo itu jodoh yang Tuhan tulis di lauhul mahfudz gue," jawab Budi dengan santai.

Nadya mendengus lalu lanjut makan.

Budi meletakkan susu kotak ultra milk di samping lengan Nadya. "Biar rasa pedas lo hilang," ucap Budi penuh perhatian.

Nadya mengambil susu kotak itu. "Terima kasih."

"Sama-sama," sahut Budi sambil tersenyum. Dia melirik Reza yang memasang wajah datar. "Gue nggak bakal biarin lo rebut cewek yang gue suka lagi."

Nadya Ayo PacaranWhere stories live. Discover now