[1] Suami Miliarder Yang Dikirim Dari Surga

Bab 18

"Kalau begitu Huixian dan aku akan pergi duluan," kata Du Luo.

Su Huixian tersenyum dan berkata, "Su Bei juga akan pergi. Ayo keluar bersama?"

Su Bei setuju dan pergi bersama mereka. Di luar agak dingin, jadi Du Luo melepas mantelnya dan melilitkannya di bahu Su Huixian.

Su Huixian menoleh ke Su Bei dan tersenyum. Itu semacam senyum yang penuh kebanggaan, pamer, dan emosi rumit lainnya.

Sebuah Rolls-Royce kelas atas berhenti di depan mereka. Sopir kemudian keluar dari mobil dan membuka pintu untuk Du Luo dan Su Huixian.

Du Luo mendukung Su Huixian untuk masuk ke dalam mobil. Tapi sebelum dia bisa masuk, dia berhenti dan menoleh ke Su Bei. Dia kemudian berkata sambil tersenyum, "Su Bei, pulanglah jika kamu punya waktu. Kami semua merindukanmu."

Su Bei hanya tersenyum tapi tidak mengatakan apapun.

Rumah keluarga Su bukan lagi rumahnya. Terutama kekecewaan dan ketidakpercayaan ayahnya terhadapnya telah mencapai puncaknya pada hari dia pergi.

Kebencian Su Bei terhadap Su Huixian dan ibu tirinya terlihat di wajahnya. Dia tahu bahwa mereka memiliki niat jahat yang tersembunyi. Orang luar hanya bisa melihat permukaan.

Terlebih lagi, ayahnya telah memilih Su Huixian daripada dirinya.

Jadi baginya, tidak ada alasan untuk pulang dan menyenangkan ayahnya.

Su Bei hendak memanggil taksi ketika seorang pelayan bergegas menghampirinya dan berbisik, "Nona Su, seorang pria bernama Lu Heting mengundang Anda ke kamarnya di lantai atas."

Lu Heting ingin melihatnya?

Apakah dia akhirnya ingat apa yang terjadi lima tahun yang lalu?

Tidak dapat dihindari bagi orang lain untuk memiliki beberapa dugaan ambigu ketika mereka melihatnya bertemu dengan seorang pria di sebuah hotel. Tetapi pada saat ini, dia tidak bisa memikirkan tempat lain yang sesuai untuk pertemuan mereka.

Su Bei memasuki Hotel Hao Jue lagi. Dia naik lift dan menekan tombol lantai tempat kamar Lu Heting berada.

Ketika dia tiba di pintu, dia mengambil napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu.

"Masuk," kata seorang pria di dalam dengan suara dingin dan jelas.

Dia mendorong pintu hingga terbuka dan berjalan masuk. Lu Heting sedang duduk di sofa, terlihat lebih acuh dan terasing dari sebelumnya.

Dalam waktu singkat, sepertinya dia menjadi jauh lebih dingin.

Su Bei menatapnya diam-diam dari sudut matanya. Berpikir bahwa Da Bao juga akan terlihat seperti dia ketika dia dewasa, dia merasa bahagia. Bagaimanapun, putranya memiliki ayah yang tampan.

"Bapak. Lu... Tuan Lu, apakah Anda mengingat saya sekarang?" dia bertanya dengan sopan.

"Tidak," jawab Lu Heting dengan dingin.

Su Bei tidak bisa berkata-kata setelah mendengar jawaban satu kata. Tapi kemudian, dia tersenyum cerah dan bertanya, "Kalau begitu, bisakah kita saling mengenal sekarang?"

"Kedengarannya bagus," jawabnya dengan jelas.

Dia masih tersenyum. "Saya benar-benar berpikir bahwa Tuan Lu tidak akan pernah melihat saya lagi."

Sebenarnya, Lu Heting benar-benar punya rencana seperti itu.

Lagi pula, dia baru saja menghilang lima tahun yang lalu, dan dia bahkan tidak tahu mengapa. Waktu berlalu dalam sekejap. Sekarang, dia kembali.

Dia pikir dia siapa? Seorang pria sekali pakai yang dia gunakan dan kemudian dibuang begitu saja?

Namun, setelah melihat hadiah yang dia berikan, dia berubah pikiran.

"Bapak. Lu, maafkan saya jika saya terdengar mengganggu. Tapi, bolehkah aku bertanya padamu?" Su Bei berkata dengan lugas.

Lu Heting menyipitkan mata padanya. "Kamu sudah membuat gangguan lebih dari sekali malam ini. Jadi, apa salahnya membuat yang lain?"

Su Bei mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Tuan. Lu, apakah kamu sudah menandatangani perjanjian perceraian tahun itu?"

Apel Adam Lu Heting bergejolak dengan keras.

Pertanyaan Su Bei begitu mematikan hingga menghantam lubuk hatinya dengan keras. Dia hampir menjatuhkan cangkir kopi di atas meja.

Terakhir kali dia bersikap seperti ini adalah ketika dia menerima surat cerai.