Prolog

20 4 3
                                    

Mungkin aku tidak bisa berdamai dengan keadaan, tapi setidaknya aku bisa berdamai dengan alam
-------
-K A L E N D E R-





"Lo pernah ngga sih ngerasa dititik terendah dalam hidup Lo?" tanya Karin dengan serius


"ohh sorry,gue ngga pernah yang namanya sedih apalgi......dititik terendah"

"hedehh...terserah Lo deh"jawab Karin dengan wajah memelas nya

"Yaudah ayo pulang ahh"sambung karin

Kian dan Karin adalah sahabat dari kecil.mereka selalu menghabiskan waktu bersama sebelum mereka akan sibuk dengan sekolah masing-masing

Mereka baru saja memasuki sekolah menengah atas, dimana mereka akan sibuk mengurus persiapan maupun perlengkapan sekolah masing-masing

Hari itu mereka pergi hanya untuk sekedar membeli Boba di depan komplek, entah mengapa rasanya sangat senang ketika mereka bertemu bahkan hanya sekedar keliling komplek

"yaudah gue masuk dulu,Lo hati ² nanti di nikahin pa Jali hahha" ucap Karin setelah sampai di depan rumah ny

"Gilaaaa"sahut kian sambil berlalu bodoamat

Kian selalu membuat orang di sekitar ny tertawa, dengan ocehan yang di buatnya.
Bahkan dia selalu menjadi tempat berkeluh kesah bagi teman-temannya

Sebenarnya di balik tawa bahagia yang selalu ia tabur di hadapan semua orang, ada banyak beban yang harus ia tanggung.

-------------

Hari semakin larut, namun kian enggan beranjak dari tempat duduk ny.
Ia masih setia memandangi pepohonan dan air yang mengalir tidak jauh dari hadapan ny

"huhhhhh..."
    
"Cape banget rasanya...haha aneh ya padahal ngga ngapain tapi rasanya seperti menanggung beban negara"sambungnya di iringi tawa kecut ny.

"Tapi sudahlah,kaya nya emang gue ngga akan pernah bisa berdamai dengan keadaan"

Setelah itu, ia pun beranjak pergi dari kursi dan segera menyimpan pena yang selalu ia bawa bersama buku notebook ny.

-K A L E N D E R-
                                               
                                                      

K A L E N D E RWhere stories live. Discover now