2. Accident

560 34 2
                                    

Pagi hari yang dingin, mengingat ini mulai memasuki musim salju. Tampaknya dari kejauhan seorang dengan surai hitam dan netra merah berjalan perlahan mendekati jendela.

"Ahh, musim salju. Kata orang dulu, ketika kau pertama kali melihat kepingan salju turun, dan mengingat seseorang yg lain. Maka dia adalah orang yang mencintaimu." Gumam Lucifer, seraya tersenyum dan menyentuh kaca jendela itu.

...Mammon...

Terbesit nama seseorang. Sontak saja, hal itu membuat Lucifer terkejut.

"Hh, apa yang kupikirkan, mengapa harus namanya? Agh, sebenarnya ada apa dengan Mammon?"

Lucifer benar-benar tak mengerti dengan pikirannya sendiri. Padahal dia hanya ingin merasakan relaksasi di pagi hari. Tapi, yang terjadi adalah dia kembali memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan nya. Sementara Lucifer masih sibuk dengan pikiran nya sendiri. Mari kita beralih ke ruangan yang lain.

_Dapur_

"Belphy, aku akan memasak makanan berkuah. Pasti akan cocok dengan suasana pagi yang dingin ini. Bisakah kau membantuku mengiris kentang? Aku rasa membuat sup kentang dengan ayam kentucky dan sambal terasi sudah cukup nikmat." Terlihat laki-laki ini sibuk dengan urusannya, yaitu menyiapkan sarapan pagi pendahulu kegiatan hari ini.

"Hoam... A-aku ingin membantu, tapi rasa kantukku tak mau beranjak dari kedua kelopak mataku, belzy."
Belphegor, atau panggilannya, belphy hanya bisa memperhatikan saudara kembarnya yang sedang membuat sarapan. Dia ingin membantu, tapi apa daya, rasa kantuknya yang tak kunjung pergi membuatnya mengurungkan niat baiknya itu. "Daripada aku hanya menyusahkan belzy, baiknya aku melanjutkan tidur" - begitulah pikiran belphy, si "Pangeran Tidur".

_Di kamar Asmodeus_

"Selamat pagi dunia!! Ah, bagaimana dengan tidurmu tadi malam? Apakah nyenyak, oh, lihat! Bahkan wajah bantalmu saja sangat tampan dan menawan. Sungguh pemandangan yang indah, terimakasih Tuhan karena sudah memberkati."
Asmodeus, panggil saja Asmo. Rutinitas paginya adalah, menyapa dunia dan memuji dirinya. Sekarang, dia sedang menikmati keindahan akan paras indah miliknya.

"Bisakah kau sedikit tenang, Asmo? Kau mengganggu ketenangan tidurku." Sebuah suara terdengar dari balik selimut. Asmo tertawa kecil, sebelum dia mendekati tempat tidur yang diatasnya ada pemilik suara tadi.

"Hei, bangunlah. Biarkan dunia ini melihat senyum indah mu itu, Satan." Ujar Asmo sembari menarik pelan beberapa surai yang terlihat dari balik selimut.

"Hh, baiklah." Dengan raut wajah kesal, Satan pun mengambil posisi duduk dengan selimut yang masih menutupi setengah bagian tubuhnya.

"Jelek! Aku minta kau untuk memperlihatkan senyumanmu. Bukan wajah cemberut itu." Asmo menangkup wajah milik Satan dan itu sukses membuat pipinya merona.

"Senyum..." Satan melakukan apa yang diinginkan dari Asmo. Dia memperlihatkan senyum khas miliknya. Ditambah dengan kedua pipi yang merona, membuat Asmo tak tahan untuk segera mencium bibir ranum yang berada tepat di depannya.

Chuu...!!!.

Hmmpph...

Sebuah kecupan di pagi hari melelehkan suasana dingin diantara mereka. Merasa kurang, Asmo memaksa masuk kedalam bagian dalam bibir Satan. Dengan gigitan pelan di bibir bawah, sukses membuat Satan membuka sedikit mulutnya. Hal itu tak disia-siakan Asmo. Lidah nya masuk dan melumat lidah milik Satan. Ciuman panas berlangsung. Hingga salah satu dari mereka kehabisan pasokan oksigen dan memaksa untuk mengakhiri ciuman itu. Benang saliva yang tertinggal semakin memanaskan suasana.

"Humph, apa yang kau lakukan,Asmo?" Satan menatap sayu kedua manik orange didepannya. Pemilik netra itu hanya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan yang dilontarkan.

"Jangan bersikap terlalu polos denganku, Satan. Sudah jelas itu morning kiss untuk kita berdua. Apalagi yang ingin kau tanyakan?" Asmo melirik ke arah jam yang berada di dinding kamar. Jam dinding itu menunjukkan waktu untuk sarapan pagi.

"Satan, ayo bersiap. Kita harus memulai hari ini dengan sarapan pagi. Jangan sampai melewatkan nya." Asmo beranjak dari tempat tidur, diikuti Satan yang masih dalam keadaan setengah sadar.

Karena mereka berdua sangat menikmati apa yang baru saja mereka lakukan, membuat tak menyadari keberadaan seseorang yang sedari tadi memperhatikan kegiatan panas mereka.

"A-astaga, apa aku sedang bermimpi?" Gumam seorang yang dari tadi mengintip dari balik pintu. Bukan maksud dirinya sengaja mengintip kejadian itu. Tapi, ketidaksengajaan membuatnya menyaksikan hal yang baginya, mengejutkan.

"Ahh, lupakanlah. Aku kesini memanggil mereka untuk sarapan, anggap saja itu tidak kau lihat, Mammon." Mencoba berbicara dengan dirinya sendiri. Itulah yang dilakukan Mammon, berharap agar bisa melupakan kejadian yang baru saja dilihatnya.

"Pagi, kak Monn!!" Sapaan itu membuat Mammon lagi-lagi terkejut. Dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya, dia membalas sapaan pagi miliknya.

"Y-ya, pagi juga, Asmo, Satan. Segera sarapan ya. Aku permisi dulu." Dengan tergesa-gesa Mammon membalas sapaan itu dan berjalan duluan meninggalkan kedua saudara nya yang kebingungan dengan ekspresi wajah Mammon tadi.

"Ada apa dengan Kak Mon? Aku hanya menyapanya, lho..." Asmo memasang wajah kebingungan disertai jari telunjuk yang berposisi dibibirnya. Membuat nya terlihat sangat imut.

"Ntahlah, biarkan saja. Ayo pergi sarapan." Satan tak menghiraukan kebingungan Asmo. Mereka pun berjalan ke dapur untuk segera sarapan.

* * *

.

.

.

_T. _B. _C.

_Minggu, 22 Aug 2021_

Ashton's FamilyWhere stories live. Discover now