06. Hati yang Tidak Bisa Dilabuhkan

78 36 12
                                    

jae, pengen memiliki namun
aunty sadar diri.

jae, pengen memiliki namunaunty sadar diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang keluar
ayam atau telur dulu?

[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]

Binar itu ibarat obat penenang bagi Tama, bagaimana sosoknya yang Tama kagumi dari sikap hingga lisan.

Contohnya sekarang, meski Binar sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan skripsian, cewek itu tetap menyempatkan datang ke kantin FH beserta kresek dijinjingannya ketika Tama memintanya untuk membelikan sate taichan lewat telepon.

Soalnya kantin FH tidak ada yang jualan sate taichan.

"Nih." Ujar Binar menyerahkan kresek itu pada Tama yang sedang mengetikkan sesuatu dilaptop.

Tama menerimanya dengan senang hati. "Thanks, beb."

Binar hanya melirik sekilas dan berdehem. "Hm, tanda maaf juga karena kemarin gue ingkar janji."

Ekspresi Tama menurun, padahal dia sedang berusaha melupakan kejadian kemarin. Orangnya malah membahas.

Tama membasahi bibirnya ketika Binar duduk dihadapannya, ia bertanya seakan-akan tidak pernah melihat Binar dan Mahes kemarin.

"Emang kenapa bisa ingkar janji? Gue tahu lo bukan tipe orang kayak gitu, Nar."

Mata Binar melirik sekitar mencari alasan yang tepat. "Biasalah, tiba-tiba ada urusan penting."

Oh, jadi urusan pentingnya itu Mahes ya, Nar?

Akhirnya Tama lebih memilih membuka kreseknya dan mengeluarkan sate taichannya tanpa membalas. Sampai membuat Binar agak bingung karena biasanya Tama akan banyak berbicara padanya.

"Skripsi lo udah berapa persen, Tam?" Binar mulai mencari topik ketika tidak ada tanda-tanda Tama akan membuka suaranya dan hanya berfokus pada laptopnya sambil mengunyah sate.

"Tujuh puluh persen."

"Ohh, kalo gue udah delapan puluh persen."

"Hm."

"Sate taichannya enak, kan? Itu belinya dilangganan si Wina."

"Enak."

"Gue nyobain satu, ya?"

"Iya."

Binar yang sudah mencomot satu satenya langsung berdecak kesal akan tanggapan Tama yang kelewat singkat.

"Ihh, lo kenapa sih?"

Tama menaikkan pandangan dan membalas tatapan gondok Binar. "Apanya yang kenapa?"

"Gue dicuekin!" Ujarnya sambil menggigit satenya bringas.

"Nggak kok. Gue dari tadi bales ucapan lo, kan?" Elak Tama lanjut mengetik.

Tentang Aku, Kau dan Dia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang