Antara Aku, dia dan Dia

17 3 1
                                    

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’:32)

Kututup mushafku dengan hati-hati. Kemudian ku cium dengan penuh cinta. Hatiku bergetar setiap kali membaca ayat ini. Ayat tentang zina. Dan aku bertekad dalam diriku untuk tidak  dekat-dekat dengan yang namanya zina apalagi pacaran. Namun, ada saja ujian keimanan yang harus aku hadapi satu persatu demi menjaga izzahku sebagai seorang wanita. Nama ku Firdah. Aku bukanlah seorang wanita sholehah. Tapi aku berusaha untuk memantaskan diri menjadi wanita sholehah yang dirindukan syurga. Semoga malaikat menyampaikan keiinginanku ini kepada sang Rabb ku. Sang Pemilik hati.

.

Hatiku seketika berdesir ketika handphone ku bergetar dan terpampang jelas nama yang ada di notif tersebut. Seseorang yang selama ini aku benci. Seseorang yang disukai oleh teman dekatku sendiri. Dengan seenak hati membuka pintu hatinya kepadaku.

Raihan

Assalamualaikum

Firdah

Waalaikumsalam

Raihan

Kamu gimana kabarnya?

Firdah

Baik. Ada keperluan apa ngechat aku?

Raihan

Nggak ada. Nanya doang.

Firdah

Ohh.

Raihan

Hmm. Kamu masih jomblo kan?

Firdah 

Iya. Memangnya kenapa?

Raihan

Cuma mau mastiin aja

Firdah

?

Raihan

Kita pacaran yuk

Aku kaget bukan main. Kuletakkan handphone ku dan berpikir dengan jernih. Aku tau ini siasat setan untuk menjerumuskanku kedalam kemaksiatan. Apa maksud lelaki ini.  Kami tidak mengenal dengan dekat satu sama lain. Aku hanya mengenalnya sebatas tau namanya saja. dan teman dekatku sedang menyukainya. Aku tak ada perasaan apapun kepadanya. Tiba-tiba ia datang dengan mengajakku bermaksiat. Hati ini langsung menolak. Aku abaikan pesan yang dikirimkan oleh Raihan dan pergi kekamar mandi untuk berwudhu. Sepertinya aku butuh menenangkan diri dengan bermunajad kepada-Nya.

.

Flashback on

Tiga tahun yang lalu

“eh, Fir. Lo nggak pengen apa pacaran gitu. Kan enak ada yang perhatian. Selalu nanyain kabar, suka khawatirin kita. Lo nggak pengen apa?. Gue denger-denger juga kemaren Dimas nembak elo. Terima aja Fir.”

“ehmm nggak deh Ra. Gue udah janji sama diri gue sendiri. Gue nggak mau pacaran Ra. Buang-buang waktu gue aja.”

“yahh cupu lo Fir. Jaman udah beda sekarang. Apalagi masa-masa SMP tuh harus seneng-seneng. Udah deh jangan sok suci lo Fir.”

Firdah tersenyum dengan perkataan temannya. Sudah biasa ia mendapat cibiran seperti ini. Memang jaman sudah berubah. Ketika orang-orang berbondong-bondong untuk saling mengumbar kemaksiatan dan dosa dianggap seperti angin lewat saja.

Di kelas hanya Firdah seorang diri yang masih memegang prinsipnya itu dengan kuat. Kadang kala ia suka khilaf. Terbesit dalam hatinya untuk menerima cinta yang Dimas berikan kepadanya. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antologi KataWhere stories live. Discover now