10. Cerita Mahes

64 28 6
                                    

Rooftop. Tama memilih tempat ini untuk menghindar dari acara makan malam dengan alasan ingin mencari udara segar. Meninggalkan Shopia bersama dengan Wikan dan Mahes di bawah sana.

Melepas kancing jas dan melonggarkan dasinya, Tama menarik nafas dalam-dalam seakan-akan ia kehabisan nafas. Berjalan mendekat menuju pagar pembatas, ia menyangga tangannya di sana sambil mengedarkan pandangan. Melihat pemandangan kota dari atas sini yang indahnya sangat memanjakan mata.

Lama bertahan dalam keheningan juga dinginnya udara malam, Tama menegakkan tubuh saat seseorang menepuk bahunya sekali.

Ketika menoleh, ternyata sosok Mahes pelakunya.

"Disuruh masuk sama tante." Katanya pertama kali. Namun, Tama melengos tak peduli dan kembali menghadap depan.

Karena merasa percuma jika kembali bersuara, Mahes memilih ikut memandangi pemandangan kota, seraya memasukkan kedua tangannya pada saku celana untuk menghalau rasa dingin dari udara malam.

Tanpa mengalihkan tatapannya, Mahes berucap, "Lo ngingetin gue sama masa lalu gue, Tam."

Tidak ada tanggapan dari Tama. Hanya saja Mahes tau, jika dari lirikan Tama saat ia berbicara tadi, bisa dipastikan lelaki itu tertarik dengan apa yang diucapkannya.

"Dulu, waktu ibu kandung gue meninggal karena kanker saat gue baru berumur 10 tahun, rasanya gue hancur sehancur-hancurnya saat itu. Bahkan ayah yang gue kenal kuat, untuk pertama kalinya beliau nangis di hadapan gue."

Ah, membuka luka lama ternyata tidak semudah yang Mahes bayangkan.

"Sakit banget rasanya kalo lo mau tau. Dan pas gue liat, tangisan ayah kayak bener-bener merasa kehilangan seseorang tercinta dalam hidupnya."

"Semenjak itu pula, ayah jadi irit ngomong. Dan nggak lagi bahas tentang bola sama gue, beliau cuman ngomong seperlunya dan seperti nggak ada gairah hidup."

"Bertahun-tahun ayah begitu. Sampai saat gue berumur enam belas tahun, entah kenapa kondisi ayah menjadi jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ayah juga jadi memerhatikan gue seperti selayaknya seorang ayah pada anak."

"Meskipun banyak yang pengen gue tanyain waktu itu sama ayah, gue tetep bungkam dan membiarkan ayah untuk cerita dengan sendirinya. Karena gue nggak mau pertanyaan gue merusak apa yang selama ini gue inginkan dari beliau yang sudah lama hilang, yaitu kasih sayang."

"Hingga tepat diulang tahun gue yang ke tujuh belas, ayah memperkenalkan mama lo ke gue. Ayah bilang, tante Shopia adalah rekan kerjanya. Ayah juga cerita, mereka ketemu ketika mereka sedang berada pada titik terendah masing-masing."

Kini, Tama sepenuhnya memandang Mahes yang sedang menerawang jauh pada masa lalunya.

"Awalnya, gue sama kayak lo, Tam. Nggak suka dan nggak mau nerima tante Shopia. Kayak mikir, apa secepat itu ayah lupain ibu?"

"Tapi, beberapa saat kemudian gue malah jawab nggak. Karena memang ayah nggak secepat itu lupain ibu. Beliau sudah melewati banyak hal tanpa istrinya, dan berusaha keras menafkahi gue selaku anaknya."

"Di saat itu pula, gue malah bersyukur, Tam. Karena adanya mama lo, ayah berani bangkit dari keterpurukannya. Yang membuat gue kian bahagia akan hal itu."

Disertai senyum tipis, Mahes menoleh dan membalas tatapan Tama.

"Entah apa yang lo lalui sampai lo seberat itu menerima ayah dan gue. Tapi, satu hal, Tam. Satu hal yang harus lo tau, baik ayah maupun gue, akan tetap menunggu restu lo untuk menerima kita sebagai keluarga."

Terakhir yang Tama ingat, Mahes berlalu setelah menepuk bahunya tiga kali. Yang senyumannya, entah mengapa nampak terasa hangat.

[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]

waktu itu, inget banget
aunty download tiktok lagi.

fyp isinya sebagian tentang wattpad.
dan, aunty nonton satu video.
yang kata-katanya kalo nggak salah gini:
"bisa nggak sih diawal dan akhir
nggak perlu nambah hal yang
nggak perlu?"

karena nggak ngerti plus penasaran,
yaudah, aunty buka komen.

dan ternyata dia bilang katanya kalo pesan author kayak gini jangan diceritanya,
tapi bikin chapter pengumuman aja,
karena itu ganggu.

like why?

saya bilangin aja, hal kayak gini bagi
sebagian penulis penting, biasanya untuk pemahaman alur cerita atau mungkin
isi hati author yang ingin disampaikan
pada pembacanya.

agak gimana gitu rasanya pas
liat video itu.

dah ah,

see you when i see you.

Tentang Aku, Kau dan Dia ✓Where stories live. Discover now