16. Pingsan

27 8 63
                                    

Haii vrend?

Gas nggak?

Gas nggak?

Gas lah ya kali ngga!

Ngueengg!

Koreksi typo🔊🔊

Happy Reading:)

===============================================
Bahagia ku adalah melihat
Dirimu tersenyum walau senyum itu tidak untukku:)

~Seseorang~

Bughhh

"Maksud lo apa?" Tanya Aza emosi dan memukul Marta membuat seluruh kelas menoleh ke kejadian tersebut

"Nggak tau" Acuh Marta dan pergi meninggalkan kelas

"Maaf" Lirih Marta sambil berjalan menuju parkiran

"Pinter" Ucap seseorang dari belakang tubuh Marta membuat Marta berhenti dan menoleh ke belakang

"Pinter juga akting lo" Kekeh orang tersebut

"Gue tunggu tanggal mainnya habis, dan bahkan bisa lebih dari ini" Lanjut seseorang tersebut dan pergi meninggalkan Marta sendiri

"Gue nggak tau mereka masih bisa bertahan nggak sama gue" Ucap Marta sendiri dan melanjutkan perjalanan nya

Sore ini Marta pulang tanpa mampir ke warkop Pak Dadang yang biasanya dia mampir istirahat dengan teman teman nya

Memasuki halaman rumah nya dengan sorot mata yang penuh kekecewaan

Ceklek

"Assalamu..." Ucap Marta terpotong karena melihat Bi Yanti pingsan di depan pintu

"BIII!" Teriak Marta

"Bangun Bi, astaghfirullah bangunnn!!" Khawatir Marta dan pergi keluar mencari seseorang yang bisa membantu nya

"Pak tolong in Bibi saya pak!" Pinta Marta pada segerombolan bapak bapak yang baru saja lewat

Bi Yanti pun di bawa masuk ke mobil dan berencana untuk membawa nya ke rumah sakit

Marta yang ingin masuk ke mobil tersebut terhalang oleh tangan yang mencekal pergelangan Marta

"Lepasin gue!" Suruh Marta namun Aldin masih mencekal kuat pergelangan nya

"Duluan aja pak" Suruh Aldin langsung meninggalkan pekarangan rumah Marta

Aldin menarik kasar Marta untuk masuk ke dalam rumahnya

"Lo kan yang bikin Bi Yanti pingsan?" Tanya kesal Marta namun Aldin tak menjawab nya

"GUE TANYA,LO KAN?" Tanya Marta lebih keras

"Iya" Singkat Aldin

"Mau lo apasih!!" Kesal Marta frustasi

"Mau saya cuman satu pergi dari sini dan tinggalkan wasiat ayah kamu!" Jawab Santai Aldin

"Jangan harap!" Jawab Marta ketus menghempas cekalan tangan Aldin hingga terlepas

Psikocak [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang