33. Kelinci Bengis

202 33 0
                                    

Kalau dipikir-pikir lagi, untuk apa manusia dilahirkan? Maka jawabannya, untuk mati. Tuhan menguji semua insannya. Mengamati mereka-mereka tentang bagaimana cara menjalani hidup. Tentang bagaimana mereka mengenyahkan maksiat atau justru terjerumus masuk ke dalamnya. Tentang seberapa sering mereka mengingat Tuhan-nya.

Seseorang agaknya pernah bilang. Kondisi paling mengenaskan dalam hidup adalah ketika kamu belum sempat bertaubat, mengubah segala buruk tingkahnya sampai nyawa meregang. Kang Junhee memang begajulan. Narkoba-narkoba itu mungkin akan mengantarkannya pada gerbang penuh siksaan. Entah berhasil menjadi sosok yang lebih baik atau belum, tapi waktunya kelewat singkat.

Malam itu, kakinya melangkah. Niat hati membahagiakan kelompoknya dengan sekotak pizza yang dipastikan gagal meleburkan antusias kawan-kawannya. Kesepian, separuh dari dirinya seakan hilang entah kemana. Mau bagaimanapun, Junhee masih makhluk sosial yang tidak akan pernah sanggup menjalani skenario hidupnya seorang diri.

Hari itu, sosoknya tidak pernah tahu bahwa seseorang bersembunyi dari balik dinding. Di sela-sela tingginya gedung mengapit. Tanpa remang-remang lampu sekecil apapun dan hanya dipenuhi akan gelap gulita yang menyiksa netra. Sesuatu menarik dirinya ke sana. Kelewat kuat. Kang Junhee yang tak tahu-menahu akan kejutan itu pun tak bisa mengelak.

Hanya dalam satu kedip mata, punggungnya didorong keras. Menciptakan debuman. Suaranya menyerupai sesuatu yang berbobot, menghantam permukaan keras lainnya disusul dengan rintihan samar setelah remuk ngilu tulangnya ikut mengudara. Si Kang jatuh. Bersandar di bawah tembok beton. Tangannya tergerak menyanggah punggungnya sendiri. Mata itu berkilat, nyalang. Seseorang berdiri sekokoh menara di hadapannya. Mulutnya mendecih kasar ketika menyadari si pelaku ternyata tak seberani yang ia kira. Bersama masker yang menutupi separuh wajahnya, Junhee dipastikan gagal menelisik sosok itu lewat tatapannya. Gang sempit ini bukan main gelapnya. Sedikit menyesali ketika tukang bangunan pencipta gedung-gedung ini sama sekali tak mengindahkan gang sesempit ini. Tak pernah ada satu bohlam pun yang tergantung di salah satu sisinya.

"Brengsek! Apa maumu?! Cari mati, hah?!" Junhee menyalak. Bagai anjing yang tengah mendeteksi adanya ancaman.

Junhee memancing. Berharap si penyerang membuka mulutnya. Membalas umpatannya atau menderaikan tawanya sebab puas menyaksikan dirinya lumpuh dalam satu lawanan. Sayangnya, dia gagal menarik atensinya. Alih-alih sukses mendengar suaranya, mengingat-ingat siapa pemiliknya, yang ia dapatkan malah sebuah tendangan. Kaki jenjang itu terangkat, menyatu bersama udara. Arahnya ke perut Junhee tapi meleset. Pemuda Kang itu lebih dulu mengelak. Tubuhnya jatuh. Berguling ke sisi kanan menghindari serangan mendadak.

Mengenyahkan ngilu punggungnya, Junhee bangkit. Lebih waspada dari sebelumnya, kuda-kuda itu siap melindungi dirinya.

"Pengecut!" Junhee meludah, ke samping. "Kalau mau nyerang kayak gini, nggak usah pakai topeng segala." Dia tergelak. Menertawai seberapa lucu manusia di hadapannya yang rupanya tidak punya nyali cukup untuk menorehkan catatan kriminal di hidupnya. Orang jahat setengah hati. Antara baik dan tidak.

Junhee siap bersama kuda-kudanya. Barangkali musuh kembali menghambur, memberi serangan tak terduga lagi. Tapi, tangan kanan itu terangkat. Mendarat di maskernya sendiri. Sekon berikutnya, benda itu dilepas kasar. Wajahnya terekspos. Gurat amarah itu berkobar-kobar. Matanya lebih nyalang ketimbang tajamnya mata sang raja hutan.

"Jaemin?" Kerutan samar menghias kening Junhee. Kepalanya sedikit terjulur maju. Nyaris tidak mempercayai pandangannya sendiri tapi toh ini kenyataannya. "Aku nggak bakal serang kamu kalau kamu bilang, apa maksudnya lawan aku kayak tadi?" Junhee melontarkan sebuah kesepakatan. Kewaspadaan itu masih lekat pada dirinya. Walau banyak tanda tanya yang menyerang dirinya saat ini, tapi tatapan Jaemin lebih ampuh membuatnya berjaga.

Lose Me If You Can ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang