5. Bathtub

413 25 0
                                    

Udara yang dingin di musim ini membuat siapapun ingin menetap didalam kamar dengan penghangat ruangan yang senantiasa menyala. Begitu pula dengan Belphy, selesai membantu saudara kembar nya, Belzy, membereskan dapur selepas kegiatan rutin sarapan pagi. Dirinya ingin segera beristirahat di kamar hangatnya.

"Apa-apaan sih kak Belzy tadi? Ih, kenapa aku jadi kesal sendiri?! Sudahlah, aku mau ke kamar saja. Tidur pasti bisa membuat ku lebih baik!"

Belphy menghentakkan kakinya menunjukkan kekesalan yang dia rasakan saat ini. Bayangan wajah dan tatapan mata yang sulit diartikan sangatlah mengganggu ketenangan pikiran nya.

"Tatapan aneh apa itu? Baru kali ini aku melihat hal seperti itu."

Terlalu sibuk dengan pikiran nya sendiri, sampai-sampai Belphy tak menyadari jikalau dia telah melewati kamar yang menjadi tempat tujuan utamanya.

"Hmm... Kau melewati pintu kamarnya, lho"

"Ehh?!!" Belphy pun memutar balik langkahnya dan tepat di depan pintu itu, seseorang sedang bersandar dan seperti nya telah menunggu lama kehadiran dirinya.

"Perasaan tadi kak Belphy masih di dapur, kok udah ada di sini ya? Apa dia punya kekuatan teleportasi kaya Minato Uzumaki?" -Gumam Belphy sambil melihat kakaknya yang tiba-tiba berada di depan pintu kamar mereka.

"Mikirin apaan? Sampai tidak sadar melewati kamar sendiri." Belzy mendekati Belphy yang masih diam ditempat.

"T-ti-tidak, aku tidak memikirkan apa-apa..." Suara Belphy memelan di akhir kalimat nya. Tentu saja membuat Belzy mengetahui kalau ada yang sedang di sembunyikan dari saudara kembar nya ini.

"Pembohong, kau menyembunyikan sesuatu dariku. Ada apa, Belphy?"

"Deg..."

Ritme detakan jantung Belphy berpacu cepat ketika usapan lembut mulai terasa di rambut halusnya. Usapan hangat dari tangan besar milik kakaknya.

"Sudah kubilang! A-aku tidak memikirkan apa-apa!" Setengah berteriak mengucap perkataan ini. Merasa bersalah karena telah bersuara keras kepada saudara yang lebih tua darinya, membuat Belphy mendongakkan kepala untuk melihat ekspresi wajah yang dibuat oleh orang yang berada di depannya.

"Tatapan mata yang sama?!..."

Belphy tak bisa menyembunyikan wajah imut penuh ekspresi ketika dia sedang dilanda perasaan ataupun pikiran yang terkadang tidak dimengerti oleh nya.

"Mari masuk ke kamar. Di luar sini udara nya dingin." Ucap Belzy sambil menggenggam pergelangan tangan Belphy.

"Agh, Aku tak mengerti dengan tatapan matanya itu."

Karena genggaman tangan serta sedikit tarikan dari Belzy buat tubuh Belphy yang lebih kecil rasanya seperti diseret paksa. Setelah mereka berdua memasuki kamar, Belzy melepaskan genggaman tangannya. Kemudian berjalan ke lemari dan mengambil bajunya.

"Aku mau berendam dengan air hangat, kau pasti lelah, sekarang tidur lah. Aku tak akan menggangu waktu tidurmu." Ujar Belzy sebelum dirinya menghilang dari balik pintu kamar mandi. Sementara itu, Belphy masih berdiri diam di dekat pintu masuk kamar mereka. Sambil memegang pergelangan tangan yang tadi digenggam erat.

"Aku mau ikut mandi bersamamu, kak."

* * *

"Kuharap aku bisa mengendalikan diriku. Aku tak mau jika sampai menyakiti nya."

Kini Belzy sedang menenggelamkan tubuhnya di dalam bathtub yang berisikan air hangat. Tubuhnya tenggelam dalam hangatnya air yang sempat ia teteskan aroma Citrus kesukaannya, berharap pikiran nya bisa tenang dan relax setelah dia hampir kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Ashton's FamilyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin