10

16.9K 1.8K 493
                                    

Jenandra Aditya. Ato orang-orang manggilnya Jeno. Entah darimana datangnya panggilan itu, bahkan keluarganya yang selalu memanggilnya Jenan malah ikut-ikutan manggil Jeno, emang gak jarang Jeno bawa tongkrongannya kerumah. Mungkin mulai dari situ keluarganya manggil Jeno juga.

Jeno ini siswa berprestasi, berhasil masuk kedokteran jalur undangan. Bahkan ada lulus di universitas lain yang ada di luar kota. Dia sebenarnya gak punya sebegitu besar passion di kedokteran. Tapi dia ada begitu banyak alasan sampai menetap di Jakarta dan memilih Universitasnya sekarang.

Tapi alasan paling utama adalah teman-temannya.

Atau jika mau dipersempit. Haechan. Sudah jadi rahasia umum lagi kalo dia dan Haechan pernah pacaran. Mereka putus dengan baik-baik, meluruskan kesalahpahaman dan memutuskan tetap berteman seperti sedia kala.

Kalo mau diperjelas lagi, jujur Jeno belum bisa move on. Pokoknya Haechan yang terbaik, terdebes. Tapi hubungan mereka kemarin mungkin membuat Haechan trauma. Dan Jeno gak bisa menampik kalo masalahnya emang besar banget.

Gak bohong Jeno ngerasa seneng banget pas temennya suka comblangin dia lagi sama Haechan, diam-diam berharap bisa balik lagi. Tapi kayaknya udah ga bisa.

Sekarang dia dihadapkan kenyataan bahwa Haechan memang cuma nganggep dia sebatas sahabat aja sekarang. Jujur, Jeno masih mempertanyakan apa yang dia barusan liat.

Cowo barusan ini.. Cowonya Haechan ya?

Apa dia cowo yang sering mereka gibahin di grup chat mereka? Si kating yang katanya naksir sama Haechan?

Jeno diam-diam menghela nafas. Kalau gini emang udah gaada jalan buat balik kek dulu lagi kah? sebenarnya dia selalu meyakinkan diri kalau hubungannya sama Haechan itu udah cukup, tapi makin lama Jeno makin pengen balik ke masa lalu.

"Jadi?" itu Renjun yang duluan bertanya.

Jeno langsung sadar dari lamunannya, dia menatap Renjun yang kini dalam mode interogasi.

Haechan langsung dongak, natap Renjun yang natap dia penasaran. Jaemin mah masa bodo, sibuk sama komputernya Haechan sambil main game.

Sedangkan Jeno duduk di kasur main hp, mencoba keliatan biasa aja. Dari tadi dia buka-tutup aplikasi yang sama. Sebenarnya supaya keliatan dia gak sedih-sedih amat.

"Hah? Apanya yang jadi?" tanya Haechan sambil ngunyah martabak manisnya, dia lagi sibuk dengan hpnya, balasin chatnya Mark yang dia abaiin terus seminggu belakangan ini. Dan bohong kalo dia gatau temennya pengen tahu apa dari dia.

"Ngapain Kak Mark datang tengah malam bawain martabak?" tanya Renjun.

"Yagatau. Gabut kali." balas Haechan asal.

"Dia bilang lanjut besok ngobrolnya." celetuk Jeno, ngerasa gerah sendiri karena Haechan ngeles mulu. "Lo salim, terus bilang sayang sama dia."

"Anjer. Lo pacaran beneran sama Kak Mark?" tanya Renjun gak habis pikir.

Haechan ngedipin matanya berkali-kali, dengan mulut yang masih ngunyah martabak. "Jawab serius ga nih?"

"Jawab baik-baik sebelum gue colok mata lo." sahut Renjun.

Haechan ketawa pelan, ngangkat bahu. "Ya menurut lo aja, Kak Mark dateng tengah malam karena gue ghosting minta kejelasan hubungan kita berdua. Kesimpulannya?"

"Bangke." umpat Renjun.

"Sebenarnya gue udah curiga pas kita balik dari jual risol sih," celetuk Jaemin. "Lo jadi galau gak jelas, suka ngehindar kalo ngeliat Kak Mark. Jadi apalagi yang mau dipertanyakan. aneh aja sih anjing lo mau sembunyi-sembunyi gitu."

Siap, Senior!  [MARKHYUCK] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang