Jodoh untuk Raihan ( Oneshoot )

5.6K 471 33
                                    

         17 Tahunku berjalan dengan nyaris sempurna memiliki orangtua yang baik hati, pacar yang tampan, dua sahabat yang setia serta dalam kondisi yang sehat walafiat.

        Aku sedang membuka mulutku lebar, menunggu suapan dua terakhir yang dilakukan Angkasa kekasihku.

" Jangan banyak-banyak Sa, mulutku sulit buat ngunyahnya "

" iya bawel "

      Namaku Mentari Sinar Bumi, nama yang selalu dibilang unik oleh beberapa orang ketika aku memperkenalkan diri.  Minggu siang aku sedang bersama Angkasa menghabiskan waktu berkencan diakhir pekan, Angkasa si pemilik senyum manis kekanak-kanakan nyatanya mampu membius hatiku dengan cepat, membuatku secara gamblang menjawab iya ketika ia memintaku untuk menjadi pacarnya.

       " Aaaaa " aku sudah membuka mulutku lagi, namun pandangan Angkasa terfokus ke sesuatu yang berada dibelakangku. Dia langsung menaruh sendok dan berjalan cepat ke arah belakangku.

" Bulan " serunya keras, aku melihat interaksi mereka yang cukup akrab terlihat, mereka bahkan berpelukan lama dan Angkasa mulai mengacuhkan keberadaanku. Tak lama mereka berjalan kearahku, dengan tangan yang saling bertautan.

" Mentari kenalin ini Bulan teman kecilku, dia ternyata baru pulang dari Amerika " terang Angkasa dengan antusias, yang kutanggapi dengan senyum kecil, sejauh aku mengenal Angkasa dia tak pernah bersemangat itu terhadap sesuatu.

aku berdiri dan balas menyalami tangan Bulan yang memperkenalkan diri.

" gue Bulan, teman Angkasa "

" Mentari, gue ... " sebelum aku melanjutkan perkataanku, Angkasa sudah memotongnya.

" dia gabung sama kita yah " kata Angkasa, yang terpaksa kuangguki.

        Bisa kalian tebak, jika aku menyesal menyetujui perkataan Angkasa. Aku berubah menjadi kambing congek diantara keseruan mereka bertukar cerita. Perasaan bosan melingkupiku, es serut yang tadi terlihat menggoda terasa hambar di lidah.

" jadi kamu pindah kesekolahku ?"

" iya Sa, kamu nanti temenin aku disekolah yah. Kamu kan tau sendiri aku orangnya introvert dan nggak terlalu nyaman dilingkungan baru " terang Bulan dengan memanyunkan bibirnya manja, membuatku jengah untuk tidak memutar mataku

" iya dong, aku akan temenin kamu pokoknya " ucap Angkasa

" makasih "

" sama-sama "

" ekheem " aku berdehem agar mereka menyadari keberadaanku

" Kenapa ?" Tanya Angkasa

" tadi Bunda kirim pesan, katanya minta dianterin ke Butik. Pulang sekarang yuk " ucapku

" tapi Bulan kasian kalau harus sendirian, dia kan masih nggak hafal jalan di Jakarta " jawab Angkasa yang membuatku menggeram marah dalam hati, lebai banget deh.

" nggak papa Sa, aku bisa pulang pakai taksi. Kamu anterin Mentari pulang saja "

" nggak papa ?"

" iya "

" nanti kamu hubungin aku kalau sudah sampai rumah, nomerku masih yang dulu "

" iya "

Wooow percakapan apa yang kudengar didepanku, seolah-olah terlihat sangat jelas jika aku yang menjadi pecundang memisahkan kedua orang yang saling mencintai enggan untuk berpisah.

Duniaku jungkir balik, kehadiran Bulan seperti bom waktu kehidupanku. Dia pandai mengambil hati semua orang, pembawaannya memang humble dan kuakui itu, dia dengan mudah mengambil alih ranking di sekolah, menjadi primadona yang selalu disandingkan dengan Angkasa si top sekolah.
Hah jadi itu yang namanya introvert dan tidak mudah nyaman dengan lingkungan baru, preet lah.

Short Story Collections ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang