3

26.4K 3.5K 933
                                    

Acara api unggun gak kerasa udah mau selesai. Rundown acaranya sih kek biasa, pembukaan yang jadi formalitas doang, terus apalah itu kayak motivasi (fak lah kata Haechan, besok juga pasti bakal dihukum lagi), abis itu renung merenung yang bukannya bikin Haechan sedih tapi ngantuk, nyanyi bareng dan sekarang lagi ngegames. Games klasik pas acara api unggun, Truth and Dare.

Mereka bertiga duduk paling belakang, dan semua panitia ada di depan sana buat ikut main games. Jadi sebenarnya jatuhnya ini kegiatan buat panitia doang sih- jadi ya mereka sante aja duduk disana mojok sambil ngemil makanan yang tadi dibeli sama Renjun.

Yah, setidaknya yang ini emang buat senang-senangan. Gak seketat pas kegiatan biasa.

"Wuih anjir, Kak Raka ternyata beneran pacaran sama Kak Dita." Gumam Renjun, sibuk mengunyah keripik miliknya sembari memperhatikan Si ketua hima yang lagi diintrogasi sama panitia lain di depan sana.

"Udah keliatan sih." Jaemin menimpali. "Kemarin gue liat mereka mojok."

"Anjir-" Renjun terkekeh pelan. "Gue pikir Kak Raka orangnya polos, serius."

"Yakali anjir jaman gini kalau ikut organisasi ga baper. Orang sering ngabisin waktu bareng." Celetuk Haechan.

Haechan sebenernya enjoy-enjoy aja. Sesekali dia ketawa pas ngeliat anak-anak lain yang pada milih dare karena takut rahasianya kebuka. Saking pentingnya rahasia itu sampe mau di permaluin. Tapi karena Lucas yang mimpin jalannya game, malu-maluin anak orang gak setengah-setengah dong ya. Contohnya Radit dari kelompok B yang di suruh goyang dribble sambil nyatain perasaannya ke Kak Betty.

Tapi karena mereka sengaja duduk dibelakang jadi ga kebagian main. Dan juga makin lama juga makin ngebosenin. Jujurly Haechan ga sepenasaran itu sama kehidupan para panitia ini.

"Anjir.. Bisa juga ya orang macam Betty ada yang naksir." Komentar Renjun. Membuat Jaemin dan Haechan sontak tertawa keras.

"Anjing, masih dendam lo?"

"Iyalah anjing. Dari kemaren dia suka sok galak. Benci banget gue." Renjun mengeluh.

"Ini masih lama ga sih?" Haechan mengerang pelan. Dia menarik lengan hoodienya, lalu melirik arlojinya untuk mengecek waktu. "Udah mau jam 3 anjir. Ini mau sampai kapan?" Dia menghela nafas lalu membuka satu bungkus kuaci.

Jaemin mengedikkan bahunya, "Kaga tau noh. Kak Lucas masih nyari mangsa. Mutar botol lagi, noh."

"Anying, orang kita gabakal kebagian main. Turu aja bole ga sih?" Haechan mengerang pelan, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jaemin.

"Kata gue mending ga usah cari perkara dulu." Celetuk Renjun.

"Lu main gem semalaman tahan aja anjing." Jaemin mencibir pelan.

Haechan hanya membalas dengan terkekeh pelan, lalu mulai mengupasi kuacinya satu-satu dan mengumpulkan sampahnya pada satu kantung plastik.

Suasananya langsung hening pas mulut botol mengarah kearah seseorang yang sedang duduk angkuh yang hanya diam memperhatikan jalannya acara. Sebenarnya tadi orang ini gak mau maen tapi dipaksa pleh Lucas yang katanya selalu sama dia kemana-mana. Alasan aja pasti sebenernya. Manusia tiang satu ini cuma pengen ngerjain si oknum ini aja.

"Yeeaayyy!! Akhirnya si bangsat kepilih juga!" sorak Lucas senang. "Lo semua diaamm! Biar gue yang tanya!"

Ril. Heboh banget sampe nunjukin orang supaya ga minta gantiin dia.

Jujur, Renjun sama Jaemin juga sampe ngebatin mampus lo anjing- saking senengnya karena Mark yang kena.

Akhirnya cowo itu menoleh ke arah Mark yang perasaannya udah gak enak itu. Lucas kali ini menunjuk, "Oke, Dare or Dare?" tanya Lucas.

Siap, Senior!  [MARKHYUCK] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang