6. Nothing

298 25 2
                                    

"Yah, mau bagaimana lagi? Aku kan yang tertua, tentu saja aku bertanggung jawab atas mereka semua."

Seseorang dengan wajah lelah yang tercetak jelas disana, sedang menatap pemandangan putih bersih karena pepohonan, jalan-jalan, dan lainnya tertutup timbunan salju. Sejenak menyesap coklat hangat, minuman kesukaan nya, berharap bisa sedikit menenangkan pikiran nya yang saat ini sedang kacau.

Dia butuh seseorang untuk menjadi sandaran ketika dirinya berada di titik terendah nya. Jika boleh jujur, tentu saja dia sangat membutuhkan itu. Tapi, takdir tak pernah berdamai jikalau mengangkut hal itu. Seolah dirinya dipaksa bertahan hidup seorang diri di padang pasir tandus yang luas.

"Kak Luci! Aku masuk!"

Selama ini, Lucifer memasang ekspresi wajah tegar untuk menutupi semua beban pikiran serta penderitaan yang ditanggung nya dan berada di punggung nya itu.

"Ya, masuklah. Pintunya tak terkunci." Saut Lucifer dari dalam ruangan untuk menanggapi suara yang tak asing baginya. Sesaat setelah perkataan dari Lucifer selesai terucap, pintu ruangan terbuka dan menampakkan sosok dengan surai blonde yang dibiarkan berantakan. Netra merah ruby dan hijau emerald mereka pun bertemu.

"Sibuk?"

"Menurut mu?"

Sosok dengan netra emerald menatap tajam sosok di seberang nya itu. Kemudian, berjalan perlahan dan mengambil cangkir berisi coklat hangat yang berada di dekat Lucifer.

"Minta, bolehkan?" Lucifer hanya mengangguk pelan dan kembali memandangi tumpukan-tumpukan salju yang sepertinya perlu dibersihkan, agar tak menutupi jalan keluar dari rumah.

"Kak Luci, ada masalah apa?" Suara Mammon menarik atensi Lucifer. Segera ia berbalik dan mengangkat sebelah alisnya.

"Ha?" Dengan wajah berekspresi bingung, masih mencoba menyembunyikan hal yang sedang mengacaukan pikiran nya.

"Ih, kak. Cerita aja. Aku dengerin." Mammon berinisiatif untuk duduk tepat disebelah Lucifer. Menyentuh punggung tangan dan mengusapnya dengan lembut. Terkejut dengan perlakuan Mammon, membuat dirinya terlonjak kaget sampai-sampai mendorong Mammon dan berakhir dengan posisi ambigu untuk keduanya.

"Ehh?!" Rona pipi di kedua pipi Mammon tercetak jelas di sana. Sementara Lucifer, keterkejutan nya semakin bertambah.

"Ah, maaf." Ucap Lucifer sebelum berdiri agar yang berada di bawah nya dapat bergerak, dan Mammon kembalikan posisinya untuk duduk di sofa. Suasana berubah canggung, tak ada yang membuka suara. Entah apa yang dipikirkan keduanya, yang jelas mereka sama-sama larut dalam jalan pikiran masing-masing.

"Kak Luci / Mammon."

"Ah, kakak duluan." Mammon mendahulukan kesempatan bicara kepada yang lebih tua, Lucifer.

"Eh, b-baiklah. A-aku hanya ingin mengatakan kalau aku baik-baik saja. Jadi, jangan terlalu mengkhawatirkan aku." Lucifer melontarkan perkataan itu.

"Begitu ya? Baiklah, aku mau keluar dulu. Maaf karena telah mengganggu waktu mu. Sampai nanti kak Luci." Mammon tersenyum simpul dan beranjak dari tempat ia duduk. Meninggalkan Lucifer yang terdiam membeku disana.

"Huhh, selalu saja menyembunyikan masalah sendirian. Memangnya kakak bisa menyelesaikan semua masalah itu sendiri? Harusnya kan dia berbagi cerita. Bukankah kita bersaudara? Hal seperti itu kan wajar."- batin Mammon.

Menggerutu dalam hati. Kalau boleh jujur, sejujurnya dia sangat tidak suka dengan sikap kakak nya yang selalu bersikap sok tegar untuk menutupi masalah yang sedang dialaminya. Masalah apapun itu. Entah masalah keluarga, pribadi, pekerjaan dan lainnya. Dia selalu saja menyembunyikan itu dan terlihat untuk baik-baik saja padahal kenyataan nya, semua itu berbanding terbalik dengan apa yang dialami dirinya.

"Maaf, Mammon. Bukannya aku tak percaya padamu ataupun saudara yang lain. Tapi, aku sudah terbiasa dengan didikan untuk menyembunyikan hal-hal seperti ini. Jadi, tubuh juga pikiran ku bisa menangani nya. Walaupun tak semudah yang diperkirakan. Tenang saja, aku pasti bisa melalui semua ini. Akan ada waktu yang tepat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi." Isi pikiran seorang Lucifer yang sekarang sedang memijat pelipis nya agar bisa meredam rasa pening di kepala. Kemudian, kembali mencoba menikmati pemandangan salju putih ditemani coklat hangat yang mulai mendingin. Sedingin musim salju saat ini.

* * *


_

di tempat Mammon_

Setelah keluar dari ruangan Lucifer. Mammon pergi ke kamar untuk tidur dan menghangatkan tubuhnya. Dari kecil dia lebih menikmati musim panas daripada musim dingin seperti ini. Satu hal yang membuat nya menjadi begitu.

"Mammon tak tahan udara dingin."

Mammon terbiasa dengan udara lembab dan panas. Berbeda dengan saudara yang lain, mammon lebih memilih bersantai di musim panas dengan berjemur atau berkebun di luar rumah. Yah, melakukan kegiatan yang bisa dilakukannya sambil menikmati cahaya matahari yang menerpa kulit eksotik nya. Ketimbang bermain lempar bola salju ataupun apapun itu yang berhubungan dengan sensasi dingin.

"Langsung tidur atau mandi dulu ya?" Monolog Mammon yang sudah berada di dalam kamarnya. Segera ia memutuskan untuk membersihkan tubuh dan berendam air hangat sebelum mengistirahatkan pikiran dan juga tubuhnya. Mengingat kalau Mammon sangat memperhatikan dan menjaga kebersihan. Yah, hanya kebersihan. Untuk kerapian, dia masih menyesuaikan diri nya.

"Ahh, hangat nya..."

Baiklah, sambil menunggu Mammon menyelesaikan acara mandi-mandinya. Author akan menjelaskan posisi kamar yang mereka tempati. Untuk urutan saudara yang pertama (Lucifer), kedua (Mammon) , dan ketiga (Leviathan). Mereka bertiga menempati kamar masing-masing. Sementara, untuk urutan saudara dari yang keempat sampai ketujuh, menempati 2 kamar. Yang berarti 1 kamar diisi oleh 2 orang. Asmodeus sekamar dengan Satan. Dan saudara kembar, Beelzebub dengan Belphegor menempati kamar yang sama. Jadi, total kamar yang digunakan mereka ada 5 kamar. Akan author berikan sketsa letak kamar mereka.

Yap, begitulah letak kamar mereka yak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yap, begitulah letak kamar mereka yak. Untuk fasilitas yang dimiliki setiap kamar itu, terbilang cukup lengkap. Kamar mandi, meja belajar, lemari pakaian, lemari es ukuran kecil, dan beberapa yang lainnya. Mereka bisa mendekorasi (?) kamar mereka sendiri untuk membuat diri mereka senyaman mungkin di kamar mereka.
Okay, author sudahi penjelasan tentang kamar mereka.
Yosh, Mari kita kembali bersama Mammon ~^°^~

Setelah puas berendam dengan air hangat, Mammon keluar dari bathtub dan memakai handuk kimono. Kenapa Mammon ga pakai handuk biasa? Yah, Mammon sangat buruk dalam hal melilitkan handuk di tubuhnya. Karena itu, Lucifer lah yang membelikan handuk kimono untuk nya. ~~~

"Pakai baju, kemudian tidur sampai waktu makan malam. Yeah!" Teriak Mammon, yang kemudian mengambil baju, memakainya, lalu mengambil posisi paling nyaman di atas tempat tidur nya. Dan membiarkan tubuhnya ditelan selimut dan berlayar ke pulau mimpi...

Kita tinggalkan Mammon tidur yak. Biarkan dia tidur nyenyak. Karena Mammon akan menjadi sangat mengerikan kalau tidurnya terganggu ~×~

.

.

.
T. _B. _C.

_Rabu, 15 September 2021_


#mohon maaf karena slow update :"
Sankyuu

Ashton's FamilyWhere stories live. Discover now