10_Baikan

17.7K 1.1K 14
                                    

(FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA!BEBERAPA PART AKAN DI PRIVAT!!!)

••••




Berita simpang siur tentang kejadian kemarin telah tersebar di seluruh penjuru sekolah, berita bertambah besar kala ada siswi yang membesar-besarkan hoax bahwa Fraya mendorong dan memukul Aida sampai gadis itu pingsan.

Cewek dengan bandana hitam itu menatap was-was gedung sekolah yang ada dihadapannya, ia meremat tali tasnya kuat guna meredakan rasa gugup.

Perlahan ia menghembuskan napas kaki kecilnya mulai melangkah memasuki bangunan megah itu.

Lirikan sinis para murid langsung mengarah kepadanya, Fraya menunduk dalam ia terus melajukan langkah dan menulikan pendengaran.

kini,seluruh murid SMA GENTARA mungkin telah sepenuhnya membenci dirinya.

seulas senyum tipis terbit di wajah cantiknya kala netra cewek itu menangkap sosok Algar yang berjalan mengarahnya.

"Algar," sapa Fraya namun senyum manis yang dilayangkan cewek itu langsung luntur saat Algar melewatinya begitu saja.

jika biasanya saat di apartemen ia terus berdebat membahas hal yang tidak penting bersama Algar berbeda dengan kemarin, Algar selalu diam sepanjang hari untuk sekedar meliriknya saja tidak.

.*.*.*.*.

Bell istirahat telah berbunyi suara riuh serta pekikan para murid langsung menyambut gendang telinga Fraya, cewek itu bangkit dari kursinya berniat untuk membeli sebungkus roti karena tadi pagi ia tidak sempat membuat bekal.

Saat kaki kecilnya mulai menuruni anak tangga tiga orang gadis datang menghadangnya siapa lagi kalau bukan Keisya si Queen bully SMA GENTARA.

"Ck ck ck.... nggak capek-capek ya Lo nyari sensasi?" ucap gadis itu seraya bersedap dada, Fraya hanya diam tak menanggapi merasa jika ucapan Keisya tak dihiraukan, ia merasa geram dengan segera tangan lentiknya mendorong Fraya ke dinding, membuat Fraya oleng dan terjatuh ke lantai.


Plak!

"Ini buat lo yang sok cantik,"

Plak!

"Ini buat lo yang ganjen."

Plak!

"Dan ini buat lo yang udah berani-beraninya dorong temen gue."
Tiga tamparan berturut-turut mendarat bergantian di pipi mulus Fraya pipinya terasa linu dan kepalanya sedikit pening.

Dengan pandangan yang berkunang-kunang ia mendongak menatap tiga orang yang kini tengah tertawa tak berperasaan.

"Kenapa semua orang jahat? emang aku salah apa?!" teriak Fraya dengan genangan air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya,

"Lo hidup aja udah salah bego!"

Dugh!

"Awwhss..." karena terlanjur kesal Keisya menendang perut Fraya keras hingga cewek itu terbatuk-batuk.

Dengan segera tangannya langsung menutupi perutnya seakan tengah melindungi sang anak yang berada dalam bahaya.

Ia meringis saat merasakan nyeri yang luar biasa pada perut bagian bawahnya.

"Kei darah!" pekik salah satu teman Keisya menunjuk ke arah paha Fraya membuat gadis itu membulatkan matanya keringat dingin mulai bercucuran membasahi pelipis Keisya,

dengan segera Keisya menarik dua temannya untuk meninggalkan Fraya.

"Guys cabut!"

"Tapi kei, itu Fraya berdarah!"

"Biarin emang lo mau di marahin guru nanti?!" kedua teman Keisya kompak menggeleng lantas mereka bertiga langsung berlari meninggalkan Fraya sendiri yang tengah kesakitan.

Tubuhnya bergetar saat merasakan sesuatu yang mengalir melalui sela-sela pahanya.

Dengan pandangan yang mulai mengabur, siluet cewek itu menangkap seorang cowok yang tengah berjalan ke arahnya.

"Tolong," lirih Fraya sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran sepenuhnya.


###

"Maaf-maaf," gumam Algar terus memegangi tangan Fraya erat ia merasa sangat bersalah tidak bisa menjaga Fraya sepenuhnya.

Fraya berusaha membuka matanya dengan pandangan yang masih sedikit kabur,

iris matanya mengelilingi setiap sudut ruangan yang bernuansa putih ini hingga pandangannya berhenti pada laki-laki yang tengah duduk di samping branka sembari terus memegangi tangannya.

Dua detik pandangan mereka bertemu namun dengan segera Fraya memutuskan kontak mata mereka,

"Udah bangun? mana yang sakit?" tanya Algar dengan pandangan khawatir,

"Anak aku gimana?" raut wajah Algar langsung berubah biasanya istrinya ini mengatakan dengan sebutan 'anak kamu' namun berbeda kali ini,

Cowok dengan gaya rambut under cut itu menghela napas berat tatapannya berubah teduh.

"Kata dokter kandungannya lemah," raut sedih langsung kentara di wajah Fraya, Algar langsung menenangkan dengan mengelus lembut lengan cewek itu.

"Maafin gue ya?" ucap Algar dengan tatapan bersalah,Fraya melengos sembari bersedekap dada

"Kenapa kamu disini? katanya aku cuma orang asing," ketus Fraya masih tidak mau menatap Algar.

"Maaf, gue kelepasan kemarin."

"Ci? udahan yah marahnya...."

"~Maaf..." masih belum ada balasan membuat Algar mendengus jari telunjuknya menoel-noel bahu Fraya pelan,

"Apa sih?!" sinis Fraya menatap kesal Algar,

"Dosa loh diemin suami,"

"Dosa loh... nyakitin perasaan istri terus," Skakmat! Algar dibuat tak berkutik dengan tanggapan Fraya.

"Maaf ih," bujuk Algar sambil terus menggoyangkan lengan Fraya.

"Sana jauh-jauh!" sentak Fraya mendorong suaminya agar menjauh dari hadapannya.

"Es cream mau?" tawar Algar, Fraya masih tak mau menatap suaminya.

"Emangnya aku anak kecil! dibujuk pake es cream langsung mau." kesal Fraya dengan muka yang ia tekuk.

*.*.*.*

"Emmm enak banget mau satu lagi dong," Algar dibuat geleng-geleng dengan tingkah istri kecilnya ini tadi nolak giliran sudah di belikan langsung menyambar dengan semangat empat lima.

Untungnya cowok itu membeli tiga corn es cream yang tentunya langsung habis oleh Fraya semua.

Algar terkekeh pelan mengambil satu corn es cream dari plastik putih yang ia genggam kemudian menyerahkannya kepada Fraya.

"Dimaafin nggak?" ucap Algar terus memandang Fraya yang sudah belepotan oleh noda es cream
Cewek berambut hitam itu nampak menimang sambil meletakkan jari telunjuk di dagu,

"Beliin cilok dulu," Algar dibuat menganga dengan cewek di depannya ini, badannya bisa dibilang kecil tetapi apa-apa masuk!












Tremorrr....🤪

Votmen jangan lupa!!

ALGARION[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang