Pt. 11

1.1K 128 6
                                    

Langit semakin gelap, bahkan pengunjung di sebuah cafe pinggiran kota ini semakin ramai. Banyak pasangan bahkan beberapa orang yang datang bersama dengan teman maupun keluarganya hanya untuk sekedar bercengkrama dan menghabiskan waktu bersama sama.

Hujan turun tapi tak sederas biasnya, hanya sedikit gerimis yang mampu membasahi seluruh jalanan kota dan membuat udara yang dingin semakin menusuk.

Di sinilah, di sebuah cafe bertema minimalis serba putih dua orang yang bahkan tak pernah berbicara intensif bertemu. Ahh tidak, bahkan salah satu dari mereka di tarik paksa untuk pergi bersama.

"Ada apa denganmu sebenarnya? kau tidak lihat ini sudah gelap hah!" Ujar Renjun yang sudah sejak sejam yang lalu selalu mengeluarkan gerutuan tak jelasnya.

"Diamlah!" Ujar orang di hadapannya.

"Baik! jika kau ingin diam disini maka aku akan pergi sekarang. Aku banyak kerjaan yang haru aku selesaikan dan kau.... ah sudahlah! aku pergi, permisi!" Ujar Renjun yang suadh berdiri tapi sebelum kakinya melangkah, ia di halangi oleh orang yang sudah sejak sejam yang lalu berada di depannya.

"Apa maumu sebenarnya?" Tanya Renjun untuk yang kesekian kalinya.

"Kau!" Ujarnya singkat.

"Kau gila? Apa kau tau apa yang kau katakan barusan tuan Jeno?" Ujar Renjun penuh penekanan karena ia tidak mau semua orang mendengar apa yang mereka bicarakan apalagi di depannya adalah orang yang sangat di cari belakangan ini.

"Jika dengan gila aku bisa memilikimu maka akan aku katakan jika aku benar benar telah gila" Ujar Jeno tegas.

"Kau benar benar sudah gila! Biarkan aku pergi dan jangan muncul di hadapanku lagi!" Ujar Renjun memberanikan diri melangkah menuju pintu masuk cafe yang berada tepat di samping Jeno.

"Bisakah kau diam dulu di sini?" Tanya Jeno menahan tangan Renjun.

"Kau gila? bahkan aku sudah berada di tempat ini dari sejam yang lalu dan kau tak mengatakan apapun! Aku punya banyak urusan" Ujar Renjun.

"Bisa aku bicara padamu lain kali?" Tanya Jeno.

"Tidak, lupakanlah jika kita pernah bertemu dan lupakan juga jika aku pernah akan bergabung dengan grupmu" Ujar Renjun meninggalkan Jeno yang masih berdiri diam meilhat Renjun yang keluar dengan berlari.

"Hhhhh, Jeno-yaa kau benar benar bodoh! Sekarang kau akan sulit bertemu dengannya" Monolog Jeno mengacak sedikit rambutnya dan kembali duduk ke tempat dimana ia duduk tadi.

Di sisi lain, Renjun benar benar tidak habis pikir dengan jalan pikir Jeno yang aneh menurutnya. Renjun kembali ke agensi dengan berjalan kaki di basahnya jalan sehabis hujan sambil sesekali melihat ke arah sekeliling dimana ramainya orang orang yang sedang menghabiskan waktu.

Renjun kembali ke agensi bukan untuk kembali menjadi anggota agensi melainkan ia mengambil mobilnya yang tertinggal karena Jeno tadi. Tapi saat setelah Renjun masuk ke dalam agensi, banyak tatapan mata yang menatapnya.

Renjun tidak bodoh untuk tidak menyadari alasan dari semua ini, tapi tetap saja ia harus memaksakan senyuman yang bahkan tidak jelas siapa yang harus menerimanya.

"Ahh Renjun? kenapa kau kembali?" Tanya salah seorang staff.

"Ahh aku hanya kesini untuk mengambil mobil" Ujar Renjun.

"Memangnya kau tadi darimana? kenapa mobilmu kau tinggal?" Tanyanya lagi.

"Ahh ya tadi ada sedikit urusan jadi mobil ku tinggal dulu di sini" Ujar Renjun.

"Begitukah?" Tanya tanyanya lagi.

"Ya, ahh yaa maaf tapi aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lain waktu" Ujar Renjun.

RIDICULOUS (NOREN EDITION)Where stories live. Discover now