[1] Suami Miliarder Yang Dikirim Dari Surga

Bab 117

Akal sehat Su Bei jelas dikalahkan oleh emosinya. Dia duduk lagi dan berkata dengan suara tenang, "Manajer Fan, meskipun Heting hanya seorang pengemudi, dia tidak perlu malu. Dia tidak mencuri atau merampok. Dia mencari nafkah. Tidaklah memalukan untuk datang ke restoran di negara asing jika dia tidak tahu bahasa asing. Apakah ada orang di dunia ini yang bisa berbicara atau membaca semua bahasa?"

Fan Yinfang tersenyum dan menjawab, "Karena kamu tahu itu, lalu apa masalahnya? Su Bei, bukankah kamu terlalu sensitif?"

"Saya harap saya tidak berlebihan. Manajer Fan, saya dipilih karena saya berhasil dalam audisi. Direktur Baizen melihat bahwa saya memenuhi syarat. Jadi, saya mendapatkan pekerjaan ini adil dan jujur. Saya juga berharap bahwa kita akan memiliki kerja sama yang menyenangkan di masa depan." Su Bei berdiri, tersenyum sopan, dan melanjutkan, "Saya dari S Country. Sepertinya makanan di sini tidak sesuai dengan seleraku. Saya perlu mendapatkan sesuatu yang lain untuk dimakan, jadi saya akan pergi. "

Dia kemudian memegang tangan Lu Heting dan berjalan menuju pintu.

Fan Yinfang menggelengkan kepalanya dan berpikir, 'Su Bei tidak berubah sama sekali. Dia masih menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain. Tapi dia punya sopir yang tampan. Huh!'

Sambil melihat Lu Heting mundur, dia juga berpikir, 'Kurasa tidak akan sulit untuk membuatnya mengemudi untukku.'

"Heting, maafkan aku. Anda hanya datang untuk membantu saya, tetapi saya membuat Anda dalam situasi yang memalukan. " Su Bei tidak keberatan diberi waktu yang sulit di tempat kerja, tapi dia tidak tahan melihat Lu Heting menderita untuknya.

Dia masih tidak melepaskan tangannya. Seolah-olah dia bergandengan tangan dengannya secara alami.

Lu Heting perlahan memegang tangannya dengan ringan. Dia tidak berani memegangnya erat-erat karena takut dia akan menakut-nakutinya.

Dia terlihat tenang, tapi dia sangat puas karena Su Bei telah membelanya.

"Mari kita buat pancake yang digulung dengan gorengan renyah di sana. Mereka tidak asli karena penduduk setempat yang telah belajar membuatnya di Negara S adalah yang membuatnya. Tapi mereka lebih enak daripada makanan Prancis."

Su Bei berjalan menuju toko kue dadar di samping jalan, membeli dua, dan memberikan satu kepada Lu Heting.

Saat dia menarik tangannya, Lu Heting segera merasa ada sesuatu yang hilang.

Segera, Lv Shan bergabung dengan mereka. Dan ketika dia melihat Su Bei sedang makan panekuk, dia menjadi marah. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Su Bei, apakah kamu di sini untuk menghasilkan uang atau apa? Anda telah menyia-nyiakan kesempatan untuk makan bersama Fan Yinfang, dan ini dia, makan panekuk di sepanjang jalan."

Dia juga ingin memarahi Lu Heting. Tetapi ketika dia melakukan kontak mata dengannya, dia kehilangan keberanian untuk melakukannya. Sepertinya getarannya sangat membuatnya takut sehingga dia tidak berani main-main dengannya.

"Saya memiliki beberapa masalah dengan Fan Yinfang. Jika dia benar-benar ingin memecatku, dia tidak akan berubah pikiran bahkan jika aku mencoba segalanya untuk menyenangkannya dan mengorbankan harga diriku." Su Bei telah mengambil keputusan.

Dia bisa menanggung penghinaan apa pun, tetapi dia tidak bisa mentolerir Lu Heting dipermalukan karena dia.

Su Bei telah berusaha sangat keras untuk tidak membalikkan meja di restoran. Dia mampu mengendalikan emosinya dan bahkan mengucapkan selamat tinggal kepada Fan Yinfang dengan sopan.

"Oke, tidak apa-apa." Lv Shan memutuskan untuk menghentikan topik setelah mendengar kata-kata Su Bei. Dan juga, dia merasa momentum Lu Heting mencekiknya. Jadi dia berkata, "Biarkan saja alam mengambil jalannya."

"Jika saya benar-benar kehilangan pekerjaan ini, bantu saya mendapatkan lebih banyak pekerjaan ketika kita kembali," kata Su Bei.

Dia mengatakan ini bukan hanya karena dia perlu menghemat uang, tetapi dia juga tidak ingin pekerjaan Lv Shan menjadi sia-sia.

Lv Shan menatapnya dan berkata, "Oke."

Dia dan Su Bei bekerja sama untuk kepentingan mereka sendiri. Dan sekarang Su Bei memikirkan kesejahteraannya, dia tidak punya alasan untuk menolak.