Part 16 (Body Count)

547 16 3
                                    

"Scar. Cuma buat nutup bekas luka."

Ibu jarinya mengusap lembut kulit berajah itu lagi. "Luka kenapa?"

"I did self harm a year ago."

"Self harm? Kenapa? Pernah depresi?"

"Iya, when my Ex left me for her future husband in Singapore. Gue ngerasa manusia paling bodoh waktu itu."

"Tapi sekarang gue yakin lu cewek kuat. Suka gambarnya. Kenapa harus bunga lavender? Biar gak digigit nyamuk?"

Dari hembusan yang terasa di tengkuknya ia tahu kalau Nadya tengah menahan tawa. "You're so funny. Gambar ini punya arti. Rasa percaya, dan kesetiaan. And lavender is her name."

"Waw, namanya unik. Lu pasti bucin banget sama dia waktu itu."

"Oh my god, stop talking about that. It's time to sleep," gumam Nadya menahan kantuk.

Dara menggenggam tangan itu lebih erat di dadanya. Menambah rasa hangat pada dinginnya malam. Karena hanya itu yang ia butuhkan, sebuah energi baru. Saat ini hanya Nadya yang bisa mengisi ulang sebagian energinya yang telah hilang.

***

Di depan cermin, seorang perempuan muda mengancingkan kemeja putih lengan panjang bersalur renggang abu-abu. Berlanjut memasukkan bagian bawah kemeja pada celana harem pensil coklat tua yang akan ia kenakan ke kantor. Sedikit berlenggok untuk melihat bagian belakang tubuhnya dalam pantulan cermin. Raut wajahnya tak yakin jika terlihat cocok memakai setelan pakaian itu.

"Kak, ini celananya kok jadi aneh ya kalau dipake di badan gue. Agak kegedean."

Yang dipanggil berjalan mendekati cermin sekaligus untuk mengambil alas bedak bersiap merias wajah. Dari pantulan cermin ia melihat Dara yang masih sibuk bersolek.

"Ya emang harusnya celana apaan? Waktu dipake sama gue itu celana ukurannya emang 7/8 di kaki. Kalau dipake sama lu ya jadinya full leg lah. Orang badan lu lebih pendek."

"Kayaknya kemeja ini lebih cocok dipasangin sama celana warna abu deh. Lu punya gak, Kak?"

Pundak Nadya menurun seraya menatap bosan. "Udah lah, kayak gitu juga cocok. Kita udah gak punya banyak waktu. Satu jam lagi harus udah ada di kantor."

Yang ditatap terlihat luluh dan berlanjut merias wajah di depan cermin. Mengoleskan sebuah krim pelembab sebelum berlanjut menyapukan alas bedak agar tekstur kulit tampak rata.

"Dara, may i know your body count?" Nadya bertanya lagi sembari mengaplikasikan eyeliner di kelopak matanya.

"Body count? Apa itu?"

"Body count is how many people have you slept with?"

Dara yang masih menyapukan alas bedak di wajah tampak kebingungan mendengar pertanyaan itu. "Hah? Apa sih? Sorry, bahasa inggris gue gak bagus-bagus amat."

Alis Nadya menurun seraya menghembus napas cepat dan menghentikan kesibukannya sejenak. "Maksudnya, udah berapa orang yang pernah nge*e sama lo?"

sHe ✔Where stories live. Discover now