Part 8 (Sebelum Penangkapan)

256 12 0
                                    

Previously

Dalam ruangan yang temaram, seorang pemuda mengambil selimut miliknya untuk menyelimuti gadis yang masih mengenakan seragam kemeja putih dan rok span pendek. Ia membiarkan gadis itu sendirian berbaring kasur tanpa ranjang yang biasa ditempatinya. Semata agar dia bisa beristirahat dengan leluasa.

Di malam itu Ivan sengaja membawa kekasihnya ke tempat kos dimana ia tinggal. Ia hanya ingin menemani Dara setelah kejadian yang telah membuat jiwanya terguncang. Juga melindunginya dari orang-orang yang mungkin akan mengancam keselamatan. Mengingat ia telah menghajar salah satu petinggi perusahaan.

Dara tampak menggigil mendekap selimutnya. Bukan karena merasakan suhu dingin, matanya menatap kosong ke depan bak tengah menahan amarah bercampur rasa takut. Kantung matanya sembab dengan wajah yang memerah bekas tangisan yang lalu.

Ivan duduk membungkuk kala melihat lebih jelas wajah gadis yang tengah berbaring meringkuk di tempat tidur. Menempelkan telapak tangan ke kepalanya agar Dara bisa merasakan sosok gentel dari sang kekasih.

"Gak usah dipikirin terus kejadian tadi. Besok kamu gak usah masuk kerja dulu ya," ucap Ivan seraya mengusap kepala sang gadis.

Berlanjut mengambil salah satu bantal dan tidur terlentang di atas karpet yang selalu digelar di samping kasur. Menoleh ke samping, melihat wajah Dara yang mulai memejamkan mata. Namun rasa kantuk belum juga dirasakan Ivan. Di benaknya terus terpikirkan kejadian yang telah menimpa kekasihnya, juga tindakan pemukulan yang baru saja dilakukan olehnya. Ivan hanya bisa berharap tidak akan ada hal terburuk yang akan menimpanya nanti.

Seiring malam yang semakin larut membuat dirinya masuk ke alam tidur lebih dalam. Termasuk Dara, namun entah mengapa tubuhnya bergerak-gerak bak orang yang tengah gelisah saat tidur. Bayangan seorang gadis remaja tiba-tiba masuk ke dalam mimpinya.

Dalam potret suasana monokrom yang buram, di dalam sebuah rumah, seorang gadis remaja berseragam SMA ditampar keras oleh seorang pria dewasa yang berdiri di hadapannya hingga terjatuh ke lantai. Dengan kedua tangannya, pria itu lalu mencengkram paksa kerah kemeja seragamnya. Gadis remaja yang ia lihat memberontak ingin melepaskan diri.

Pria bertubuh besar itu tetap memaksa untuk membuka satu per satu kancing kemeja seragam sekolahnya. Hingga gadis itu dibaringkan paksa ke lantai agar bisa melucuti pakaiannya. Gadis remaja itu menjerit-jerit, berusaha mempertahankan pakaian yang dikenakan. Namun apa daya, beberapa kancing seragam telah terlepas.

Pria itu mengangkat rok abu-abu dan menurunkan pakaian dalam yang ada di baliknya. Si gadis remaja tetap berusaha melepas setiap sentuhan dari pria itu sambil memekik dalam tangisan.

Potret buram berganti, namun Dara masih melihat pelakon yang sama. Gadis remaja tanggung yang ia lihat tadi telah berganti pakaian rumah. Namun saat ini ia tengah meringis kesakitan menahan cengkraman tangan seorang pria di rambutnya. Dengan cara mencengkram kuat rambutnya, pria itu terus menyeretnya ke dalam kamar.

"Kapan kamu bisa sopan sedikit sama saya, hah?!" Bentaknya, sebelum pintu kamar ia tutup rapat-rapat. Tampak sebuah ruangan yang tertata layaknya kamar seorang remaja.

"Lepas! Aku cuma pengen jenguk adek! Kalau gak mau nganterin biar aku ke sana sendiri!"

Pria kasar itu melepas cengkraman tangan dari rambutnya dan langsung mendorong gadis yang telah ia seret hingga tubuhnya menabrak tembok. "Kamu gak bisa pergi ke manapun tanpa izin dari saya!

"Emang maneh teh siapa ngatur-ngatur hidup aing?!"

Sontak satu tangan si pria dewasa langsung mengibas. Namun dorongan untuk menampar seketika ia tahan, menatap sejenak dan beralih memegang dagu gadis remaja itu. "Hmm... kayanya bisa diatur."

sHe ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat