27_Menuju akhir

15.6K 855 25
                                    


Eitts....brow udah mau ending masih pelit Vote? Ga kasian sama aku??







"Kalian siapa?"

Begitu mendengar suara yang sangat ia rindukan, Fraya segera membalikkan badannya betapa terkejutnya ia melihat sosok Algar tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

Fraya tersenyum dalam hati setidaknya jika Algar amnesia, ia masih menjadi dirinya sendiri dengan sifat keangkuhan yang masih melekat pada lelaki itu.

"Ayah!!!" Althar langsung lompat dari gendongan Fraya dan berlari menuju Algar.

"Heh! lo siapa? gue belum punya anak yah....nikah aja belum." kata Algar tak suka.

"Kenalin aku Ata!! kata Buna kan kamu Ayah Ata."

"Mana ada! woi bawa nih anak lo pergi."

Ceklek!

"Maaf keluarga pasien?" tiba-tiba seorang dokter paruh baya datang dengan membawa beberapa kertas putih mungkin data-data berisi tentang penyakit Algar,

"iya dok kenapa?"

"Mari bicara di depan."

Wanita itu Menggung ia menoleh ke kebelakang mengajak Althar untuk ikut dengannya namun, bocah itu enggan melepas tangan mungilnya di lengan Algar.

"Engga mau....Buna kelual sendili aja Ata mau cama Ayah," mendengar penuturan yang keluar dari mulut bocah itu, Algar melotot ia berusaha melepas genggaman Althar.

"Enak aja! Emang gue pengasuh lo? Woi pliss bawa anak lo keluar."

"~Hiks...ndak mau Buna," isakan Althar mulai terdengar Algar yang tadinya memasang wajah garang, mulai kasihan dengan bocah itu, akhirnya ia pasrah dan memilih membiarkannya saja.

"Tolong sebentar aja..." ujar Fraya menatap Algar dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hm." jawab lelaki itu terlihat tak peduli.

Fraya menghela napas panjang kemudian ia keluar, berlalu mengikuti sang dokter.

####

"Mohon maaf sebelumnya.... karena pasien sudah koma selama tiga tahun terakhir, jadi kemungkinan ia kehilangan beberapa ingatan masa lalunya tetapi ibu tenang saja karena itu tidak akan berlangsung lama,"

"ini hanya efek dari koma yang berkepanjangan." ujar sang dokter sembari menyerahkan beberapa kertas putih berisi data-data riwayat penyakit Algar.

"Saya mengerti terimakasih dok." kata Fraya mengangguk kemudian menerima kertas itu.

Dokter itu mengangguk kemudian ia pamit berlalu meninggalkan Fraya.
Wanita itu segera mengambil benda pipih dari saku celananya, kemudian ia langsung menghubungi keluarga Algar.

"Hallo Bunda...ini A-algar,"

"Algar kenapa Fraya?"

"Al--gar udah sadar... " ucap Fraya dengan terbata ia tidak bisa membendung air matanya yang terus mengalir deras perasaannya campur aduk saat ini, antar senang dan sedih tercampur bersamaan.

Dari sebrang telepon sana, terdengar suara Bunda yang juga ikut bergetar.

"Kamu serius?Bunda kesana sekarang." setelah berkata demikian, telepon seluler tertutup.

Fraya menunduk memerhatikan kertas putih yang berada dalam genggamannya, ia meremat tali tas selempang yang ia gunakan bibirnya terus bergetar masih tak percaya lelaki yang amat ia cintai sudah sadar sepenuhnya.

ALGARION[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang