nine: dreamland

15.3K 879 25
                                    

"Gimana kondisinya?" tanya Jeffrey dengan tidak sabaran.

"Nggak apa-apa. Tenggorokannya radang terus kayaknya kecapekan doang, masuk angin," ujar Johnny, teman Jeffrey yang berprofesi sebagai dokter penyakit dalam dan kini harus rela dipanggil malam-malam untuk mengecek Runa yang hanya demam. Sangat-sangat menurunkan martabat dokter internisnya.

Buang waktu sekali, pikir Johnny.

"Kok daritadi enggak bangun-bangun? Bawa ke rumah sakit aja kali, ya?" gumam Jeffrey dan mendapat tatapan aneh dari Johnny tentunya. Pastilah orang demam tidur, mana ada orang demam disuruh lari-lari. Johnny menggeleng pelan dan memperhatikan wajah ayu Runa yang terlihat sedikit pucat.

"Lo suka?" tanya Johnny dengan iseng. 

Jeffrey justru bertanya balik, "Hah? Apanya?" 

"Nih bocil, lo suka?" ulang Johnny. 

Sepertinya Jeffrey berkelit dengan batinnya sendiri sebelum menjawab, "Ya nggaklah, gila lo" balasnya sambil memalingkan wajah. 

"Ya udah kalau gitu buat gue aja," ucap Johnny dengan gamblang, lagipula Johnny tidak masalah dengan yang lebih muda banyak.

"Heh gila, inget istri lo," desis Jeffrey dan menatap nyalang Johnny. Dalam hati, ia berkobar, panas, panas.

Johnny masih menatap Jeffrey dengan tenang dan tertawa kecil. Niatnya menggoda Jeffrey ternyata berhasil "Lah, lo lupa gue udah duda sekarang?" pancing Johnny lagi dan lagi. Lucu, ekspresi sahabatnya saat sedang cemburu memang sangat lucu. 

Jeffrey termenung baru ingat kalau Johnny sudah cerai dengan mantan istrinya bulan lalu. "Ya gimana? Suruh pindah rumah gue aja dah pasti terawat dengan baik kok," tutur Johnny dengan sengaja menyentuh dahi Runa dan menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah sang gadis yang masih asyik tertidur.

"Gak usah pegang-pegang!" geram Jeffrey saat ia melihat gadisnya disentuh oleh orang lain barang sehelai rambut pun. 

"Ngaku ajalah kalau suka. Ngapain malu-malu, gue balik dulu," kekeh Johnny sebelum ia keluar dan menepuk pundak sang sahabat. 

Jeffrey terduduk di kursi sebelah ranjang Runa dan menangkup wajahnya dengan tangannya. "Astaga udah gila lo Jeff, she's 13 years younger than you," gumamnya pelan. Perlahan Runa menggerakkan badannya dan posisinya jadi memiring ke arah Jeffrey. "Saya harus gimana sama kamu, Runa?" 

Jeffrey mendekatkan wajahnya ke arah Runa dan mendengar dengkuran halus gadis itu.

: : :

Suasana angin semilir memasuki sebuah kamar cukup luas dengan nuansa tropikal. Runa melihat sekelilingnya, ia sedang berada di sebuah kamar cukup luas yang langsung mengarah ke pantai lepas. "Woah!" Runa memekik senang melihat pemandangan matahari terbenam sambil membuka pintunya dan menghirup udara pantai yang segar.

Ah, Runa jadi rindu pergi liburan bersama dengan kedua orang tuanya di Pulau Dewata.

Gadis itu menutup matanya dan menikmati momen ini, lumayan menghilangkan penat di tengah-tengah sibuknya kuliah. Tiba-tiba ada tangan melingkari pinggang rampingnya dan membuatnya terlonjak kaget sekaligus kegelian.

"Shh, ini saya" Sejenak Runa meremang mendengar suara yang tidak asing itu dan terus menggeliatkan tubuhnya untuk lepas dari rengkuhan pria yang tidak lain tidak bukan adalah Jeffrey.

Tapi, Jeffrey terus menahan pergerakan gadis itu dan makin mengeratkan pelukannya. Dagunya ia letakkan di atas pundak Runa dan menghirup wangi gadis itu dalam-dalam.

Oncle [Masih Revisi Beberapa Part]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang